Rumah Politik Jatim
Inilah Lima Reorientasi Pembangunan, yang Ditawarkan Prabowo Subianto Jika Terpilih di Pilpres 2019
Inilah Lima Reorientasi Pembangunan, yang Ditawarkan Prabowo Subianto Jika Terpilih di Pilpres 2019.
TRIBUNMADURA.COM, JAKARTA - Calon Presiden Nomor 02 Prabowo Subianto akan melakukan Reorientasi Pembangunan, jika dia terpilih dalam Pilpres 2019 dan digelar 17 April nanti.
Hal itu ditegaskan Prabowo saat memberikan Pidato Kebangsaan, di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Senin (14/1/2019) malam, dengan mengusung tema, Indonesia Menang.
"Harapan kami yang ada untuk seluruh Indonesia adalah mewujudkan cita-cita bersama. Apa yang harus kita lakukan, dan akan kita lakukan bersama di lima tahun kedepan," kata Prabowo, pada sambutannya.
"Kami memberi nama Reorientasi Pembangunan dan pengelolaan Republik Indonesia," lanjut Prabowo yang langsung disambut tepukan tangan ribuan peserta pertemuan yang memadati acara ini.
Prabowo Subianto lantas menjelaskan, bahwa Reorientasi pembangunan adalah cara mengubah arah menuju arah yang benar. "Hal ini diperlukan agar bangsa lebih kokoh," katanya.
• Pengamat Politik UB Malang: Pidato Prabowo Lebih Konkrit dan To the Point Sampaikan Visi Misi
• Visi dan Misi Prabowo-Sandi Direvisi, Sandiaga Uno: Atas Masukan Masyarakat Usai Keliling Indonesia
• Prabowo Sampaikan Pidato Kebangsaan, SBY dan Belasan Duta Besar Negara Sahabat ini Akan Hadir
Ia memberikan lima indikator bangsa dikatakan sebagai bangsa yang kokoh. Pertama, Swasembada pangan.
"Kita harus memperkuat pangannya sendiri. Kita harus mampu untuk mengatur dan seluruh makan dengan baik. Tidak ada yang boleh kelaparan di Republik kita ini," tegasnya.
Kedua, swasemabada energi atau swasembada bahan bakar. "Kita harus menciptakan bahan bakar sendiri dari energi. Padahal pemerintah sudah meramalkan bahwa tidak lama lagi, diramalkan kita harus 100 persen impor bahan bakar energi kalau tak bisa melakukan inovasi," ucapnya.
Indikator ketiga bangsa yang kuat adalah mampu swasembada airbersih. "Di dalam 2025 akan mengalami krisis air. Saat ini di seluruh nusantara sudah ada kesulitan air bersih. Misalnya, di Sragen. Mereka tidak minta spanduk, kaos saat kampanye, tapi tangki air," kata Prabowo.
Keempat, harus memiliki lembaga negara yang kuat, bersih, dan berintegritas. Misalnya, hakim, jaksa, dan polisi yang unggul dan jujur.
"Kita perlu inteligen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat. Inteligensi seharusnya ngintelin musuh negara, jangan ngintelin mantan Presiden, mantan Ketua MPR RI, anaknya proklamator, mantan panglima, ulama. Kalau mau intelin mantan pangksotrad, nggak apa-apa," sindirnya.
• Pakar Komunikasi Unair Nilai Pidato Kebangsaan Prabowo Terlalu Ofensif dan Tidak Mengena ke Publik
• Mahasiswa: Jika Prabowo Jadi Presiden, Lebih Baik Mana Dengan SBY? Begini Jawaban Politisi Gerindra
• Hasil Survei Terbaru SSC untuk Pilpres 2019, Jokowi-Makruf Amin Tetap Ungguli Prabowo-Sandi di Jatim
Kelima, angkatan perang yang unggul. "Tentara harus kuat, namun bukan untuk gagah-gagahan," katanya.
"Kita ingin meneruskan kepemimpinan SBY sukses memimpin 10 tahun. Beliau mengajarkan bahwa 1000 kawan terlalu sedikit, 1 lawan terlalu banyak. Namun, kalau kita lemah, biasanya diinjak-injak," tegas Prabowo.
Acara Pidato Kebangsaan oleh Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto ini diikuti oleh ribuan peserta. Sejumlah Ketua Umum Partai Pengusung pun hadir.
Di antaranya, Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum PKS Shohibul Iman, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediyati Hariyati, dan sejumlah figur dan tokoh lainnya. (Surya/Bobby Koloway)