Pertumbuhan Ekonomi Selalu Diatas Nasional, Ini Pesan Pakde Karwo untuk Khofifah Sebelum Lengser
Pertumbuhan Ekonomi Selalu Diatas Nasional, Ini Pesan Pakde Karwo untuk Khofifah Sebelum Lengser
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Selama dua periode pemerintahan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Soekarwo (Pakde Karwo) - Saifullah Yusuf (Gus Ipul), rata-rata pertumbuhan ekonomi Jatim selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Seperti pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,45% atau berada di atas nasional yang tercatat sebesar 5,07%. Sementara tingkat inflasi di Jatim pada tahun yang sama mencapai 4,04%.
Walaupun mendapatkan catatan yang positif, Pakde Karwo yang akan lengser pada 12 Februari 2019 nanti, tidak mempunyai banyak pesan kepada Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa.
• Atraksi Barongsai dan Liong Meriahkan Perayaan Imlek 2019 di Bandara Juanda Surabaya
• Seminggu Lebih Perempatan Jalan Kartini Ditutup, Akses Warga Sumenep Terganggu
"Tidak ada pesan, karena semua sudah ada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) nya toh," kata Pakde Karwo, Minggu (3/2/2019).
Namun begitu, Pakde Karwo menyampaikan, hendaknya pemerintahan selanjutnya bisa sustainable atau berkelanjutan dari pemerintahan sebelumnya.
Dalam beberapa kesempatan, Pakde Karwo sendiri sebenarnya seringkali menyampaikan dua kunci strategi dalam membangun ekonomi di Jatim.
• Taeyeon Girls Generation Diteriaki Nama Baekhyun EXO oleh Fans, Ekspresi Wajahnya Jadi Perhatian
Dua kunci strategi ini adalah pembangunan kerakyatan yang partisipatoris dan inklusif.
Pengertian partisipatoris, menurut Pakde Karwo adalah melibatkan semua elemen yang berkepentingan dalam menyusun kebijakan.
Dalam menjalankan konsep ini Pakde Karwo juga membuka ruang publik untuk membangun nilai keadilan.
Konsep ini diyakini Pakde Karwo akan bisa menjaga stabilitas situasi dan kondisi di Jatim yang kemudian perekonomian akan tumbuh dengan sendirinya.
Sedangkan inklusif adalah menghadirkan kebijakan fiskal yang adil dan tepat untuk melayani serta memfasilitasi perekonomian yang merangkul semua segmen, baik itu segmen besar, menengah, maupun kecil.
Pendekatan ini menurut Pakde Karwo juga merupakan cara mengatasi kegagalan liberalisasi yang hanya menekankan efisiensi, tetapi tidak mendorong pertumbuhan inklusif dan berkeadilan. (Sofyan Arif Candra Sakti)