Berita Pamekasan

Kisah Holipah, si Yatim Pengrajin Batik Podhek Pamekasan yang Karya Perdananya Dihargai Rp 20 Juta

Kisah si Holipah, Anak Yatim Pengrajin Batik Podhek Pamekasan, Karya Perdana Langsung Dihargai Rp 20 Juta.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/KUSWANTO FERDIAN
Batik karya Holipah yang dibandrol harga Rp 20 juta di sentra Batik Podhek, Desa Rang Perang, Kecamantan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Jumat (8/3/2019). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Batik adalah warisan budaya dengan nilai seni yang tinggi. Setelah ditetapkan Unesco sebagai warisan budaya non benda Indonesia, batik berkembang pesat di Indonesia, termasuk di Kabupaten Pamekasan.

Upaya meningkatkan produksi batik terus dilakukan banyak kalangan. Pasalnya, batik merupakan salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Pamekasan.

Tak terkecuali di Dusun Podhek, Desa Rang Perang Daya, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Yang dikenal dengan batik Podhek yang khas dan bernilai tinggi.

Adalah Holipah, anak yatim saat itu, pengrajin batik asal Dusun Podhek yang baru belajar batik, tetapi karyanya sudah langsung dibandrol cukup mahal, yakni dengan harga Rp 20 juta.

"Di Podhek, anak-anak rata-rata mondok, termasuk Holipah anak yatim yang mondok di daerah Podhek," ujar Rusdy, yang melatih Holipah kepada TribunMadura.com, Jumat (8/3/2019).

Sempat Hampir Punah, Batik Podhek Pamekasan Tenar Hingga Mancanegara, Perajin Butuh Pelatihan Lebih

Bayinya Lahir Buntung, Ibu Kandung di Sumenep ini Langsung Ngebut Pakai Motor Membuangnya di Kuburan

Prabowo Disambut Ribuan Santri di Madura, La Nyalla Sebut itu Warga Didatangkan dari Daerah Lain

Rusdy menceritakan, sebelumnya ia minta izin kepada kiai pengasuh pondok Holipah untuk melatihnya kerajinan membatik, dengan alasan anak yatim harus mandiri.

"Atas izin pengasuh tempat pondok akhirnya Holipah diizinkan, maka kalau saya ke Podhek, Holipah minta izin pulang duluan untuk belajar batik setelah salat Zuhur. Dia rajin dan cerdas," kata Rusdy.

Dirinya, kata Rusdy langsung mengajarkan batik yang paling halus alias batik Podhek yang khas.

Ketekunan dan kesabaran Holipah akhirnya menghasilkan karya yang luar biasa.

"Berkat ketekunannya, akhirnya Holipah mampu membuat batik pertama yang harganya tembus Rp 20 juta," bebernya.

Hadi pengrajin batik podhek asal desa Rangperang Daya, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Kamis (28/2/2019).
Hadi pengrajin batik podhek asal desa Rangperang Daya, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Kamis (28/2/2019). (TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN)

Angkat Potensi Desanya, Warga Mojokerto Buat Batik Corak Khas Majapahit, Dibanderol Sampai Rp 3 Juta

Kasmaran Dengan Pria Selingkuhannya, Wanita Ini Tega Bunuh Suaminya Sendiri Dengan Jamu Oplosan

Mau Pulang ke Rumah Merayakan Hari Ultah Istri, David Malah Dapati Istrinya Tewas Dengan Selingkuhan

Karya pertamanya seharga puluhan juta tersebut bermotif buketan dengan latar daun-daun kecil dengan pewarnaan yang luar biasa.

Hal ini memerlukan sembilan kali celup dan tiga kali lepas malam.

"Prosesnya memang lama," katanya.

Dengan begitu, tingkat kehalusan yang didapat luar biasa. Sayangnya, karya Holipah belum ada yang meminang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved