Penjual Sayur Selamat dari Timbunan Longsor, Ia Sempat Mendengar Gemuruh Tanah yang Akan Longsor

Lukito (33), penjual sayur asal Dusun Bebekan, Desa/Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, hanya bisa bersyukur karena dirinya selamat dari musibah longsor

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/IMAM TAUFIQ
Warga beserta Polisi dan TNI gotong royong membersihkan tanah longsor 

TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Lukito (33), penjual sayur asal Dusun Bebekan, Desa/Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, hanya bisa bersyukur karena dirinya selamat dari musibah tanah longsor, yang terjadi di jalan raya jurusan antarkecamatan, yakni Kecamatan Doko dan Kecamatan Wlingi.

Sebab, saat kejadian Minggu (24/3/2019) dini hari itu, dirinya sedang melintas karena hendak pergi ke Pasar Wlingi.

Untungnya, ia berhasil menancapkan gas sepeda motornya saat terdengar suara gemuruh, yang tak lain suara tanah tebing di jalan Dusun Carangkembang, Desa Suru, Kecamatan Doko itu mau longsor.

Sekap Seluruh Penghuni Rumah, Empat Perampok Berhasil Gasak Puluhan Juta, DVR CCTV Turut Dicuri

Vanessa Angel Jalani Bimbingan Konseling Psikologi, VA Akui Kangen Daddy Sambil Menangis

Usai Jambret Ponsel Milik Mahasiswa, Jambret Gagal Kabur dan Sempat Diamuk Massa Saat Jalanan Macet

"Kalau saya nggak ngegas sepeda motor saya, ya bisa jadi tertimbun tanah longsor itu. Itu saya gas karena saya mendengar suara kemrosok dan tiang listrik sudah mirin (mau roboh)," tutur Lukito, yang tak henti-hentinya bersyukur atas keselamatannya itu.

Meski selamat dari musibah, namun Lukito dan pedagang lainnya tetap mendapatkan kendala. Sebab, saat pulang dari pasar atau sehabis belanja dari Pasar Wlingi, mereka tak bisa melintas di jalan yang kini tertimbun tanah longsor tersebut.

Sebab, jalan yang menghubungkan dua kecamatan itu, kini tertimbun tanah longsor setinggi 2 meter, dengan panjang 8 meter. Ditambah, timbunan tanah itu bercampur bongkahan kayu dan bambu, sehingga membuat proses pembersihannya sulit.

"Kini, kami dan pedagang lainnya, harus memutar sejauh sekitar 7 km, untuk menghindari jalan yang tertimbun longsoran itu. Ya, kami harys memutar jauh karena harus lewat Desa Popoh, Kecamatan Selopuro," ungkap Lukito.

Sementara, AKP Sunardi, Kapolsek Doko mengatakan, penyebab longsor itu karena diduga akibat hujan yang mengguyur seharian kemarin, Sabtu (23/3/2019). Bahkan, hingga tengah malam kemarin, gerimis belum reda.

Akibat hujan itu, menyebabkan tanah perengan yang atasnya tegalan itu tergerus, sehingga tak kuat menahan guyuran air hujan. Akhirnya, tebing setinggi 10 meter itu longsor, hingga menutup jalan, yang jadi satu-satunya akses warga Kecamatan Doko ke Kecamatan Wlingi.

Persela Lamongan Vs Madura United, Dejan Antonic Waspadai Ketajaman Washington Brandao

Kreasi Aneka Olahan Makanan Tradisional Sumenep Berbahan Dasar Buah Srikaya, Nikmat dan Gampang

Demi Melestarikan Budaya, Warga Desa Batu Kalangan Pamekasan Gelar Lomba Pencak Silat

"Kini sudah dilakukan pembersihan, namun belum tuntas karena tak ada alat beratnya, dan hanya dilakukan warga desa setempat secara gotong royong," ungkapnya.

Kendalanya, papar dia, meski menggunakan alat berat namun tetap tak bisa dilakukan. Sebab, medannya sulit karena sebelah kanan jalan itu, jurang, sedang sebelah kirinya adalah perengan. Karena itu, kalau menggunakan alat berat, malah dikhawatirkan terjadi tanah longsor susulan.

"Makanya, kami bersama warga sepakat untuk kerja bakti saja. Toh, menunggu datangnya alat berat juga lama," paparnya.

Kemungkinan, Senin (25/3/2019) pagi, jalan yang tertimbun tanah longsor itu sudah bisa dilewati. Sebab, hingga Minggu (24/3) sore kemarin, masih dilakukan proses pembersihan. Dan, untuk tanah longsoran yang menutup jalana itu sudah disingkirkan dengan dibuang ke jurang atau kanan jalan.

"Untuk membersihkan tanah liat yang menempel di jalan aspal, itu dilakukan penyemprotan oleh mobil pemadam kebakaran," pungkasnya. (Imam Taufiq)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved