Berita Pamekasan

Harga Cabai di Pamekasan Melonjak Tajam, Konsumen Kebingungan, Harap Harga Kembali Normal

Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisonol di Pamekasan kini melonjak tajam.Semula harganya Rp 15.000 per kg, kini meroket hingga Rp 80 ribu

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM/M SUDARSONO
Harga Cabai di Pamekasan Melonjak Tajam, Konsumen Kebingungan, Harap Harga Kembali Normal 

Harga Cabai di Pamekasan Melonjak Tajam, Konsumen Kebingungan, Harap Harga Kembali Normal

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisonol di Pamekasan, Madura kini melonjak tajam.

Semula harganya Rp 15.000 per kg, kini meroket antara Rp 70.000 – Rp 80.000 per kg.

Kenaikan ini sudah berlangsung sejak 10 hari lalu.

Siti Amina (62), pemilik Warung Sederhana, di Jl Pintu Gerbang, kepada TribunMadura.com, Selasa (23/7/2019) mengatakan, ia tidak percaya dan kaget ketika tiga hari lalu membeli cabai rawit di pasar, karena harganya naik drastis, sebesar Rp 80.000 per kg.

Menurut Siti Amina, sekitar dua minggu lalu, membeli cabai rawit di Pasar 17 Agustus, Jl Pintu Gerbang, harganya masih Rp 15.000 per kg, kemudian ia membeli lagi naik menjadi Rp 20.000 per kg dan seminggu lalu Rp 30.000 per kg, namun kini sudah naik lagi.

Bocah SD Dimarahi Lalu Diseret dari Kelas oleh Oknum Polisi, Ustazah Histeris, Sang Bocah Terguncang

Cewek Pendaki Disetubuhi Teman Agar Sembuh dari Hipotermia, Viral di Medsos, Basarnas Ikut Komentar

Asyik Menghirup Lem, Bocah 14 Tahun ini Tewas, Hidung Masih Menempel Jeriken Lem, Diduga Overdosis

 “Saya membeli cabai rawit ini tiga hari sekali. Karena dalam tiga hari, warung saya menghabiskan cabai rawit. Meski harganya mahal, tetap saya beli, karena ini kebutuhan untuk warung nasi saya,” kata Ny Siti Amina.

 Sedang pantauan di lapangan antara pedadang polowijo di Pasar 17 Agustus dengan pedagang polowijo di Pasar Kolpajung, Kecamatan Pamekasan, harga cabai rawit tidak sama.

Di Pasar 17 Agustus harga cabai rawit masih berkisar Rp 80.000 per kg.

 Seperti yang diungkapkan Ju, salah seorang pedagang di Pasar 17 Agustus.

Tingginya harga cabai rawit ini sudah berlangsung sekitar 10 hari lalu.

Ia tidak mengerti kenapa harganya saat ini melonjak.

Menurutnya, bisa jadi karena cabai rawit di pedagang besar juga menipis, karena di tingkat petani cabai rawit juga kosong.

Ibu Ju, pernah menanyakan kepada pedagang besar cabai rawit, kenapa harganya bisa tinggi seperti ini dan kapan harganya turun. Sebab sejak harga cabai rawit naik, pembelinya tidak seramai sebelumnya, ketika harganya masih di bawah Rp 20.000 per kg.

 “Waktu saya kulakan cabai rawit, saya tanya kenapa harganya naik begitu tinggi. Padahal di saat Hari Raya Idul Fitri kemarin itu, harga cabai murah, hanya Rp 15.000, sekarang malah naik drastis. Jawabnya, memang naik dari sana, dari pedagang besar. Katanya begitu,” ujar Ju.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved