Berita Malang
Survei Ungkap 18% Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi Online, di Bus dan Angkot Lebih Sering
Hasil Survei Ungkap 18 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi Online, Bus dan Angkot Lebih Sering, Berikut Data Lengkapnya.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Mujib Anwar
Hasil Survei Ungkap 18 Persen Pelecehan Seksual Terjadi di Transportasi Online, Bus dan Angkot Jauh Lebih Sering, Berikut Data Lengkapnya
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Hollaback! Jakarta mencatat sebanyak 18 persen kasus pelecehan seksual terjadi di transportasi online.
Bentuk pelecehan seksual tersebut bisa berbagai macam, mulai dari pelecehan seksual secara verbal, visual hingga pelecehan seksual secara fisik.
"Paling banyak itu verbal ya, catatan kami 60 persen. Lainnya itu bisa pelecehan fisik sampai visual," tutur Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani ketika ditemui di Malang, Kamis (25/7/2019).
Sayang, perempuan yang akrab disapa Vivi itu tidak merinci korban pelecehan seksual itu berasal dari pengguna atau mitra transportasi online.
Keduanya kata dia, pernah melaporkan menjadi korban pelecehan seksual.
Satu kasus yang Vivi contohkan adalah kisah mitra transportasi online, Gojek, yang diberi bintang satu oleh konsumen lantaran menolak memijat organ intim.
"Kami tidak punya datanya yang menjadi korban itu pengguna atau mitra. Tapi dua-duanya berpotensi menjadi korban," ucap Anindya Restuviani.
Selain transportasi online, pelecehan seksual juga rawan terjadi di bus umum.
• Suami Capek Kerja, Sempat Luapkan Emosi Saat Istrinya Asyik Selingkuh dan Dirazia di Kamar Hotel
• Baru Kenal Cowok via WhatsApp (WA), Gadis Muda Gresik Kehilangan 2 Barang Berharganya Dalam Sekejap
• GOJEK Sumbang Rp 2,2 Triliun ke Perekonomian Surabaya, Segini Untung Didapat Mintra UMKM GO-FOOD
• 2 Mahasiswi UIN Malang Diduga Alami Pelecehan Seksual Dosen, Korban Trauma & Kasus Diumbar di Medsos
• UPDATE TERBARU Pelecehan Seksual Puluhan Siswa oleh Guru SD di Malang, Kejari Ungkap Perlakuannya

Survei Hollaback! Jakarya yang bekerjasama dengan perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (JFDG), dan Change.org Indonesia, menunjukkan 36 persen pelecehan seksual paling banyak terjadi di bus.
Lainnya, 30 persen terjadi di angkot, 18 persen di KRL, 18 persen dan 6 persen transportasi konvensional.
Head of Regional Corporate Affairs East Java Gojek, Alfianto Domy Aji menegaskan tidak ada toleransi apabila mitra perusahaannya menjadi pelaku pelecehan seksual. Sanksi yang dijatuhkan kata dia, adalah pemutusan mitra (PM).
"Kalau soal ini kami jelas. Sanksinya adalah putus mitra," ujar Domy.
Domy mengatakan Gojek mempunyai concern terhadap pencegahan dan penindakan pelecehan seksual di ruang publik.
Sebagai buktinya, Gojek menggelar edukasi anti kekerasan seksual kepada mitra yang digelar di 30 kabupaten/kota.
"Bahkan, kami berkeinginan mitra kami bisa menjadi agen pencegahan kekerasan seksual," tutup Alfianto Domy Aji.