Berita Bangkalan
Hadiri Forum Intelektual di UTM Madura, Sri Sultan Ajak Elit Politik Nonton Wayang dari Balik Kelir
Hadiri Forum Intelektual di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Sri Sultan Ajak Elit Politik Nonton Wayang dari Balik Kelir.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengunjungi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dalam Forum Intelektul 45 Jawa Timur di Gedung Pertemuan UTM, Rabu (12/12/2018).
Forum itu sekaligus dimanfaatkan Hamengku Buwono X untuk memberikan Ceramah Budaya bertemakan 'Penguatan Nilai-nilai Kebangsaan Guna Merajut Keindonesiaan'.
Tema tersebut sengaja dipaparkan Hamengku Buwono X lantaran saat ini, problema nilai-nilai kebangsaan tengah menghadapi dua pihak sekaligus dan saling bertolak belakang.
Ia mengungkapkan, satu pihak merupakan kelompok masyarakat yang hanyut dalam globalitas. Mereka lebih suka mengikuti arus karena bebas memilih apa yang disukai.
"Seakan tak punya spiritualitas. Akibatnya, identitas dirinya menjadi ambigu," ungkap penerima gelar Doctor Honoris Causa dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta di tahun 2011 itu.
Sedangkan satu pihak lain, lanjutnya, merupakan sekelompok orang dengan sikap radikal yang menganggap perubahan sebagai kemunduran spiritualitas.
Mereka lebih suka menutup diri terhadap globalitas dan bertahan pada keyakinan serta cara hidupnya secara ketat. Akibatnya, muncullah kelompok radikal di berbagai belahan dunia.
"Di Indonesia, jurang antara kedua kelompok itu kian melebar. Apalagi, kita tidak bisa membendung kecepatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempercepat globalitas memasuki ruang-ruang privat kita," jelasnya.
Mengutip teolog spiritualis Spanyol Federico Ruiz, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, melunturnya nilai-nilai kebangsaan disebabkan oleh tiga hal.
Pertama globalitas, kompleksitas dari berbagai elemen dalam suatu situasi. Kedua radikalitas, karakter ekstrem dari aneka kelompok masyarakat. Ketiga kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Ketiga hal itu berakibat sangat rentan bagi ketahanan budaya bangsa, di saat orang tidak punya filter kuat," tegasnya.
Ia memaparkan, globalisasi telah mengubah banyak hal secara mendasar. Di dalam konstelasi baru-baru ini, nilai-nilai kebangsaan mulai kehilangan khasiatnya sebagai perekat kebhinnekaan.
"Gerakan-gerakan reformasi berhenti bercerita tentang bangsa. Penguatan politik identitas berbasis agama yang bersifat partisan telah mengancam integrasi sosial," paparnya.
Kondisi saat ini semakin menyesakkan ketika praktik politik suap bersanding dengan apa yang disebut 'demokrasi yang lebih berkonotasi demo-crazy' mewabah di berbagai sektor. Semua terjadi nyaris tanpa sentimen kebangsaan untuk menangkalnya segera.
UTM
Universitas Trunojoyo Madura
siapa mantan istri Chef Juna
Komisi I DPRD Kabupaten Pamekasan
TribunMadura.com
pddikti.kemdikbud.go.id
Pekerjaan PLN Satu Titik Gangguan Pasokan Listrik ke Pulau Madura di Sisi Bangkalan Teratasi |
![]() |
---|
Polres Bangkalan Ringkus 21 Pelaku Kriminal di Januari, Rekan Begal Tertidur di Kandang Masih Buron |
![]() |
---|
Sosialisasi Via Pengeras Suara, Warga Bangkalan Serbu Layanan Gratis Pembuatan Dokumen Kependudukan |
![]() |
---|
Ngakunya Polisi Ternyata Gadungan, Kerap Minta Uang Pacar Sampai Bikin Risih, Modusnya Terungkap |
![]() |
---|
Jaga Kelistrikan di Cuaca Ekstrim, ULP PLN Bangkalan Ajak Warga Kerja Bakti Dekat Jaringan Listrik |
![]() |
---|