Rumah Politik Jatim
Luwih Soepomo, Senior dan Tokoh PDIP Meninggal, Saksi Perjuangan Partai & Pencetus Cap Jempol Darah
Luwih Soepomo, Senior dan Tokoh PDIP Meninggal, Saksi Perjuangan Partai dan Pencetus Cap Jempol Darah.
“Kongres Soerjadi Cs di Medan, telah membakar kemarahan warga PDI yang setia pada Ibu Megawati. Masyarakat umum pun banyak yang ikut membela dan terlibat,” kata Soepomo.
Hampir tiap hari, katanya, terjadi demonstrasi besar-besaran PDI Pro Mega di Kota Surabaya dan berbagai daerah di Jawa Timur dan tanah air.
“Massa yang setia pada Ibu Megawati terus bertambah, makin besar dan bergelombang. Saat itu, kami disebut PDI Pro Mega atau Promeg. Nama ini menjadi pembeda dengan PDI Soerjadi,” kata Soepomo.
Di Kota Surabaya dan Jawa Timur, kata dia, pusat pergerakan PDI Pro Mega terletak di Posko Pandegiling.
• Sejumlah Alumni Ponpes Tebuireng Jombang Deklarasi Dukung Prabowo-Sandi, Bersamaan Haul Gus Dur ke-9
“Yang memimpin Pak Tjip, Ketua DPD PDI Jawa Timur,” ucap Soepomo.
Soepomo sendiri saat itu masih muda. Ia menjadi salah satu tokoh di Posko Pandegiling.
“Hampir tiap hari terjadi mimbar bebas. Ada massa. Ada orasi. Ada dapur umum,” kata Soepomo, yang juga mantan Ketua GPM (Gerakan Pemuda Marhaen) Kota Surabaya.
Masa-masa itu, dikenang Soepomo sebagai fase sulit nan panjang, yang menggembleng PDI Pro Mega.
Karena mereka hidup di bawah pengawasan dan tekanan keras militer dan birokrasi.
“Banyak teman ditangkapi, dipukul dan disiksa. Jika di Jakarta pecah Tragedi 27 Juli 1996 (Kudatuli), yang menelan banyak korban, di Kota Surabaya terjadi, Minggu 28 Juli 1996. Banyak korban ditangkap dan dipukuli,” tegas Soepomo.
• Hasil Survei Initiative Institute, Jokowi-Makruf Menang Telak di Arek, Prabowo-Sandi Kuasai Madura
Soepomo sendiri sempat kena pukulan hingga telinganya berdarah dan pendengarannya menurun.
Di Posko Pandegiling pula, para eksponen dan warga PDI Pro Megawati melakukan cap jempol darah yang terjadi tahun 1996 dan 1999, dimana Soepomo merupakan salah satu penggagasnya.
Kemudian, berlangsung lagi tahun 2004, saat Pemilihan Presiden. (TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)