Berita Pendidikan
Akses Pintu Masuk Kampus Tertutup Trotoar, Fakultas Vokasi Unair Gresik Ancam Pindah ke Lamongan
Akses Pintu Masuk Kampus Tertutup Trotoar, Vokasi Unair Gresik Ancam Pindah ke Kabupaten Lamongan.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Aktivitas belajar mengajar di Kampus D3 Keperawatan Vokasi Unair yang berada di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik terganggu.
Penyebabnya, pembangunan trotoar yang berada di depan kampus membuat akses masuk kampus menjadi tertutup.
Pohon besar yang ditanam berada di depan. Tak hanya itu, saluran air juga terhambat sehingga ketika hujan selalu terendam banjir dan masuk ke dalam ruangan kelas.
Hal itu membuat pihak Unair geram, dan mereka berencana memindahkan aktivitas belajar mengajar ke Kabupaten Lamongan.
Mereka beralasan, akan ada akreditasi dalam waktu dekat. Jika kondisi seperti ini dibiarkan akan mempengaruhi proses akreditasi.
• Kawal Pelaksanaan UNBK Online 100 Persen di Pulau Madura, Dinas Pendidikan Andalkan Satelit Telkom
Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat bersama DPRD Gresik dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Kamis (7/2/2019). Pihak Unair memberikan tiga opsi.
Pertama, proses belajar mengajar dipindah ke kampus Unair yang berada di Lamongan. Kedua ditarik kembali ke Surabaya dengan program S1.
Ketiga jika segala permasalahan dapat segera diselesaikan maka Fakultas Vokasi Unair tetap berada di Gresik.
Menanggapi hal itu, DPRD Gresik menggelar rapat kerja (raker) bersama Komisi III dan Komisi IV. Rapat dipimpin langsung ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim.
Turut hadir, Dekan Vokasi dan Civitas Unair Gresik. Tak luput, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gunawan Setijadi, Kepala Bappelitda Herman TH. Sianturi, dan sejumlah perwakilan Kepala OPD.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik, Gunawan Setijadi hanya mengatakan ini masalah kesalahpahaman.
Menurutnya, sesuatu bisa dirundingkan terlebih dahulu. Perlu ada pertemuan antara pihak Unair dengan Bupati Gresik.
• Buku Ajar Siswa Kelompokkan NU Organisasi Radikal, NU Jombang Tuntut Kemendikbud Evaluasi
Terkait, permasalahan Pohon menurutnya menjadi tanggung jawabnya. "Nanti akan saya bongkar, supaya tulisan itu bisa tampak," ungkapnya saat rapat.
Untuk drainase yang menyebabkan banjir akan segera diselesaikan karena sedang menunggu persyaratan administrasi disetujui.
Sementara itu, Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nurhamim mengatakan permasalahan yang dialami Fakultas Vokasi Unair Gresik menjadi catatan penting yang harus segera diselesaikan.
Politisi Golkar ini menyayangkan apabila Fakultas Vokasi Unair Gresik jadi angkat kaki dari Kota Pudak, karena menjadi bagian investasi pendidikan.
Sehingga pelajar di Gresik yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi memiliki opsi yang cukup bagus untuk tidak perlu lagi keluar kota.
Kampus ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Gresik, menurutnya kalau tidak penting untuk apa merger.
"Mau tidak mau mereka harus ikut serta menunjang akreditasi. Bila akses masuk kampus terhalang trotoar, ini menjadi perhatian penting," ujar pria yang kerap disapa Anha.
Hasil rapat yang diselenggarakan hari ini akan langsung disampaikan kepada Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto.
"Intinya Kampus Unair harus dipertahankan di Gresik," tegasnya.
• Dua Truk Parkir di Sidoarjo Tiba-tiba Terbakar, Seperti Teror di Semarang?
Terpisah, Dekan Fakultas Vokasi Unair, Prof Dr Widi Hidayat menjelaskan, akses masuk sangat penting karena saat ini kampusnya sedang dalam proses asesor untuk akreditasi.
Salah satu syaratnya adalah infrastruktur, pintu masuk kampus sendiri. Jika hal itu tak dapat dipenuhi, maka dipastikan memberikan pengaruh besar saat penilaian akhir.
Dia tidak menampik ada opsi untuk pindah ke Lamongan terkait permasalahan saat ini.
"Itu opsi terakhir," ungkapnya.
Sebelumnya, Komisi III DPRD Gresik meninjau langsung begitu mendengar keluhan dari Vokasi Unair Gresik, dengan mendatangi kampus yang tidak jauh dengan kantor pemerintahan itu, Senin (4/2/2019).
Hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur Kota Pudak saat itu, membuat para anggota dewan merasakan betul banjir setinggi lutut orang dewasa di dalam kampus. (Willy Abraham)