Wawancara Eksklusif Pakde Karwo
Pimpin Jatim Dua Periode Sudah Raih 100 Prestasi Lebih, Ini Makna Dibalik Penghargaan Pakde Karwo
Dibalik 10 tahun kepemimpinan, Soekarwo menerima banyak sekali penghargaan serta prestasi yang ia raih, bahkan tercatat setidaknya 100 penghargaan ber
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Aqwamit Torik
Sedang tiket pesawat mahal karena ditentukan administered price, harga ditentukan keputusan pemerintah. Nah, cara berdiskusi di kelompok tengah seperti itu.
Sedangkan komunikasi di kultural Madura, harus dekat dengan tokoh agama. Bahasannya disana, Kiai dulu, lalu orang tua, dan baru pemerintah.
Kalau salah menjadi tranmisinya, akan salah dan tidak sampai ke masyarakat. Cara-cara seperti itu menjadi efektifitas dalam membangun.
Dari lebih 100 penghargaan yang diraih, puncaknya adalah Samkarya Parasamya Purnakarya Nugraha. Bisa dijelaskan?
Memang peranan pemimpin adalah mengantar, bukan top down. Pemimpin harus menangkap apa yang ada di masyarakat. Bahannya harus cocok.
Maka harus benar-benar grounded dan ngecek di lapangan, mengorganisasikan, mendorong dan melayani mereka bagian dari proses leadership.
Memang kemudian, berbagai pengalaman dan literatur yang ada, pemimpin harus rajin untuk mereka tidak sekadar bertemu saja.
Tapi juga harus bisa mengambil saripatinya pertemuan. Teori di organisasi, namanya sistem. Di Jatim, kita membangun sistem bukan top down, tapi partisipatoris.
• Pakde Karwo Pamitan, Sebut Masyarakat Jatim Cerminan Keragaman Indonesia
• Khofifah Nyanyikan Lagu Slank untuk Pakde Karwo yang Pamitan, Khofifah Kisahkan Sejarah Lagu Itu
• Bupati dan Wabup Sampang Periode 2019-2024 Resmi Dilantik, Pakde Karwo: Hilangkan Rasa Permusuhan
Hal ini penting, karena sehebat-hebatnya kemampuan pembiayaan tapi kalau sistem tidak dibangun, ya tidak bisa.
Sistem inilah yang berhasil mengantarkan Jatim meraih penghargaan. Jadi penghargaan terhadap sistem.
Dan Samkarya Parasamya Purnakarya Nugraha itu mencakup 178 sistem, dan memang ini tidak kasat mata.
Tidak bisa diraba, tapi proses sistem berjalam. Pelayanan orang tidak ketemu orang tracking sistem.
Pelayanan di RSUD dr Soetomo dari rugi Rp 100 miliar, sekarang surplus Rp 375 miliar. Kalau nanti pelayanan non BPJS, bedah plastik, stem sel sekitar Rp 800 miliar atau hampir Rp 1 triliun.
Pelayanan dasar tetap. Sistem inilah yang mahal.
Selain itu, di Jatim perumusan di dalam kebijakan perumusan anggaran pakai e-new budgeting. Ini asli dan khas betul.