Berita Bangkalan

Promosi Objek Wisata di Bangkalan Belum Digarap Maksimal

Promosi Objek Wisata di Bangkalan Belum Digarap Maksimal, Padahal Potensinya Sangat Luar Biasa.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/AHMAD FAISOL
Objek wisata Taman Pendidikan Mangrove Desa Labuhan Kecamatan Sepulu menjadi salah satu andalan pengembangan objek wisata di Bangkalan. 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN - Pemerintah terus menggenjot pendapatan negara melalui pariwasata. Itu dikarenakan, pariwisata di beberapa wilayah di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit.

Upaya menambah pundi-pundi pendapatan negara, Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bangkalan menggelar Workshop Generasi Positive Thinking (Genposting) di Pendapa Pratanu Pemkab Bangkalan, Kamis (28/2/2019).

Workshop bertemakan 'Konten Promosi Pariwisata melalui Media Sosial' itu berkerjasama dengan Direktorat Jenderal dan Komunikasi Publik Kementerian Informasi dan Komunikasi Publik RI.

Kepala Disbudpar Kabupaten Bangkalan Lily S Mukti mengungkapkan, sumber daya alam Bangkalan di sektor wisata tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia.

"Namun informasi terkait wisata di Bangkalan belum digaral secaram maksimal," ungkapnya.

Kabupaten Bangkalan merupakan kawasan paling barat di Madura yang terkenal dengan wisata religi Makam Syaichona Cholil dan Makam Rato Ebu.

Sedangkan wisata kuliner meliputi aneka masakan bebek, kuliner khas Nasi Serpang dan Topak Ladeh. Namun potensi-potensi wisata bahari seperti Pantai Siring Kemuning dan Pantai Rongkang tidak digarap secara maksimal.

Selain itu, Bangkalan memiliki wisata alam Bukit Jaddih Desa Parseh Kecamatan Socah, Bukit Geger, hingga Taman Pendidikan Mangrove di Desa Labuhan Kecamatan Sepulu.

Lily S Mukti menjelaskan, pihaknya sengaja mendatangkan para pelaku dan pegiat wisata Bangkalan agar lebih gencar mempromosikan objek wisata dengan cara menyebar foto maupun video melalui media sosial.

"Kami melatih dan memberdayakan generasi muda untuk menggali potensj wisata dengan memproduksi konten positif secara individu maupun kelompok," jelasnya.

Sebelumnya, para pimpimanan empat kabupaten di Madura menandatangani Nota Kesepahaman tentang 'Launching Kerjasama antar Daerah di Wilayah Madura di Hotel JW Marriot Surabaya, Selasa (19/12/2017).

Rembuk besar yang dibuka Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Akhmad Sukardi itu merupakan inisiasi dari Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Pamekasan, I Gusti Ngurah Indra Setiabudi tentang optimalisasi 21 ruang lingkup objek kesepakatan.

Di antaranya pendidikan, kesehatan, kebina margaan, pekerjaan umum, dan kepariwisataan guna mengoptimalkan pengelolaan potensi sumber daya yang berkelanjutan untuk perkembangan ekonomi daerah.

Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep lantas mengedepankan pengembangan sektor wisata di Pulau Madura dengan mengadopsi konsep wisata di Pulau Bali.

Dengan 32 objek wisata yang meliputi wisata pantai, wisata religi, wisata kuliner, pesona alam, dan museum, empat pimpinan di Madura mengusung nama Wisata Pulau Madura.

Namun hingga kini, belum diketahui sejauh mana progres sinergitas pengembangan Wisata Pulau Madura tersebut.

Lily mengatakan, Pemkab Bangkalan di tahun 2018 membuat Rencana Induk Pariwisata Kabupaten (Riparkab), peraturan daerah, dan peraturan bupati agar sektor wisata berkontribusi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD).

"Karena sejauh ini, belum ada setoran dari sektor wisata ke PAD," katanya.

Disbudpar Kabupaten Bangkalan sejauh ini telah melatih SDM berbasis wisata untuk membekali masyarakat sekitar lokasi wisata agar sadar Sapta Pesona.

Menurutnya, objek wisata akan bagus jika masyarakatnya siap, aman, tertib bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

"Ramah dalam artian masyarakat mau menerima kehadiran wisatawan. Sehingga para pengunjung kembali mengajak teman atau keluarga," paparnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan fokus dalam pengembangan wisata di bagian utara Bangkalan. Seperti Pantai Siring Kemuning dan Taman Pendidikan Mangrove.

Pemilihan kawasan konservasi mangrove itu lantaran objek wisata tersebut sudah ramai dikunjungi kendati masih bersifat insidentil.

"Hasil laut sudah siap, ada juga kepiting soka. Kami sudah informasikan ke semua biro travel. Sarana seperti akses menuju lokasi akan kami rundingkan dengan pihak terkait," pungkasnya.

Selain para pelaku dan pegiat wisata, Disbudpar Kabupaten Bangkalan juga mendatangkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah, duta wisata, dan para pelaku seni dan budaya.

Wakil Bupati Bangkalan Mohni mengajak para generasi muda yang hadir untuk lebih memanfaatkan ponsel mereka terhadap hal-hal positif daripada sekedar fokus pada grup WhatsApp.

"Lirik lah pariwisata Bangkalan, kearifan lokal, kuliner untuk menggerakkan ekonomi pariwisata," singkatnya

Direktur Informasi dan Komunikask Perekonomian Maritim Septriana Tangkary menyatakan, para pengguna media sosial harus melawan gerakan konten negatif seperti sebaran berita hoaks, pencemaran nama baik, hingga hatespeech,.

"Satu klik jari kita di ponsel, bisa booming-kan objek-objek wisaya yang ada di Bangkalan," ujarnya.

Ia menambahkan, para generasi milenial harus andil dalam menggencarkan promosi melalui digital seperti media sosial.

Sehingga semakin banyak kunjungan wisatawan nusatara dan asing.

"Misal wisata religi Makam Syaichona Cholil, buatlah foto-foto bagus, video, atau bahkan film pendek yang mampu meningkatkan pengunjung," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved