Mutilasi di Pasar Besar Malang
TERUNGKAP, Inilah Alasan Nyeleneh Sugeng Tega MEMUTILASI Dengan Sadis Wanita di Pasar Besar Malang
TERUNGKAP, Inilah Alasan Nyeleneh Sugeng Tega MEMUTILASI Dengan Sadis Wanita di Pasar Besar Malang.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Mujib Anwar
TERUNGKAP, Inilah Alasan Nyeleneh Sugeng Tega MEMUTILASI Dengan Sadis Wanita di Pasar Besar Malang
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Kasus mutilasi di Pasar Besar Malang yang bikin heboh masyarakat dan langsung viral, kini memasuki babak baru.
Ini setelah aparat dari Polres Malang Kota berhasil menangkap terduga pelaku, Rabu (15/5/2019). Dia adalah Sugeng Angga Santoso.
Pria berusia 49 tahun ini diduga yang membunuh wanita berusia 34 tahun di Pasar Besar Malang, sebelum akhirnya memutilasi tubuhnya dan membuangnya di bekas gerai Matahari Department Store Pasar Besar Malang.
Namun setelah Sugeng ditangkap, polisi menemui sejumlah kejanggalan. Teruma dari pengakuan yang disampaikannya. Sugengpun diduga mengalami gangguan jiwa.
• Kisah Sugeng Pelaku Mutilasi Cewek di Pasar Besar Malang, Pernah Bakar Tetangga & Potong Lidah Pacar
• BREAKING NEWS: Terduga Pelaku Mutilasi di Matahari Pasar Besar Kota Malang Ditangkap Polisi
Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, mengatakan, terduga pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang ditangkap di Jalan Laksamana Martadinata.
Sugeng ditangkap oleh anggota polisi seusai anjing pelacak menyisir di sekitar lokasi kejadian penemuan mayat korban mutilasi di bekas gerai Matahari Departement Store Pasar Besar Malang. Dia ditangkap di depan Panca Budhi.
"Terduga pelaku ditangkap petugas pada pukul 15:30 WIB, usai anjing pelacak menyisir daerah tersebut," ujarnya.
Penangkapan Sugeng bermula ketika anjing pelacak meninggalkan lokasi usai lama berdiam diri di depan Toko Santoso.
Setelah anjing itu pergi, tak berselang lama ada seorang pria yang mengenakan jaket hitam dan kaus berwarna oranye duduk di lokasi tempat anjing itu berdiam lama.
• Suka Dengan Adiknya Sendiri, Sugeng Pelaku Mutilasi di Pasar Besar Malang Kemana-mana Nempel Pacaran
• BREAKING NEWS - Potongan Mayat Misterius Ditemukan di Bekas Gerai Matahari Department Store Malang
Kemudian, seorang petugas yang masih berada di depan Panca Budhi memanggil nama Sugeng.
Orang tersebut kemudian menoleh dan petugas langsung menangkap orang yang bernama Sugeng tersebut.
"Jadi petugas ada yang iseng aja manggil Sugeng. Orang tersebut menoleh dan menjawab 'iya'," terang AKBP Asfuri.
Setelah ditangkap, Sugeng Angga Santoso kemudian dibawa oleh ke TKP pembunuhan dan mutilasi serta dimintai keterangan oleh petugas, untuk mengungkap kasus mutilasi di Pasar Besar Malang.
Namun, Sugeng memberikan sederet pengakuan yang terbilang janggal.
• Viral Pria di Pamekasan Pencipta Robot Pemantau Sistem IT KPU RI, Ternyata Masih Keluarga Mahfud MD
• Optimis Ada Revisi Hasil Pemilu, Begini Jawaban Tak Terduga Sandiaga Saat Ditanya Soal People Power
• Usai Prabowo Tolak Hasil Penghitungan Suara, Sandiaga Pilih ke Surabaya & Jadi Imam di Masjid Agung

Dari pengakuan tersebut, inilah tiga hal penting dan nyeleneh berdasar pengakuan Sugeng, sehingga dia tega membunuh dan memutilasi korbannya:
1. Baru berkenalan dengan korban
Berdasarkan kesaksian Sugeng, ia mengaku kenal dengan wanita yang menjadi korban mutilasi di Pasar Besar Malang tersebut.
Sugeng berkenalan dengan korban di depan Klenteng Eng An Kiong, pada pada Sabtu (11/5/2019).
Seusai berkenalan, Sugeng membawa korban ke Pasar Besar pada pukul 07.00 WIB.
Sugeng membenarkan, bahwa dirinya telah melakukan mutilasi terhadap tubuh korban pada Senin (13/5/2019).
2. Korban disebut sakit dan kemaluannya berdarah
Sugeng mengaku, bahwa korban sedang dalam kondisi sakit.
Dari kemaluan korban, juga keluar darah.
"Menurut kesaksian yang bersangkutan, nama korban itu 'Maluku'. Entah itu nama korban, atau tempat tinggal korban, tapi yang bersangkutan hanya menyebut itu," ucap Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Menurut kesaksian Sugeng, pada pukul 17.00 WIB korban kemudian meninggal dunia di Pasar Besar.
Sugeng membenarkan, bahwa dirinya telah melakukan mutilasi terhadap tubuh korban pada Senin (13/5/2019).
"Jadi pada saat berkenalan, korban ini dalam keadaan sakit kemudian dibawa ke Lantai 2 Pasar Besar. Kemudian pada pukul 17.00 WIB, terduga pelaku menjumpai korban meninggal," lanjut AKBP Asfuri.
3. Sugeng mengaku diminta memutilasi tubuh korban
Sugeng menyebut mutilasi merupakan permintaan "terakhir" dan amanat dari korban alias wasiat.
Diketahui, Sugeng memotong-motong tubuh korban menggunakan gunting taman.
Setelah melakukan mutilasi, Sugeng akhirnya meninggalkan tubuh korban yang telah terpotong-potong di parkiran lantai 2 Pasar Besar.
Sementara itu, tato yang diukir di telapak kaki korban, juga disebut Sugeng merupakan pesan dari korban.
"Menurut pengakuan terduga pelaku seperti itu, amanat dari korban. Tapi masih kami dalami," tegas Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.

Polisi Ungkap Sosok Sugeng
Informasi yang diperoleh kepolisian, Sugeng, terduga pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang mempunyai riwayat pernah melalukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Informasi yang kami terima pernah (melakukan KDRT). Terkait motif dan bagaimana kasus ini masih akan kami dalami," kata AKBP Asfuri.
Diberitakan sebelumnya, potongan tubuh jasad korban mutilasi pertama kali ditemukan pedagang di Pasar Besar Malang pada Selasa (14/5/2019).
Pedagang tersebut saat itu mencium bau busuk menyengat.
Korban mutilasi itu diketahui berjenis kelamin perempuan dan diperkirakan berusia 34 tahun.
Eks Gedung Matahari Department Store di Pasar Besar Malang telah lama tidak dipakai sejak Pasar Besar kebarakan pada 2017 lalu.
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini.
"Kami masih menyelidiki kasus mutilasi ini. Mulai dari motif mutilasi dan apakah Sugeng ini melakukan pembunuhan kepada korban. Ini yang masih kami selidiki," pungkas AKBP Asfuri.

Sebar Sketsa Wajah Wanira Korban Mutilasi
Polres Malang Kota merilis sketsa wajah wanita yang menjadi korban mutilasi di Kota Malang.
Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri, mengatakan sketsa wajah ini merupakan hasil dari pemeriksaan terhadap Sugeng, terduga pelaku mutilasi yang baru ditangkap pada Rabu (15/5/2019) petang.
Setelah dikonfirmasi, sketsa tersebut cocok dengan wajah asli korban.
"Mohon informasi ini disebar oleh kawan-kawan supaya identitas korban segera terungkap," kata AKBP Asfuri.
Berdasarkan pernyataan-pernyataannya yang cenderung janggal tersebut apakah Sugeng bukan orang yang waras?
Menurut Narko (51), tetangga Sugeng, dulu pria tersebut pernah membakar rumahnya sewaktu tinggal di Jodipan.
Sugeng juga pernah memotong lidah kekasihnya dan memukul kepala ayahnya dengan menggunakan palu.
"Sugeng ini dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun lalu," ujarnya.
Narko paham betul dengan Sugeng karena rumahnya berdempetan dengan Sugeng.
Narko mengatakan, Sugeng memang dari dulu memiliki kelainan.
Tak hanya Sugeng, namun beberapa keluarganya juga memiliki sifat aneh seperti Sugeng.
"Sepertinya gangguan ini sudah menggaris di keluarganya. Buktinya keluarganya saja sudah tidak tahu-menahu," ucapnya.
Selama menjadi tetangganya dulu, Narko merasa Sugeng selalu membuat ulah.
Hingga Narko pernah melaporkan Sugeng ke Polisi lantaran hampir membakar rumahnya tahun 2011.
Meski demikian, polisi belum bisa mengurus Sugeng lantaran pernah masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang.
Hal inilah, yang membuat polisi enggan menangkap Sugeng.
"Sugeng ini kalau berbicara sama orang normal modelnya seperti orang gila. Tapi, kalau pihak Rumah Sakit Jiwa yang mengajak berbicara dia kayak orang normal. Itu yang membuat RSJ tidak membawanya," terang Narko.
Sementara itu, Muhammad Luthfi (46), Ketua RW 06 Kelurahan Jodipan mengatakan, Sugeng dulu merupakan warga Jodipan.
Sugeng dulu tinggal bersama keluarganya di Jodipan bersama dengan kedua orang tuanya.
Setelah rumah yang ditinggali Sugeng dibeli oleh ayah Lutfhi, Sugeng akhirnya meninggalkan Jodipan.
"Sekitar 7-8 tahun lalu, rumah Sugeng dibeli ayah saya. Saya juga tidak tahu, kenapa rumah itu sampai dibeli. Setelah itu, keluarga Sugeng entah tinggal di mana," tegasnya. (Rifki Edgar/Aminatus Sofya/Ani Susanti)