Berita Surabaya
Dulu Tolak Keras Penutupan Lokalisasi Dolly Surabaya, Kini Jarwo Susanto Malah Jadi Pengusaha Sukses
Dulu Menolak Keras Penutupan Lokalisasi Dolly Surabaya, Kini Jarwo Susanto Malah Menjadi Pengusaha Sukses
"Hingga pada akhirnya Jarwo menjadi buronan kepolisian dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO)," ujar Mustofa Sam saat menggelar acara bedah buku dan seminar bisnis bertajuk "Spiritual Management in Action: Tempe Bang Jarwo" di Aula MM FEB Unair, Selasa (18/6/2019).
Saat mengetahui namanya masuk DPO, Jarwo sempat minggat dari rumah dan kabur ke Benowo, Surabaya, kemudian ke Malang dan Sidoarjo.
Dalam perjalanannya, saat kasusnya dilimpahkan ke pengadilan, nama Jarwo disebut tidak terbukti atau terlibat dalam kerusuhan. Jarwo yang saat itu bersembunyi di rumah saudaranya di Sidoarjo memberanikan diri untuk pulang ke rumah asalnya di kawasan Dolly.
Sosok inspiratif
Di rumah saudaranya di Sidoarjo, Jarwo belajar cara membuat tempe dan dipraktikkan di rumah. Bisnis usaha tempe itu ia jalankan hingga sekarang.
"Dari semula hanya menghasilkan 3 kilogram tempe per hari, saat ini menjadi 25 kilogram per hari, bahkan hingga go international. Jarwo juga memberdayakan keluarga dan tetangga-tetangganya," tutur Mustofa.
Mustofa sebagai pendamping rehabilitasi pasca-penutupan Dolly mengatakan bahwa Jarwo Susanto merupakan sosok inspiratif.
Sebab, Jarwo adalah salah satu tokoh perubahan yang lahir dari tanah bekas prostitusi.
Jarwo yang sebelumnya bergantung pada bisnis lokalisasi kini sukses menjadi pengusaha tempe.
"Tak bisa ditolak dan tak bisa dimungkiri bahwa perjalanan Jarwo merupakan perjalanan inspirasi perubahan," kata Mustofa.
Ia menambahkan, Jarwo dinilai mampu mengubah kondisi ketika dulu Dolly merupakan kawasan maksiat kini berubah menjadi penuh manfaat.
"Buku biografi Jarwo Susanto ini saya tulis agar dapat menginspirasi banyak orang di luar sana, terutama warga yang sebelumnya bergantung pada bisnis lokalisasi, seperti Dolly," katanya.
Kepada Kompas.com (Tribunmadura.com Network), Jarwo mengatakan, awalnya tempe itu ia beri nama Tempe Dolly. Namun, saat berkililing menjajakan tempe di kawasan Dolly menggunakan sepeda onthel, belum banyak warga yang membeli tempe Jarwo tersebut.
Hingga pada akhirnya, Jarwo melakukan re-branding produk dengan nama Tempe Bang Jarwo.
Alasannya sederhana, karena saat itu sinema kartun Adit Sopo Jarwo banyak ditonton warga.