Kisah Pramugari Nyambi Jasa Esek-Esek Raup Uang Miliaran, Kepergok Berbuat Saat di Toilet Pesawat
Kisah ini tentang oknum pramugari di luar negeri yang berpenghasilan besar, belasan miliar per tahun.
Untuk itu, mereka telah mengikuti aturan dan jenjang pendidikan termasuk tata cara dan perilaku saat bertugas.
Hubungan yang baik dan profesional sangat diperlukan demi kelancaran tugas dan untuk itu telah ada ketentuan.
Tujuannya agar sinergi penugasan antara pilot dan pramugari terjalin dengan baik dan tentunya untuk meningkatkan keselamatan terbang dan kerja.
• Sepeda Motor Disembah di Kuil ini, Dipercaya Jadi Pelindung di Jalan, Ada Kisah Ajaib Dibaliknya
• Kabar Duka dari Jubir Kepresidenan Jokowi, Ibunda Johan Budi Meninggal Dunia Karena Sakit
• Mantan Wali Kota Surabaya Dipanggil Kejati Jatim, Terkait Pemeriksaan Korupsi PT YEKAPE
Sinergi itu salah satunya termasuk tugas pramugari `menengok'pilot yang sedang bertugas.
Hal ini perlu dipahami bahwa menengok pilot yang sedang bertugas dan kadang membawa minuman dan makanan kecil buat pilot memang salah satu tugas pramugari (awak kabin) yang disebut Cockpit Visit.
Kegiatan ini sudah diatur dalam ketentuan International Civil Aviation Organisation (ICAO) dan juga diterjemahkan oleh semua operator penerbangan untuk dilaksanakan.
Ditinjang dari segi kesehatan, seseorang yang bertugas dalam ruang ber-AC dan high-altitude (berada di ketinggian) akan mengalami dehidrasi selain efek manusia itu sendiri dan mesin pesawat (man and machine Interference).
Berdasar hasil survei kesehatan telah disimpulkan bahwa seorang pilot yang sedang bertugas memerlukan cairan tubuh sebanyak 200 cc setiap 30 menit.
Bila pasokan ini terganggu sang pilot akan mengalami dehidrasi, untuk itu perlu minuman.
Selain itu, maksud diadakannya Cockpit Visit oleh awak kabin juga untuk mengecek apakah tugas awak kokpit dalam kondisi baik, normal, sesuai dengan ketentuan dan well being (baik-baik saja serta sehat).
Dengan demikian supaya tercipta kondisi well being tadi dan bila diperhatikan menu yang disajikan kepada awak kokpit akan berbeda dengan menu penumpang.
Dalam hal ini penumpang memang tidak boleh cemburu. Ini bukan masalah diskriminasi tetapi kembali kepada masalah keselamatan kerja.
Seorang pilot memerlukan kalori sebanyak 600 kalori setiap terbang dua jam, antara dua hingga lima jam perlu kalori 1.200 dan lebih dari lima jam perlu kalori 1.800.
Oleh karena itu menu yang dapat disajikan adalah dalam bentuk light meal atau heavy meal sesuai kebutuhan kalorinya.
Namun juga masih ada ketentuan lain bahwa penyajian makanan buat pilot setiap kali tidak lebih dari 1.000 kalori.