Selain Hipotermia Cewek Pendaki yang Disetubuhi Agar Sembuh, Berikut 3 Kisah Pendaki yang Hipotermia

Temannya meyakini kalau cara menyetubuhi temannya itu bisa memulihkan kembali kondisi tubuh teman ceweknya itu.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com
Gunung Rinjani dan kisah lain mengenai pendaki yang terserang hipotermia 

Selain Hipotermia Cewek Pendaki yang Disetubuhi Agar Sembuh, Berikut 3 Kisah Pendaki yang Hipotermia

TRIBUNMADURA.COM - Pendaki cewek di Gunung Rinjani yang mengalami hipotermia disetubuhi oleh temannya.

informasi itu kini viral di media sosial baik Facebook maupun Instagram.

Temannya meyakini kalau cara menyetubuhi temannya itu bisa memulihkan kembali kondisi tubuh teman ceweknya itu.

Hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh pada tekanan suhu dingin di mana suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.

Menanggapi informasi yang tengah viral itu, Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga angkat bicara.

Bocah SD Dimarahi Lalu Diseret dari Kelas oleh Oknum Polisi, Ustazah Histeris, Sang Bocah Terguncang

Cewek Pendaki Disetubuhi Teman Agar Sembuh dari Hipotermia, Viral di Medsos, Basarnas Ikut Komentar

Bahkan Basarnas menyebut kalau cara menyetubuhi cewek yang sedang hipotermia agar sembuh itu cara yang sesat.

Suhri Sinaga lalu membeber cara yang benar untuk mengatasi hipotermia. 

Namun, sebelum ada kabar mengenai cewek yang disetubuhi saat hipotermia, ada kisah pendaki yang berakhir mengenaskan akibat hipotermia.

Berikut beberapa kisah mengenai kasus hipotermia

1. Fatur Rohman  

Proses evakuasi pendaki gunung sumbing yang tewas karena hipotermia
Proses evakuasi pendaki gunung sumbing yang tewas karena hipotermia (kompas.com)

Fatur Rohman tewas karena hipotermia saat mendaki Gunung Sumbing, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah pada April 2019.

Saat mendaki Fatur Rohman tidak sendiri, tetapi bersama tiga temannya Disa (13), Wildan (17) dan Sultan (16), semuanya berasal dari Jawa Timur. 

Tim gabungan SAR Jawa Tengah akhirnya berhasil mengevakuasi mereka. 

Fatur Rohman yang berasal dari Kelurahan Kambowa, Kecamatan Kambowa, Kabupaten Buton Utara tak bisa diselamatkan, sementara tiga lainnya selamat. 

Kepala Basarnas Jawa Tengah Aris Sofingi menceritakan keempat remaja itu melakukan pendakian sejak Jumat (5/4/2019) melalui jalur base camp Stickpala atau Garung Reco, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo, sekitar pukul 15.50 WIB.

Nahas saat sampai di puncak, cuaca tidak bersahabat dan suhu yang dingin mengakibatkan mereka mengalami hipotermia (panas suhu tubuh menurun drastis akibat suhu dingin).

"Kami menerima informasi pada pukul 11.30 WIB dari rekan potensi SAR bahwa ada pendaki yang mengalami hipotermia, kami langsung memberangkatkan tim untuk melakukan evakuasi bersama tim SAR Gabungan" ujar Aris, dalam keterangan pers yang diterima Sabtu (6/4/2019) malam.

Kemudian Sabtu sekitar pukul 15.30 WIB, tim SAR akhirnya berhasil mencapai posisi tiga pendaki yakni di atas pos 3 tepatnya di Watu Pestan.

Ketiganya kemudian diberi penghangat dan dievakuasi menuju base camp Garung.

Pulang dari Pasar, Ibu Hamil Tewas dengan Luka Parah di Kepala setelah Ditabrak Mobil Pikap

Sebut Karier Politiknya Selesai, Basuki Tjahaja Purnama Merasa Tak Pantas Jadi Menteri Jokowi-Maruf

Selanjutnya tim melanjutkan pencarian seorang pendaki lainnya, yakni Fatur Rahman, yang akhirnya ditemukan sekitar pukul 17.00 WIB di bawah puncak Rajawali di ketinggian 3.371 mdpl.

" Pendaki sudah meninggal dunia, kami evakuasi ke base camp Garung sekitar pukul 18.55 WIB, lalu di bawa RSUD Wonosobo untuk pemeriksaan lebih lanjut," pungkas Aris.

Tim SAR Gabungan yang terlibat dalam operasi ini antara lain dari Basarnas Pos SAR Wonosobo, Koramil Kalikajar, Polsek kalikajar, BPBD Wonosobo, Stick Pala Garung, Grasindo Kleduny, Pajero Wonosobo, Skydoors dan SAR Wonosobo.

2. Shizuko Rizmadhani (Gunung Gede)

Shizuko Rismadani
Shizuko Rismadani (dok.pribadi)

Shizuko meninggal saat melakukan pendakian di puncak Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat.

Pendaki berusia 16 tahun tersebut meninggal karena serangan hipotermia pada Selasa (24/12/2013) malam.

Menurut tim sukarelawan dari Indonesian Green Ranger, Mahesa Vicky korban mengalami kedinginan.

"Kami (petugas Ranger) dan tim relawan langsung menuju lokasi. Menurut rekan-rekannya, korban mulai kedinginan dari Senin (23/12/2013) malam, dan tim sudah berhasil mengevakuasi (memindahkan) jenazah korban dari atas gunung," tutur Vicky dilansir dari Kompas.com (grup TribunMadura.com ) .

 3. Tiga Pendaki di Tampomas

Tiga pendaki Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat tewas di dalam tenda diduga mengalami kedinginan pascahujan mengguyur sejak Sabtu (2/3/2019) siang.

Sebelumnya, Basarnas Jawa Barat menerima informasi adanya tiga korban yang merupakan pendaki Gunung Tampomas diduga tewas akibat tersambar petir.

Basarnas Jawa Barat menerima informasi itu pada Minggu (3/3/2019) siang.

Tim Penyelamat Diterjunkan Ketua Komunitas Pecinta Alam SCBR Sumedang Ridwan Feri Permana (28) mengatakan, tiga pendaki yang dilaporkan tewas ini diduga merupakan pendaki pemula.

"Informasi yang kami terima, tiga pendaki ini pemula. Itu terlihat karena mereka tidak membawa perlengkapan safety layaknya pendaki. Tiga korban katanya terbujur kaku di dalam tenda. Kami menduga mereka kedinginan karena hujan mengguyur sejak Sabtu siang," ujarnya kepada KOMPAS.com (grup TribunMadura.com ) di Pos 1 Gunung Tampomas, di Desa Cibeureum, Cimalaka, Sumedang.

Feri, Ketua Bidang Lingkungan Hidup Karang Taruna Cibeureum ini menuturkan, ketiga korban juga tidak membawa identitas.

"Menurut informasi, korban asal Indramayu," tuturnya.

Pulang dari Pasar, Ibu Hamil Tewas dengan Luka Parah di Kepala setelah Ditabrak Mobil Pikap

Hotman Paris Murka, Melihat Dua Orang Kaya Selama 1 Jam di Restoran Tidak Memberi Makan Babysitter

Feri menyebutkan, untuk menuju puncak Gunung Tampomas di atas ketinggian 1.684 Mdpl dibutuhkan waktu pendakian hingga 3-5 jam.

"Katanya mereka mendirikan tenda di dekat Pos 4 di wilayah Narimbang, Conggeang Sumedang. Memang ada tiga jalur pendakian menuju Gunung Tampomas ini. Yakni dari Narimbang Conggeang, Cibeureum Cimalaka, dan Padatungan Cimalaka," sebutnya.

Feri menambahkan, hingga saat ini di Gunung Tampomas belum terbentuk tim rescue khusus.

Padahal, tiap akhir pekan, puluhan pendaki datang dari berbagai daerah untuk berkemah di kawah dan puncak Gunung Tampomas.

Hingga Minggu pukul 15.00 WIB, petugas gabungan dari BPBD Sumedang, Basarnas Bandung hingga Polres Sumedang menuju lokasi tenda ketiga korban.

Hipotermia Disetubuhi Cara yang sesat

Sebelumnya, beredar informasil viral mengenai penanganan hipotermia menyebar di media sosial.

Berdasarkan informasi yang beredar, disebutkan bahwa "skin to skin" untuk menangani hipotermia adalah dengan cara disetubuhi.

Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa jika seseorang yang dalam keadaan hipotermia berada pada kondisi darurat, maka ia harus disetubuhi.

Hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh mengalami kesulitan untuk mengatur suhu tubuh pada tekanan suhu dingin di mana suhu tubuh di bawah 35 derajat celcius.

Benarkah bisa menangani hipotermia dengan cara ini?

Mengonfirmasi hal ini, Kompas.com (grup TribunMadura.com ) menghubungi Kepala Bagian Humas Badan SAR Nasional (Basarnas), Suhri Sinaga, Senin (22/7/2019).

Ia menegaskan, menghangatkan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia dengan cara disetubuhi adalah hal keliru.

"Menurut saya, itu enggak benar cara menanganinya.

Kalau yang kami pernah pelajari, cukup dengan mengganti pakaian dan memakai selimut saja," ujar Sinaga saat dihubungi Kompas.com (grup TribunMadura.com ) pada Senin (22/7/2019).

"Tidak ada itu metode menyetubuhi, itu ajaran sesat," ujar Sinaga.

Adapun metode "skin to skin" yang diperbolehkan adalah kulit bersentuhan dengan kulit, bisa dengan saling berpelukan, misalnya di dalam sleeping bag untuk mengembalikan suhu badan ke angka normal.

Sinaga mengatakan, jika korban hipotermia mengenakan baju yang basah, maka ia dilepas bajunya dan diganti dengan pakaian kering.

Cara lain yang bisa dilakukan, dengan melepas semua pakaian basah dan saling berpelukan di dalam sleeping bag antara sesama gender.

Misalnya, jika yang mengalami hipotermia adalah laki-laki, maka penanganan dilakukan oleh laki-laki juga.

"Kalau dia perempuan dengan perempuan dalam satu sleeping bag, itu oke.

Laki-laki dengan laki-laki itu oke. Pasangan suami-istri juga oke.

Bukan, laki-perempuan disetubuhi," jelas Sinaga. (kompas.com/tribunnews)

Meski Tak Kembali ke Dunia Politik, Ahok Janji Tetap Bantu Masyarakat, Segera Luncurkan Aplikasi ini

Dilema, Real Madrid Ingin Gareth Bale Pergi, Disarankan Pergi ke Liverpool Demi Karir Sepak Bola

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Setubuhi Pendaki Cewek yang Hipotermia Dinilai Sesat, Ini 3 Kasus Pendaki Tewas karena Serangan itu

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved