Kisah Tukang Becak Berkaki Satu, Rela Tidur di Atas Becak Demi Keluarga, Ada yang Beda dari Becaknya

Namun pria yang bernama Wawan Setiawan itu masih mampu mengayuh becak meskipun hanya menggunakan satu kaki.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com (Sumber: Kompas.com)
Wawan Setiawan tukang becak yang mengayuh menggunakan satu kaki 

Ia harus membayar Rp 10.000 untuk sewa becak setiap harinya.

Wawan pun bertekad untuk memiliki becak sendiri.

Ia akhirnya menyisihkan uang penghasilanya untuk ditabung.

Setelah beberapa tahun, uang tabungan itu digunakanya untuk membeli becak.

"Nabung sebisanya mas, kadang Rp 1.000 kadang ya Rp 5.000. Satu tahun lalu, Saya bisa beli becak ini, harganya Rp 700.000," tuturnya sambil tersenyum.

Mandiri sejak kecil

Wawan Setiawan dahulu tinggal bersama kedua orang tuanya di Magelang, Jawa Tengah.

Di usianya yang masih kecil, kedua orang tuanya meninggal dunia.

"Orang tua meninggal karena sakit. Saat itu saya usia 3 tahun," ungkapnya.

Di saat anak-anak seusianya asik bermain, Wawan terpaksa harus mencari nafkah.

Ia pun mencari nafkah dengan berjualan koran, menjadi tukang semir sepatu di jalanan Magelang, Jawa Tengah.

"Saya tidak sekolah, umur 7 tahun hidup di jalan, cari uang agar bisa makan. Pokoknya cari uang, tapi yang tidak merugikan orang lain," tegasnya.

Kaki diamputasi

Wawan mengatakan, musibah hingga kaki kananya harus diamputasi terjadi saat di Magelang.

Saat itu, pada malam hari ia hendak menuju Yogyakarta.

Saat berjalan kaki, ia terperosok ke dalam lubang sedalam lutut orang dewasa.

Lubang tersebut ternyata bekas orang membakar sampah.

"Tahun 2013 Saya jatuh, langsung tidak sadarkan diri, tahu-tahu sudah di rumah sakit. Cerita orang yang menolong, saya jatuh di lubang bekas orang bakar sampah dan masih panas," kata Wawan.

Akibat kejadian itu, kaki kanan dan kirinya mengalami luka bakar.

Ia pun harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.

Keluar dari rumah sakit, Wawan langsung menjalankan profesinya sebagai tukang becak.

Sebab, ia harus tetap mencari nafkah.

Menurut Wawan, kakinya sering terasa sakit saat mengayuh becak.

Namun, karena tidak ada biaya, rasa sakit itu ditahanya dan terus menarik becak.

Pada tahun 2014, ada yang melihat kondisi Wawan.

Orang tersebut lantas menawari bantuan agar Wawan berobat di rumah sakit.

"Amputasinya tahun 2014 di Hardjolukito (RSPAU dr S Hardjolukito), dibiayai oleh sedekah rombongan. Saya dirawat 16 bulan, ya bersyukur dibantu," kata Wawan.

Wawan mengatakan, meski mengayuh dengan satu kaki, ia tidak ingin mengganti becak kayuh dengan becak motor.

"Tidak mau ganti bentor, karena belum ada izin. Ya kalau becak listrik, tidak apa-apa pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Kisah Wawan Setiawan, Pengayuh Becak Berkaki Satu di Yogyakarta, Tidur di Becak Demi Keluarga

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved