Teroris Serang Polsek Wonokromo
Berikut Fakta Penyerangan Polsek Wonokromo Surabaya, Mulai dari Video Call Hingga Ganti Senjata
Penyerangan Polsek Wonokromo itu dilakukan saat pelaku sedang berpura-pura melapor ke bagian SPKT Polsek Wonokromo Surabaya.
Kemudian IM kembali menyabetkan celurit sedikitnya delapan kali sabetan pada tubuh Aiptu Agus.
Tepat pukup 16.36 WIB, setelah IM tahu korban yang tersungkur bersimbah darah.
IM langsung melompat keluar dari area ruangan SPKT dengan meloncat meja di depannya.
Namun belum sampai melintasi pintu utama Markas Polsek Wonokromo Surabaya yang terbuat dari kaca.
Pelaku sudah dihadang oleh dua orang petugas polisi berpakaian biasa, yang keluar dari beberapa ruang yang berdekatan dengan ruang SPKT.
Kejadian setelah video call
Aiptu Agus Sumarsono menjadi salah satu korban penyerangan oleh seorang pria berinisial IM alias terduga teroris menyerang polisi di Markas Polsek Wonokromo, Surabaya.
Sebelum kejadian ada terduga teroris menyerang polisi di Markas Polsek Wonokromo Surabaya itu, ternyata korban Aiptu Agus sempat video call anaknya melihat cucunya yang masih berusia lima bulan.
Siti Fajari (28) anak pertama Aiptu Agus Sumarsono saat ditemui Surya (Grup Tribunmadura.com) di kediamannya awalnya mengaku kaget mendengar kabar ayahnya diserang kemarin.
"Awalnya dapat info ayah berantem dengan pelapor. Itu saya kaget tidak percaya, kok bisa?" ujarnya, Minggu (18/8/2019).
Informasi itu didapat dari ibunya, Sri Ambarwati.
Sambil menggendong anaknya yang masih berusia lima bulan, dia tidak mengira ayahnya kelahi. Sebab, selama ini dikenal sebagai sosok pria yang pendiam dan penyayang terutama kepada keluarga. Apalagi saat ini telah memiliki tiga cucu.
Kemudian, pukul 18.30 barulah dia mendapat kabar terbaru ayahnya dirawat di rumah sakit.
Mendengar kabar itu, dia langsung kaget bukan kepalang.
Bersama tiga orang anaknya, wanita berusia 28 tahun ini dirumah sendiri. Suaminya, Sugito sedang bekerja di luar kota.