Berita Surabaya
Ketua NU Surabaya Imbau Ansor dan Banser tak Gegabah Sikapi Buntut Kerusuhan Mahasiswa Papua
Muhibbin menilai konflik yang terjadi di asrama mahasiswa Papua terlalu pelik sehingga membutuhkan pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Aqwamit Torik
Baik di Malang maupun di Surabaya.
• Harga dan Spek Deretan Rekomendasi HP Terbaik Agustus 2019 Mulai dari Oppo, Vivo Hingga Samsung,
• 100 Deretan Perguruan Tinggi Terbaik Hasil Klasterisasi 2019, Kampus Idamanmu Masuk dalam Daftar?
Di Surabaya, kerusuhan yang berujung pengosongan asrama mahasiswa Papua oleh kepolisian, disebabkan karena adanya dugaan pengrusakan bendera merah putih oleh mahasiswa Papua dan dibuang ke selokan.
Hal tersebut terjadi pada Sabtu (17/8/2019) sore.
Yang memicu adanya bentrok dengan ormas dan pengamanan oleh kepolisian.
Sedangkan di Malang, kericuhan juga terjadi melibatkan mahasiswa Papua dengan warga.
Pasalnya aliansi mahasiswa Papua merunjuk rasa dan menuntut hak hak Papua dalam rangka memperingati 57 tahun perjanjuan New York.
Aksi tersebut mendapat penghadangan oleh warga dan berujung bentok dan pengamanan oleh pihak kepolisian.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan pernyataan resminya.
Hal tersebut sempat ia singgung juga dalam apel pagi bersama ASN di lingkup Pemprov Jawa Timur.
Ia ingin agar seluruh elemen di Jawa Timur sama-sama menjadi harmonisasi.
"Jadi saya ingin sampaikan pada anak-anak saya mahasiswa Papua yang tinggal di Jawa Timur.
Bukan hanya di Surabaya, bukan hanya di Malang.
Mari kita sama-sama membangun harmonious partnership di antara seluruh mahasiswa yang ada," tegas Khofifah, Senin (19/8/2019).
Ia mengajak seluruhnya untuk bisa melakukan langkah yang bisa mewujudkan bangsa Indonesia menjadi Indonesia yang sesungguhnya.
Menurutnya konsolidasi internal harus dibangun.