Berita Militer
Musuh Hancur Jelang Matahari Terbit, Strategi Mematikan Kopassus Vs SAS Inggris saat Operasi Dwikora
Musuh Hancur Jelang Matahari Terbit, Strategi Mematikan Kopassus Vs Pasukan SAS Inggris saat Operasi Dwikora.
Penulis: Ignatia Andra | Editor: Mujib Anwar
Tiba di tempat sasaran pasukan segera mengatur posisi seperti strategi yang telah disusun dan dilatih sebelumnya.
• Dua Kali Ditolak Daftar TNI AD, Mantan Preman ini Malah Jadi Anggota Kopassus & 17 Kali Naik Pangkat
• Kisah Achmad Siswa SMK yang Nyambi Jualan Telur Gulung, Ingin Jadi TNI Bikin Anggota Kopassus Bangga
Pos Mapu berbentuk lingkaran yang dibagi ke dalam empat bagian yang masing-masing terdapat sarang senapan mesin.
Perim UIeter luar dilindungi oleh kawat berduri, punji, dan ranjau claymore.
Satu-satunya cara untuk merebut pos ini adalah dengan merangsek masuk ke dalam perimeter tersebut dan bertarung jarak dekat.
Memberondong pos ini dari luar bakal percuma, pasalnya pos ini memiliki perlindungan yang kuat.
Namun sepertinya rencana serangan tersebut diuntungan dengan kondisi cuaca.
Kebetulan malam itu hujan deras turun mengguyur wilayah Pos Mapu.
Bunyi hujan menyamarkan langkah kaki dan gerakan puluhan prajurit komando RPKAD yang mengatur posisi di sekitar pos tersebut.
Korps baret merah itu mengepung Pos Mapu dari tiga arah, tim pun dipecah menjadi tiga kelompok.
Peleton pertama akan menjadi pembuka serangan sekaligus penarik perhatian.
Kedua peleton lainnya akan bergerak dari samping/rusuk dan akan menjebol perimeter dengan bagalore torpedoes agar para prajurit RPKAD bisa masuk ke dalam dan melakukan close combat.
Pada jam 04.30 saat yang dinanti-nanti tiba, peleton tengah membuka serangan dengan menembakkan senapan mesin Bren ke posisi pertahanan musuh.
Segera setelah itu, dua peleton lainnya merangsek masuk dari kedua arah. Serangan tiba-tiba ini membuat musuh kaget.
Belum reda kekagetan para tentara Inggris yang tak menduga mereka kembali dikejutkan dengan puluhan prajurit RPKAD yang dengan gagah berani masuk menerjang ke dalam pos.
Malam itu satu di antara pasukan terbaik di dunia ini tak menduga bakal mendapat serangan jarak dekat dari tentara baret merah Kopassus.
Malam itu jumlah pasukan yang ada di pos hanya sekitar 34 orang, prajurit lain tengah berpatroli.
Sesuai perkiraan dari Kopassus hari itu memang 2/3 kekuatan meninggalkan pos.
Dan hari inilah yang dipilih untuk hari penyerangan.
Beberapa prajurit Kopassus yang sudah masuk ke pos harus melakukan pertempuran jarak dekat yang menegangkan.
Dua prajurit Kopassus terkena tembakan dan gugur.
Namun rekan mereka terus merangsek masuk dan berhasil menewaskan beberapa tentara Inggris dan melukai sebagian besar lainnya.
Tentara Inggris yang tersisa hanya bisa bertahan sampai peluru terakhir mereka habis karena mereka telah terkepung.
Di antara yang terbunuh dalam pertempuran jarak dekat yang brutal tersebut adalah seorang anggota SAS Inggris.
Ini adalah korban SAS Inggris pertama yang tewas ditangan tentara dari ASEAN.
Pertempuran itu sendiri berakhir saat matahari mulai meninggi.
Prajurit RPKAD yang sudah menguasai sepenuhnya pos Mapu segera menyingkir karena mereka mengetahui pasukan Inggris yang berpatroli sudah kembali beserta bala bantuan Inggris yang diturunkan dari helikopter.
Mereka tidak sempat mengambil tawanan karena dikhawatirkan akan menghambat gerak laju mereka.
Sekembali di pos Balai Karangan, Kompi B disambut dengan suka cita oleh rekan-rekannya.
Para prajurit yang terlibat dalam pertempuran mendapatkan promosi kenaikan pangkat luar biasa.
Mereka juga diberi hadiah pemotongan masa tugas dan diberi kehormatan berbaris di depan Presiden Soekarno pada upacara peringatan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1965. (Artikel Tribun Jambi)