Breaking News

Berita Surabaya

Geng Jawara Kampung dan Geng All Star Rajin Rekrut Siswa SMP & SMA, Demi Pengakuan Tega Habisi Lawan

Geng Jawara Kampung dan Geng All Star di Surabaya Rajin Rekrut Siswa SMP SMA, Demi Pengakuan Tega Habisi Lawan.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Mujib Anwar
net
Ilustrasi - Geng Jawara Kampung dan Geng All Star di Surabaya Rajin Rekrut Siswa SMP SMA, Demi Pengakuan Tega Habisi Lawan 

Geng Jawara Kampung dan Geng All Star di Surabaya Rajin Rekrut Siswa SMP SMA, Demi Pengakuan Tega Habisi Lawan  

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Polisi telah menangkap sembilan dari sepuluh anggota geng Jawara Kampung pelaku penyekapan dan penyeroyokan NF (16), seorang remaja anggota geng All Star di Menganti, Gresik.

Diketahui satu orang anggota geng Jawara Kampung pelaku penyekapan NF masih dalam pengejaran polisi.

"Dia bukan berasal dari Surabaya," ujar Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Giadi Nugraha, Selasa (1/10/2019).

Satu pelaku itu merupakan anggota geng Kampung Jawara, berinisial D.

Sementara itu, dari sembilan tersangka anggota geng Jawara Kampung yang telah diamankan Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, tujuh diantaranya tidak ditahan, karena masih dibawah umur.

Mereka terdiri dari pelajar SMK, SMP dan satu pelaku putus sekolah.

Perang Antar Geng di Surabaya Pecah: Jawara Kampung Vs All Star, 1 Remaja Jadi Sansak Hidup 10 Orang

Para Pelajar Asal Papua yang Sekolah di Kota Blitar Pilih Pulang ke Kampung Halaman

Mulanya Adik Mengira Kakaknya Buang Air Besar di Kandang Kambing, Namun Malah Berujung Histeris

Selain berperan memukuli dan menendang korban NF (16), anggota geng All Star.

Ada juga yang berperan membawa korban dari Krembangan menuju Simogunung kemudian disekap di Menganti.

Sedangkan satu orang pelaku perempuan, saat penyekapan mendokumentasikan pemukulan itu dan diunggah di grup.

Kemudian tersebar. Hal ini untuk menunjukkan eksistensi geng Kampung Jawara.

"Dua orang kita tahan, IA (22) dan AA (18) keduanya warga Gresik," tegasnya.

Sedangkan tujuh orang lainnya yang masih dibawah umur dititipkan ke UPT Rehsos (Rehabilitasi Sosial) ANKN (Anak Nakal dan Korban Napza) Surabaya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, geng Kampung Jawara atau KP Jawara beranggotakan para remaja dan dewasa.

Kebanyakan dari mereka adalah siswa SMA/SMK dan siswa SMP. Kemudian remaja putus sekolah.

Mereka berasal dari wilayah Menganti, Simo dan Krembangan.

Sedangkan geng All Starr merupakan pelajar yang berasal dari wilayah Kalimas Tanjung Perak, Indrapura, dan Jalan Tembok.

Kedua geng ini berisikan remaja tanggung di bawah umur.

Mereka kerap merekrut anggota yang masih pelajar.

Kemunculan mereka awalnya dua geng ini hendak tawuran "perdana" pada awal September 2019.

Mau Pulang ke Jember Cegat Bus di Jalan Raya Sampang, Wanita Bernama Ika Harus Mendekam di Penjara

Modus Baru, Saat Pemilik Toyota Avanza Turun dan Tutup Pagar Rumah, Mobil Langsung Digondol Maling

Kepala Sekolah di Sampang Kaget Mantan Kepala Dinas Pendidikan Dijebloskan Penjara Gara2 Ruang Kelas

Namun, rencana itu berhasil digagalkan Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

Pesan berantai ajakan tawuran itu tersebar.

Pemicunya saling ejek di media sosial dan kabar bohong.

Mereka yang tersulut membawa sejumlah senjata tajam.

Usia mereka yang rata-rata pelajar itu seolah tidak segan menghabisi lawannya yang sama-sama masih pelajar demi sebuah pengakuan.

Namun, menangis saat didatangi polisi.

Tidak sampai disitu, sebelum korban hilang, kedua geng ini juga akan kembali tawuran.

Kali ini, Kampung Jawara akan menyerang markas All Star. Mereka jalan kaki sambil membawa senjata

31 remaja tanggung ini langsung diseret menuju Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak.

Ternyata, mereka adalah wajah baru. Berbeda dengan para anggota geng yang ditangkap sebelumnya.

Belum diketahui pasti, jumlah anggota kedua geng itu.

Ternyata, perseteruan Kampung Jawara dan All Star ini belum juga padam.

NF yang tergabung dalam geng All Star menjadi korban penyekapan Kampung Jawara.

Remaja 16 tahun itu dianiaya terlebih dahulu di tiga lokasi berbeda, saat korban pingsan langsung disekap di sebuah kafe di Gresik.

Saat korban kembali tersadar, dia kembali di hajar. Bahkan, sambil di video.

Sementara itu, keluarga NF saat ditemui menutup diri. Beberapa awak media sempat ditolak. Alasannya, dia benar-benar trauma.

Ayah korban DA khawatir rumahnya di datangi oleh geng tersebut. Sehingga keselamatan buah hatinya terancam.

"Anak saya tidak pulang, ada yang memberi tahu dari facebook, lihat video anak saya. Langsung lapor polisi," ujar DA saat ditemui di rumahnya, Minggu (29/9/2019).

DA mengaku, keseharian anaknya seperti remaja biasa, sekolah kemudian main.

Tidak ada yang mencurigakan.

Namun, tiba-tiba disekap dan dianiaya hingga wajahnya terluka.

Ditambah lagi, pelakunya juga masih di bawah umur.

"Langsung proses hukum saja," tutupnya.

NF sendiri enggan ditemui awak media. DA mengatakan anaknya sedang tidur dan trauma berat.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved