Mulanya Adik Mengira Kakaknya Buang Air Besar di Kandang Kambing, Namun Malah Berujung Histeris

Awalnya, pria berusia 53 tahun itu sempat dikira ingin buang air besar di blandar dekat kandang kambing di rumahnya, Sabtu (28/9/2019).

Editor: Aqwamit Torik
steemit.com
Ilustrasi kandang kambing 

Mulanya Adik Mengira Kakaknya Buang Air Besar di Kandang Kambing, Namun Malah Berujung Histeris

TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Sang adik sempat mencurigai tingkah laku sang kakak yang mulai menunjukkan gelagat aneh.

Awalnya, sang adik hanya mengira kakaknya sedang buang air besar di sebuah kandang kambing.

Saat dibuntuti, malah kakaknya berbuat sesuatu yang mengejutkan adiknya.

Kakaknya justru melakukan gantung diri menggunakan tali yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Tindakan nekat Suprapto mengagetkan Warga Dusun Katang, Desa Sukorejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Ulahnya di blandar dekat kandang kambing di rumahnya membuat warga sekitar tempat tinggalnya tak menyangka.

Awalnya, pria berusia 53 tahun itu sempat dikira ingin buang air besar di blandar dekat kandang kambing di rumahnya, Sabtu (28/9/2019).

Gerak-gerik Suprapto ke dekat kandang kambing mengundang kecurigaan dari sang adik, Gunawan (46).

Karenanya, Gunawan memutuskan untuk mendatangi sang kakak ke dekat kandang kambing.

Sesampainya di sana, Gunawan terperangah melihat aksi Suprapto.

Selalu Waspada Saat Meninggalkan Mobil, ada Modus Baru, Viral Mobil Toyota Avanza Digondol Pencuri

Terdakwa Kasus Pembunuhan Remaja Divonis Mati, Ibu Korban Ambruk setelah Hakim Jatuhkan Hukuman

Transaksi Via Online, Pasangan Selingkuh ini Terciduk di Kamar Eks Lokalisasi Dasin Tuban

Bahkan, aksi yang dilakukan Suprapto di dekat kandang kambing membuat sang adik histeris.

Bukannya buang air besar seperti yang dibayangkan Gunawan.

Suprapto justru melakukan bunuh diri di lokasi itu.

Ia ditemukan sudah dalam kondisi tergantung di blandar kayu dekat kandang kambing itu.

Tampak tali tambang plastik berwarna biru digantungkan di leher Suprapto.

Melihat sang kakak, Gunawan spontan berteriak dan meminta tolong kepada keluarga lainnya.

Selanjutnya keluarga berdatangan beserta dengan tetangga yang lain.

Kejadian itu kemudian dilaporkan kepada perangkat Desa Sukorejo yang meneruskan ke Polsek Gampengrejo.

Petugas kepolisian bersama dengan Unit Inafis Polres Kediri telah melakukan olah TKP.

Jenazah korban juga diperiksa visum luar dr Mustadhim, petugas medis dari Puskesmas Ngasem.

Keluarga korban menolak dilakukan auopsi jenazah dengan membuat surat pernyataan tidak dilakukan visum dalam.

Kapolsek Gampengrejo, AKP Muklason menjelaskan, dari keterangan pihak keluarganya, korban menderita sakit komplikasi.

Berdasar keterangan keluarga pula, sakit korban tidak kunjung sembuh.

Sebelumnya, korban dirawat selama 2 pekan di RS Bhayangkara Kediri.

Karena sakitnya yang tidak kunjung sembuh, korban mengalami depresi dan sering menyendiri.

Sementara hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Ngasem dan Inafis Polres Kediri, korban gantung diri dengan tali tambang plastik warna biru.

Tali tambang plastik warna biru itu diikatkan di blandar kayu dengan ketinggian 210 cm dari lantai tanah.

Tidak ada tanda-tanda penganiayaan dan kekerasan di tubuh korban.(dim)

Kejadian Serupa

Seorang kiai di Kabupaten Tuban ditemukan tak bernyawa di kamar kost, Jalan Dondong, Perumahan Tuban Akbar, Kecamatan Tuban, Kamis (5/9/2019) siang.

Kiai yang diketahui bernama Nur Efendi (49) itu, merupakan warga Desa Sambonggede, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.

Menurut keterangan polisi, sebelum mengembuskan nafas terakhir, Nur Efendi sempat melakukan panggilan video atau video call kepada istrinya Tri Dwi Puji Astuti, Rabu (4/9/2019) pukul 07.44 WIB.

Lalu, keesokan harinya, Efendi yang dihubungi istri, tidak ada jawaban hingga menimbulkan kecurigaan. 

Sang istri kemudian memutuskan mendatangi rumah kos tempat sang suami tinggal.

Setelah tiba di rumah kos suaminya, perasaan Tri Dwi Puji Astuti menjadi semakin cemas.

Ia memutuskan untuk menggedor pintu rumah kos suaminya, setelah diketuk berkali-kali tapi kunjung dibuka.

Tri Dwi Puji Astuti akhirnya meminta tolong kepada pemilik kos untuk mengecek keadaan suaminya.

Saat pemilik kos mengintip celah ventilasi kamar, korban terlihat membujur kaku di atas tempat tidur.

Sang pemilik kos memutuskan untuk membuka paksa jendela kamar itu.

Mau Pulang ke Jember Cegat Bus di Jalan Raya Sampang, Wanita Bernama Ika Harus Mendekam di Penjara

Rumah Diberi Tulisan Keluarga Miskin Penerima Bantuan, Ribuan KK Undur Diri dari PKH, ini Alasannya

Ribuan Santri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Gelar Salat Istisqa untuk Redam Bencana Negeri

"Berdasarkan keterangan istri sebelum meninggal sempat video call dulu Rabu," kata Kapolsek Tuban, Iptu Geng Wahono.

"Istri kaget begitu mengetahui suami meninggal di dalam kamar," sambung dia.

Iptu Geng Wahono menuturkan, korban sendiri sudah sekitar 3 bulan terakhir ini tinggal di rumah kost.

Sehari-harinya, korban bekerja sebagai wiraswasta dan juga seorang kyai.

Dia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan sementara di TKP, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban.

Dugaan kuat, korban meninggal dunia karena terkena serangan penyakit jantung.

Hal itu diperkuat ditemukannya bercak darah yang keluar dari mulut korban.

"Dugaannya karena serangan jantung, bukan yang lain," jelas Iptu Geng Wahono.

"Korban lalu dievakuasi ke RSUD kemudian dikebumikan," pungkasnya.(nok)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved