Berita Jombang

Santri Ngeluh Demam Tinggi dan Minta Dijemput, Orang Tua Curiga ada Lebam, Oknum Keamanan Pelakunya

Akibat dugaan penganiayaan tersebut, remaja lelaki asal Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Jombang mengalami luka-luka lebam di bagian mukanya.

Penulis: Sutono | Editor: Aqwamit Torik
CC0 Public Domain/medicalxpress
ilustrasi 

Santri Ngeluh Demam Tinggi dan Minta Dijemput, Orang Tua Curiga ada Lebam, Oknum Keamanan Pelakunya

TRIBUNMADURA.COM, JOMBANG - Seorang santri, inisial MR (13), yang juga siswa SMP di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) di Dusun Paculgowang, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Jombang, diduga dianiaya oknum pihak keamanan ponpes setempat.

Akibat dugaan penganiayaan tersebut, remaja lelaki asal Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Jombang mengalami luka-luka lebam di bagian mukanya.

Dugaan penganiayaan yang terjadi Jumat 11 Oktober dini hari tersebut telah dilaporkan oleh orang tua (ortu) korban, ke Polres Jombang dua hari setelah kejadian, tepatnya 13 Oktober lalu.

Suwarno (45) orang tua korban mengisahkan kronologi dugaan penganiayaan yang dialami anaknya.

Menurut Suwarno, anaknya tiba-tiba dipukul tanpa sebab yang jelas oleh dua orang personel keamanan pondok, berinisial AI (19) asal Gresik, dan SM (18), yang ia tak tahu asalnya dari mana.

Menurut Suwarno, peristiwa terjadi di lingkungan asrama pesantren Jumat 11 Oktober dinihari sekitar pukul 03.00 WIB.

Dikatakan Suwarno, berdasarakan pengakuan anaknya, saat itu anaknya bersama tiga orang temannya didatangi kedua pelaku. Keduanya langsung memukul kepala dan wajahnya berulang kali.

Akibat kejadian itu, MH wajanya memar-memar, bahkan matanya bengkak serta memerah.

Setelah dipukul, sambung Suwarno, anaknya sempat diancam oleh kedua pelaku agar tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain termasuk orang tuanya.

Namun, setelah didesak orang tuanya yang mengetahui muka anaknya lebam-lebam, akhirnya korban mengaku dianiaya pihak keamanan pesantren.

"Dia menghubungi saya dua hari setelah kejadian. Dia pinjam HP (handphone) temannya, lalu bilang sakit deman tinggi, minta dijemput. Setelah saya jemput dan saya desak, dia mengaku dihajar pihak keamanan pondok," ujar Suwarno, Jumat (25/10/2019).

Suwarno menceritakan, sebelum kejadian, anaknya mengaku sempat pinjam uang kepada salah satu temannya.

Saat itu, anaknya (MR) berjanji mengembalikan uang tersebut saat orang tuanya datang menjengkuknya.

"Tapi saat uang mau dikembalikan, anak saya tidak bertemu dengan anak yang dipinjami itu. Karenanya uang dititipkan ke piket keamanan Kamis siang. Tapi tiba-tiba malamnya (Jumat dini hari) anak saya didatangi pelaku langsung dipukuli," terangnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved