Berita Tulungagung
Sambal Dower Bikinan Emak2 Janda Tulungagung Laris Manis di Arab Saudi, Makkah Madinah Paling Gemari
Sambal Dower Bikinan Emak-emak Janda Tulungagung Laris Manis di Arab Saudi, Makkah dan Madinah Paling Menggemari
Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
Sambal Dower Bikinan Emak-emak Janda Tulungagung Laris Manis di Arab Saudi, Makkah dan Madinah Paling Menggemari
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah ibu-ibu alias emak-emak janda terlihat sibuk menyiapkan bahan untuk membuat aneka bahan sambal, di Balai Desa Jarakan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.
Emak-emak janda tersebut ada yang mengiris ikan asin pedo, ada yang memisahkan cabai kering dari bijinya dan ada yang mengupas bawang merah serta bawang putih.
Sambal yang dibuat diberi nama Sambal Dower.
Bukan sembarang nama, Sambal Dower ini sudah dipasarkan hingga ke Arab Saudi.
“Kami mengirim 100 botol Sambal Dower setiap bulan ke Makkah dan Madinah,” ujar Kepala Desa Jarakan, Su’ad Bagiyo, yang juga pembina Emak-emak janda ini.
Para wanita ini bergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Surya Wisma, dengan anggota sekitar 40 orang.
Mereka mayoritas para wanita berstatus janda, atau yang ditinggal suaminya bekerja di luar kota.
Lewat KWT Surya Wisma mereka diberdayakan, agar bisa mandiri atau sekedar menambah pendapatan.
“Harapannya para wanita ini lebih berdaya, tidak terjerumus hal yang negatif,” sambung Su’ad.
Sebenarnya bukan hanya produk Sambal Dower, KWT Surya Wisma juga memroduksi aneka makanan seperti donat yang dipasarkan di seluruh Kecamatan Gondang, Tulungagung.
Ada juga aneka keripik. Namun produk andalan masih Sambal Dower.
Sayangnya sambal ini masih numpang merek produk asal Jawa Tengah.
Su’ad beralasan saat itu untuk mengurus izin masih sulit, karena harus berbentuk badan hukum.
Agar lekas bisa produksi, Su’ad mengakalinya dengan meminjam merek luar.
“Jadi produksinya di sini, dikemas di sini, hanya label produksinya dari luar,” ungkapnya.
Kini Su’ad tengah memanfaatkan program Gerakan Mengawal Pertumbuhan Usaha Rakyat (GEMPUR) dari Pemprov Jatim, yang memberi kemudahan mengurus izin.
Mantan wartawan ini mengaku mendapat pendampingan dar Dinas Kesehatan untuk mendapatkan izin produksi.
Ia berharap KWT Surya Wisma punya merek sendiri, agar lebih bisa mengembangkan produk.
“Omset kami rp 120 juta per tahun. Sudah lumayan untuk sebuah produk yang dikerjakan ibu-ibu,” tutur Suad.
Sambal Dower produk KWT Surya Miswa mempunyai varian pedo, udang dan teri.
Produk ini tidak menggunakan pengawet, dan dikeringkan dengan mesin spinner.
Dari proses pengeringan ini juga dihasilkan minyak bumbu, yang dijual Rp 1.900.000 per liter.
“Dari minyak 100 liter, jadinya hanya satu liter. Minyaknya sudah ada aroma dan bumbu, makanya mahal,” ujar Su’ad.
Ke depan, ayah dua anak ini merintis rest area yang didanai dari Dana Desa (DD).
Letak Desa Jarakan yang di jalan nasional Tulungagung-Trenggalek diyakini strategis untuk dibuat rest area.
Nantinya produk KWT Surya Tani akan dipasarkan di rest area ini.
“Desa akan menyertakan modal untuk pengembangan. Tinggal bagaimana nanti MoU pembagian keuntungannya,” pungkas Su’ad.