Berita Magetan
Hujan Tak Turun Sarangan Mengering, Warga Magetan Salat Istisqa di Makam Leluhur Lereng Gunung Lawu
Hujan Tak Kunjung Turun dan Air Telaga Sarangan Mengering, Rivuan Warga Magetan Gelar Salat Istisqa di Makam Leluhur di Lereng Gunung Lawu
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Mujib Anwar
Hujan Tak Kunjung Turun dan Air Telaga Sarangan Mengering, Rivuan Warga Magetan Gelar Salat Istisqa di Makam Leluhur di Lereng Gunung Lawu
TRIBUNMADURA.COM, MAGETAN - Ribuan warga desa Kabupaten Magetan menggelar salat Istisqa alias salat minta hujan, di area tempat pemakaman umum alias kuburan, Kamis (14/11/2019).
Ini dilakukan warga Desa Nitikan dan Desa Durenan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, karena hingga saat ini wilayah masih dalam kondisi kekeringan, karena hujan belum turun.
Padahal sejumlah wilayah lain, sudah mulai diguyur hujan.
Bahkan pada musim kemarau, suhu udara di Maggetan mencapai 35 - 37 derajat celsius pada siang hari.
Saat menggelar salat Istisqa, banyak dari warga yang sampai menagis tersedu saat berdoa memohon turunnya hujan.
Karena akibat belum turunnya hujan ini, petani di Kabupaten Magetan belum bisa bercocok tanam seperti petani warga desa diluar daerah Kabupatan Magetan.
Para jamaah yang mengikuti salat Istisqa ini adalah warga Desa Nitikan dan warga Desa Durenan, siswa SD sekitar, Babinsa dari Koramil Plaosan, PNS, alim ulama setempat, seluruhnya memenuhi area kuburan Punjung yang berada di lereng Gunung Lawu.
Salat istisqa di salah satu makam leluhur di Magetan ini sudah menjadi tradisi warga setempat.
Wasnoto, imam salat Istisqa menyebutkan, pelaksanaan salat minta hujan di area makam leluhur di lereng Gunung Lawu ini sudah menjadi tradisi sejak nenek moyang warga desa setempat.
"Sejak dulu warga melakukan shalat yang sifatnya butuh pertolongan yang Maha Kuasa dilakukan di lapangan atau di hutan di area pemakaman umum Punjung.
Ini sudah tradisi, makanya salat Istisqo dilakukan disini agar segera dikabulkan,"jelas Wasnoto kepada Surya, seusai memimpin salat istisqo, Kamis (14/11/2019).
Saat ini di Kabupaten Magetan hampir sekuruh wilayah mengalami krisis air.
Sejumlah sumber air seperti embung, waduk Gonggang, sudah mengering.
Bahkan Telaga Sarangan airnya tinggal dibawah lutut orang dewasa.
Sementara sumber air bawah tanah, dari 18 wilayah kecamatan hanya sekitar enam kecamatan yang airnya bisa di eksploitasi untuk kebutuhan hidup sehari hari.
Sisanya mengandalkan pasokan dari PDAM setempat, sedang wilayah Plaosan sekitar mengandalkan sumber rembesan dari lereng Gunung Lawu.