PMII Protes Dosen IAIN Madura

Begini Pengakuan Eko Ariwidodo, Dosen IAIN Madura yang Robek Simbol PMII dan Membuang ke Tong Sampah

Begini Pengakuan Tak Terduga Eko Ariwidodo, Dosen IAIN Madura yang Diduga Lecehkan Simbol Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII )

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/MUCHSIN RASJID
Dosen IAIN Madura Eko Ariwidodo (pegang mik) ketika memberikan klarifikasi dihadapan massa aktivis PMII yang unjuk rasa di kampus IAIN Madura, Senin (18/11/2019), karena dipicu tindakannya dinilai melecehkan simbol PMII. 

Tetapi mahasiswa sepertinya tidak mau menerima alasan Eko begitu saja.

Mahasiswa tetap menuding Eko sengaja berbuat itu, untuk membuat kegaduhan.

Mahasiswa tetap menghendaki agar Eko Ariwidodo keluar dari IAIN Madura.

Setelah itu, Lian Fawahan spontan membacakan tuntutannya, atas kasus tersebut.

Sementara Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim, melalui Wakil Rektor III, Mohammad Hasan mengatakan, pihaknya akan melakukan musyawarah mengenai tuntutan yang disampaikan oleh para aktivis PMII.

"Kami akan melakukan musyawarah mengenai tuntutan yang disampaikan oleh sahabat-sahabat PMII dengan Rektor IAIN Madura setelah datang dari luar kota (Jakarta).

Karena Rektor ada agenda di Jakarta sekarang, insyaallah hari Rabu beliau datang," ucapnya.

Selanjutnya, Warek III IAIN Madura menyampaikan, bahwa pihak terkait alias si dosen yang diduga melakukan pelecehan terhadap simbol PMII sudah menyampaikan permohonan maaf dihadapan teman-teman aksi atas tindakan yang sangat disesalinya.

"Pak Eko Ariwidodo tadi sudah meminta maaf kepada teman-teman aksi, meskipun permohonan maafnya ditepis.

Menurut saya tidak perlu dibawa ke ranah hukum, karena dosen tersebut juga bagian dari kampus, walaupun berkenaan dengan ideologi organisasi," tandas Mohammad Hasan.

Karenanya, Wakil Rektor III IAIN Madura, Mohammad Hasan yang didesak memberikan keputusan, tidak memberikan jawaban pasti.

Dia berjanji masih akan koordinasi terlebih dulu dengan Rektor IAIN Madura, Mohammad Qosim, yang kini masih ada di Kementerian Agama di Jakarta, sehingga akhirnya mahasiswa membubarkan diri. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved