Liga 1 2019

Terbenam usai Kalah di Laga Rusuh, Pelatih Perseru Tuding Timnya Dicurangi, Pelatih Persela Hormat

Makin Terbenam Degradasi usai Kalah Dari Persela di Laga Rusuh Suporter, Pelatih Perseru Tuding Timnya Dicurangi, Pelatih Persela Hormat

Penulis: Khairul Amin | Editor: Mujib Anwar
Kolase Tribunmadura (Sumber:Bolasport.com/web Persela Lamongan)
Pelatih Perseru Badak Lampung FC, Milan Petrovic dan Pelatih Persela Lamongan Nil Maizar 

Terbenam di Zona Degradasi usai Kalah Dari Persela di Laga Rusuh oleh Ulah Suporter,

Pelatih Perseru Milan Petrovic Tuding Timnya Dicurangi, Pelatih Persela Nil Maizar Pilih Hormat 

TRIBUNMADURA.COM, LAMONGAN – Pelatih Perseru Badak Lampung FC, Milan Petrovic mengaku sangat kecewa dengan wasit karena ia merasa timnya dicurangi ketika kalah 1-0 dari Persela Lamongan.

Sebab, pada laga yang berlangsung di Stadion Surajaya, Lamongan, Rabu (20/11/2019),  banyak keputusan wasit yang dianggapnya merugikan Perseru Badak Lampung FC.

Terutam setelah timnya menunggu satu jam laga ditunda karena kerusuhan yang dilakukan oleh suporter Persela menit 72, saat itu laga masih kedudukan 0-0.

“Kami menunggu satu jam, kemudian kami bermain lagi kami berada dalam tekanan, itu berarti Persela harus menang, itu tidak fair,” terang Milan Petrovic.

“Tiga menit terakhir, wasit dengan 10 keputusan di sekitar kotak penalti, itu seakan wasit menunggu Persela mencetak gol,” tambahnya.

Bahkan, ditambahkan Milan, tekanan hadir tidak hanya di dalam lapangan. 

Saat laga ditunda selama satu jam akibat kerusuhan yang dilakukan suporter.

Mantan pelatih Arema FC itu akui juga mendapat tekanan dari pihak lain.

“Tekanan tiap waktu kami dapat di ruang ganti, dari polisi dan suporter.

Ketika kami menunggu selama satu jam dan ketika kami tidak masuk kedalam pertandingan (bermain kembali) kami harus pergi dari Liaga 1,” ucap Milan Petrovic.

“Itu situasi tidak normal, setelah itu kami tahu kami tidak punya kesempatan di pertandingan, ini sangat bodoh,” tambahnya.

Padahal, Milan akui menatap laga ini, timnya sudah mempersiapkan secara matang.

Termasuk lalukan pemusatan latihan selama 15 hari di Jogja, termasuk juga sudah miliki strategi baik.

“Mungkin kalau kondisi normal kami bisa dapat satu poin, satu poin bagi kami sangat penting," ucapnya.

Tambahan poin memang terus dituhkan Perseru Badak Lampung FC untuk menatap kerasnya persaingan di papan bawah di sisa 6 laga hingga akhir Liga 1 2019.

"Tapi saya tidak suka ketika seseorang mencuri di liga.

Oke kalau Persela mencetak tiga atau empat gol dengan aksi, tapi dengan cara itu bukan cara yang baik,” tegasnya.

Gagal mendapat tambahan poin, Perseru Badak Lampung FC harus turun peringkat ke posisi 16, atau posisi di zona degradasi dengan raihan poin 27.

Pelatih Persela Enggan Komentar

Sementara itu, Pelatih Persela, Nil Maizar enggan mengomentari kerusuhan yang dilakukan suporter Persela saat Persela menang 1-0 dari Perseru Badak Lampung FC di Stadion Surajaya, Lamongan, Rabu (20/11/2019) sore.

Kerusuhan pecah sesaat usai Alex dos Santos gagal mengeksekusi penalti menit 72, kala itu kedudukan masih 0-0.

Padahal Persela dituntut menang untuk keluar dari zona degradasi.

Akibat kerusuhan itu, laga bahkan tertunda selama satu jam sebelum akhirnya dilanjutkan kembali.

Setelah dilanjutkan akhirnya Persela bisa cetak gol di menit 90+2 oleh Moch Zainuri.

“Kalau saya tidak bisa komentar itu (kerusuhan),” terang Nil Maizar usai laga.

Sebaliknya, pelatih asal Sumatera Barat itu menaruh hormat atas luapan kecintaan suporter pada Persela.

“Penting buat saya, saya hormat buat suporter, mereka sangat luar biasa,” tambah Nil Maizar.

Tak hanya pada laga ini, Nil Maizar akui menyaksikan langsung kecintaan suporter Persela, tidak hanya saat berlaga di Lamongan.

“Saya pergi kemarin ke Kalteng, ada suporter Lamongan, ke Barito, Bekasi, dan ke Bali ada juga, luar biasa,” tegas Nil.

“Begitu emosional yang ditunjukkan bahwa mereka cinta lamongan dan tidak ingin tim ini jatuh,” pungkas Nil Maizar.

Sebut Kemunduruan

Sedangkan Bojan Malisic, salah satu bek Perseru Badak Lampung FC secara terang-terang sampaikan bahwa kemunduran sepakbola Indonesia karena faktor wasit tidak baik.

Satu diantaranya yang ia nilai adalah saat timnya kalah 1-0 dari Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Lamongan, Rabu (20/11/2019).

Pemain asal Serbia itu akui banyak keputusan wasit yang tidak tepat dan merugikan Perseru Badak Lampung.

“Pemain sudah melakukan usaha yang sangat besar, begitu juga pemain Persela, tapi tiga atau empat wasit di lapangan tadi menjadikan laga terjalanm tidak baik,” ucap Bojan Malisic.

“Itulah mengapa setiap wasit (setelah laga) berlarian keluar lapangan. itu tidak normal, liga 2 dan liga 1 sama saja tidak normal,” tambahnya.

Dengan begitu, maka ia katakana tidak heran, setiap wasit tidak bisa menjaga martabatnya sendiri. 

 Termasuk pemandangan usai laga bukan menyalami pemain, tapi terburu-buru keluar dari lapangan sambil berlari.

“Wasit harus menjaga martabatnya, ketika pertandingan berakhir semua akan menghampiri wasit,” ucap Bojan.

“Tapi tadi tidak ada yang menghampiri (wasit), karena dia berlari ke ruang ganti, karena dia tahu dia berbuat salah,” tambah pemain 34 tahun itu.

Wasit yang tidak berlaku adil itulah yang dinilai mantan pemain Persib Bandung itu menjadi biang masalah di sepakbola Indonesia.

“Mereka (wasit) yang membuat masalah, mereka yang membuat sepakbola Indonesia tidak akan berkembang. Sangat banyak pemain berbakat tapi mereka yang membuat masalah,” ucapnya.

Maka Bojan Malisic sebut tidak heran, dengan jumlah penduduk Indonesia yang tidak sedikit, menyusun kerangka tim di Timnas Indonesia kesulitan.

“Ada yang bertanya mengapa tiga ratus juta orang Indonesia tidak dapat membentuk timnas yang bagus, itu karena orang-orang itu (wasit tidak baik), mereka menghancurkan sepakbola,” pungkas Bojan Malisic.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved