Fakta-Fakta Menarik Terjadinya Fenomena Hujan Es, Ternyata Durasinya Paling Lama 10 Menit Saja

Fenomena hujan es belakangan ini melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur, ternyata berdurasi singkat.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
picsart/Sujan Morathenna
ilustrasi - Fakta-Fakta Menarik Terjadinya Fenomena Hujan Es, Ternyata Durasinya Paling Lama 10 Menit Saja 

Fenomena hujan es belakangan ini melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur, ternyata berdurasi singkat

TRIBUNMADURA.COM - Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah di Jawa Timur dilanda fenomena hujan es.

Terakhir, fenomena hujan es terjadi di wilayah Mojokerto dan Kota Malang.

Fenomena hujan es di Indonesia terkadang dianggap tidak biasa terutama jika tak terjadi pada musim pancaroba.

Mbak You Ramal Kota Inisial M di Jatim Bakal Dilanda Bencana Besar, Apakah Malang Mojokerto Madiun?

Mohammad Lagi Panasi Honda Beat di Teras Rumah, Truk Tiba-tiba Seruduk Hancurkan Rumahnya di Gresik

BREAKING NEWS - Kota Malang Dilanda Hujan Es, Warga Ramai-Ramai Berbagi Pengalaman di Twitter

Biasanya, hujan es terjadi saat memasuki peralihan musim.

Menurut Kepala Bidang Manajemen Observasi BMKG, Hary Tirto Djatmiko, fenomena hujan es berbeda dengan fenomena salju yang ada di negara-negara kutub atau sub tropis.

Berikut 4 fakta menarik mengenai fenomena hujan es:

1. Perbedaan hujan es dan salju

Hujan es berbeda dengan salju.

Hujan es bisa terjadi di belahan dunia mana pun, sementara salju hanya bisa terjadi di wilayah lintang tinggi, lebih dari 23,5 derajat.

Hary menjelaskan, hujan es bisa terjadi dalam dua kondisi, yakni pada masa pancaroba yang disertai angin kencang, dan hujan tetap ada dengan perbedaan suhu yang besar dalam satu hari.

Dua kondisi tersebut mengakibatkan hujan es karena mengakumulasi air dalam bentuk awan cumulonimbus, jenis awan yang pada awalnya berbentuk menyerupai bunga kol berwarna putih.

"Awan yang menyebabkan juga berbeda. Kalau hujan es disebabkan oleh awan cumulonimbus," ujar Hary kepada Kompas.com ( grup TribunMadura.com ) pada April 2019.

"Salju disebabkan oleh awan nimbus stratus," sambung dia.

Hary menjelaskan, awan jenis cumulonimbus lebih banyak mengandung air dalam bentuk padat daripada cair.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved