Pernah Ditolak Saat Mengajak Atlet Pelajar Mengikuti Kompetisi, Dewan Kehormatan KONI Harapkan ini
Dewan Kehormatan KONI Batu Didik Machfud menceritakan pernah mendapat penolakan dari sekolah ketika ia meminta izin mengajak pelajar yang juga atlet
Penulis: Benni Indo | Editor: Aqwamit Torik
Sekadar informasi, anggaran pendidikan Kota Batu pada 2019 sebanyak Rp 200 M.
Dengan besarnya anggaran itu, Didik juga berharap agar potensi pelajar di dunia olahraga mendapatkan perhatian.
“Nantinya kami akan pertanyakan penggunaan anggaran itu.
Kami berharap bisa dimanfaatkan dengan baik, juga untuk atlet-atlet muda,” jelasnya.
Ketua Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) Kota Batu, Lestari mengatakan 90 persen atlet asal Kota Batu merupakan pelajar.
Oleh sebab itu, antara guru olahraga dan kepala sekolah harus memiliki kesamaan tujuan untuk membina pelajar yang menjadi atlet.
Pelajar yang menjadi atlet sangat berpotensi mengharumkan nama Kota Batu di kancah nasional bahkan internasional.
“Pembinaan olahraga yang prestasi untuk kekuatan pendidikan karakter.
Oleh sebab itu, perlu ada kesamaan pendapat antara guru olahraga dengan kepala sekolah,” ujar Lestari.
Lestari menegaskan, agar setelah acara selesai digelar, kepala sekolah dan guru olahraga bisa menyesuaikan program olahraga untuk mengembangkan bakat pelajar.
Kepala Bidang Tenaga Pendidik dan Kependidikan Abdul Rais menanggapi, penolakan sekolah itu mungkin saja karena situasi yang kurang tepat.
Rais menegaskan, Dinas Pendidikan Kota Batu berkomitmen mendukung pelajar yang memiliki potensi di dunia olahraga.
“Perlu kami komunikasikan karena kami belum tahu alasan spesifiknya apa.
Kalau izin ya pasti diberi izin.
Kami secara resmi tidak pernah tidak mengizinkan.