Perang Iran Vs Amerika
Perang di Timur Tengah Iran Vs Amerika Terancam Pecah, Ini Senjata Canggih & Rudal Dimiliki 2 Negara
perang di Timur Tengah antara Iran Vs Amerika terancam pecah, inilah kekuatan senjata canggih dan rudal balistik yang dimiliki kedua negara
Pentagon menuturkan, mereka sudah berada dalam kondisi "siaga tinggi" selama beberapa hari sebelumnya buntut ketegangan yang terjadi.
Sekutu dekat Trump, Senator Lindsey Graham mengatakan, serangan yang menghantam pangkalan milik pasukan AS dan sekutunya adalah tindakan perang.
"Presiden mempunyai otoritas yang dia perlukan berdasarkan Artikel II. Seperti apa responsnya tengah ditentukan. Namun dia punya wewenang itu," ujarnya kepada CNN.
Pakar menyatakan, tidak biasanya bagi Teheran untuk terang-terangan mengklaim serangan terhadap fasilitas milik Negeri "Uncle Sam".
Pasalnya selama ini, mereka menggunakan jaringan milisi yang mereka sokong untuk mengambil alih tanggung jawab klaim.
Sebelumnya, Iran melalui Garda Revolusi menyatakan, mereka menghujani markas pasukan AS dan sekutunya di Irak dengan puluhan rudal.
Operasi itu dikatakan merupakan balas dendam atas pembunuhan Jenderal Qasem Soleimani oleh Amerika Serikat pada Jumat pekan lalu (3/1/2020).
Dilansir Sky News Rabu (8/1/2020), "puluhan rudal" itu ditembakkan Divisi Luar Angkasa Garda Revolusi Iran, dan dinamai "Martir Soleimani".
Sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.
Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak.
Sementara Pentagon menerangkan serangan juga terjadi di instalasi yang menampung koalisi internasional pimpinan AS di Arbil.
Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik, Jonathan Hoffman, menyatakan rudal itu ditembakkan pukul 17.30 waktu AS pada Selasa (7/1/2020).
"Sudah jelas bahwa serangan tersebut berasal dari Iran, dan menargetkan dua pangkalan militer Irak di al-Assad dan Arbil," ujarnya.
Dalam keterangan terpisah, Gedung Putih memaparkan Presiden Donald Trump sudah diberi tahu dan memantau perkembangannya.
Hoffman melanjutkan, saat ini fokus Pentagon adalah menaksir kerusakan yang terjadi akibat serangan rudal di dua markas tersebut.