Berita Pamekasan
Derita Penyakit Langka, Bayi Rani Ditangani 5 Dokter Spesialis di RSUD dr Soetomo, Begini Kondisinya
Derita penyakit langka, Rani bayi asal Pamekasan Madura ditangani oleh 5 dokter spesialis di RSUD dr Soetomo Surabaya, begini kondisinya sekarang
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Mujib Anwar
Derita Penyakit Langka, Rani Bayi asal Pamekasan Ditangani 5 Dokter Spesialis di RSUD dr Soetomo, Begini Kondisinya Sekarang
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Kondisi Nur Anisa Maharani, bayi usia 8 bulan, putri pertama pasangan Abdul Rauf (22) dan Khoiratun Nisa’ (22), warga Jl Basar, Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Kota, Pamekasan, yang menderita tumor di kaki kirinya kini mulai membaik setelah ditangani oleh tim dokter di RSUD dr Soetomo Surabaya.
Tetapi untuk pembengkakan kaki dari pangkal paha hingga telapak kakinya yang membesar, nyaris menyamai tubuhnya akibat terkena penyakit Limfangioma (tumor jinak) sejak lahir masih tetap seperti semula.
Hanya saja benjolan di lutut yang menghitam dan sering mengeluarkan nanah busuk, sudah mengering.
Bintik-bintik hitam di pahanya yang kerap mengeluarkan darah, sudah tidak ada lagi.
Membaiknya Rani panggilan bayi mungil ini setelah Rani menjalani operasi tahap awal, berupa pengangkatan benjolan di RSUD dr Soetomo Surabaya, pada Senin (6/1/2020) lalu.
Sementara untuk operasi pembengkakan kakinya, masih menunggu tiga bulan lagi.
• Rani Bayi Madura Derita Tumor Sebesar Tubuhnya, Pertolongan Muncul usai Wagub Emil Dardak Ikut Cawe2
• Sunda Empire Menggertak Jokowi Jika Tak Menurut, Putra Jokowi Kaesang Berikan Respon yang Berbeda
Itu tidak langsung dioperasi sekaligus, melainkan dilakukan bertahap setiap tiga bulan sekali, yang diperkirakan berlangsung antara 5 hingga 7 kali operasi.
Kepada Tribunmadura.com , Abdul Halim (51), kakek Rani, Senin (27/1/2020) mengatakan, untuk operasi pembengkakan di kaki kirinya yang menimpa cucunya, membutuhkan proses panjang dan ketelitian serta kehati-hatian dari tim dokter yang menangani.
Tumor yang dialami cucu satu-satunya ini merupakan penyakit langka, sehingga memerlukan penanganan khusus dari beberapa dokter spesialis.
Diakui, sebelum dilakukan operasi tahap awal, hingga saat ini, setiap minggu, selama 4 hari dari Senin sampai Kamis, cucunya dibawa ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Diperiksa ke Poli Anak, untuk mengetahui efek obat yang diminum Rani. Seberapa jauh dampak dan pengaruhnya.
Selain itu, juga kontrol ke Poli Bedah Plastik, untuk memantau perkembangan penyakitnya.
Selanjutnya ke Poli Hematologi, cek darah serta ke Poli Nutrisi di rumah sakit itu.
“Setiap hari, Rani harus minum obat 6 kali. Dan yang kami pikirkan, jika badan Rani tambah segar dan gemuk, pembengkakan di kakinya ikut membesar,” ungkap Halim.
• AWAS, Seminggu Lagi Mulai 1 Februari 2020 WhatsApp Tak Bisa Lagi Dipakai di HP Android dan iOS Jadul
• Demi Ciptakan Tatanan Dunia Baru, Sunda Empire Klaim Gandeng Orang Kaya Dunia dan Kendalikan Nuklir

Menurut Halim, seminggu pasca Rani menjalani operasi benjolan lututnya, Rani seperti mengalami trauma.
Jika di rumah, biasanya Rani berani ditinggal sendirian di tempat tidur sambil diberi mainan, tapi sejak itu, Rani harus ditemani minimal dua orang.
Sebab Rani sering menangis dan mengigau, sama seperti ketika Rani dioperasi.
Kondisi ini bisa jadi, lantaran setiap kontrol di rumah sakit itu, Rani bertemu dengan 5 dokter spesialis yang menanganinya, seakan mengingat-ngingat yang dihadapinya.
Diakui, meski pengobatan penyakit Rani, sudah ditangani BPJS Kesehatan, namun untuk wira-wiri Pamekasan – Surabaya, berikut biaya hidup di Surabaya yang menumpang di rumah familinya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Namun biaya yang dikeluarkan itu, tidak begitu dipikirkan. Sebab selama ini banyak warga yang membantu dan menggalan dana, khususnya warga Pamekasan.
Mereka berdatangan ke rumahnya memberika bantuan uang. Di antaranya mahasiswa perguruan tinggi di Pamekasan.
Kemudian organisasi masyarakat, sejumlah lembaga pendidikan, komunitas wanita, jamaah pengajian, kosmetik kecantikan, dan ada juga yang datang memberikan bantuan secara pribadi, misalnya warga dari Sampang.
“Alhamdulillah, untuk biaya wira-wiri dan biaya hidup di Surabaya, kami banyak dibantu masyarakat.
Kami berterima kasih atas kepedulian masyarakat terhadap nasib cucu kami.
Juga dukungan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim serta Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, kami berterima kasih,” ucap Abdul Halim.
• 21 Mahasiswa Unesa Belajar di Wuhan China saat Virus Corona Mewabah, Begini Kondisi Terakhir Mereka
• 3 Pemain Asing Arema FC Diperkenalkan 30 Januari dan Langsung Ikuti Latihan, Simak Jadwal Lengkapnya
• Petinggi Sunda Empire Berbagai Daerah Diperiksa Polisi, Rangga Sasana Beri Seruan Menohok ke Aparat