Setiap Warga Akan Diberi Uang Rp 3 M Cuma-cuma, Raja King of The King Siap Melunasi Hutang Indonesia

Setiap warga akan diberi uang Rp 3 miliar secara cuma-cuma, Raja King of The King mengaku siap melunasi hutang Indonesia

Editor: Mujib Anwar
TribunJakarta/Ega Alfreda
Setiap warga akan diberi uang Rp 3 miliar secara cuma-cuma, Raja King of The King mengaku siap melunasi hutang Indonesia 

Setiap Warga Akan Diberi Uang Rp 3 Miliar Cuma-cuma, Raja King of The King Siap Lunasi Hutang Indonesia

TRIBUNMADURA.COM - Fenomena kerajaan fiktif dengan klaim dan pernyataan bombastis terus bermunculan di tanah air dalam beberapa bulan terakhir ini.

Setelah fenomena kemunculan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini giliran kerajaan King of The King muncul di Tanggerang, Provinsi Banten.

Kelompok King of The King yang menamai kelompok mereka Indonesia Mercusuar Dunia ( IMD ) ini mengaku siap melunasi hutang-hutang Indonesia

Bahkan Pemimpin Indonesia Mercusuar Buana mengatakan jika setiap warga akan menerima uang sejumlah antara 1-3 miliar secara cuma-cuma. 

Setelah fenomena Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini muncul lagi sebuah kerajaan yang mengaku sebagai King of The King, atau raja dari segala raja, atau raja diraja.

Hal ini cukup menghebohkan masyarakat Tangerang, Provinsi Banten.

Pasalnya, mereka telah menyebar spanduk-spanduk King of The King di area umum.

Tak hanya itu, yang mengejutkan, mereka juga mengklaim akan melunasi seluruh hutang negara Indonesia. 

Reaksi Keras ICW Soal Pencopotan Ronny F Sompie: Lebih Baik Yasonna Laoly Dicopot Presiden Jokowi

Pernah Bela Arema FC, Nasir Ungkap Perlakuan Bonek padanya setelah Pindah ke Persebaya Surabaya

Spanduk King of The King yang terpasang di Tangerang, Senin (27/1/2020).
Spanduk King of The King yang terpasang di Tangerang, Senin (27/1/2020). (TribunJakarta/Ega Alfreda)

Mereka tergabung dalam Indonesia mercusuar dunia.

Menurutnya, lembaga ini dibuat oleh dunia, yang itu bank Swiss.

Pimpinan Indonesia Mercusuar Dunia Provinsi Banten, Syrus Manggu Nata menyebut, Indonesia memiliki aset sebesar lebih dari 60 ribu triliun rupiah.

Dana-dana tersebut rencananya akan dibayarkan untuk melunasi hutang-hutang Indonesia.

Dana-dana tersebut tersimpan atas nama Doni Pedro, yang dulunya dimiliki oleh Presiden Soekarno. 

“Tujuan utamanya adalah untuk melunasi hutang-hutang Indonesia, ujar Syrus Manggu Nata dikutip dari Kompas TV.

Meski demikian,  saat ditanya berapa jumlah hutang Indonesia saat ini, Syrus tak mau memberikan jawaban spesifik.

“Mengenai hutang-hutang itu saya rasa lebih resminya pemerintah akan ngasih tau, atau pun dari Menteri keuangan dll. Berapa semuanya, tapi itu akan dilunasi “

Ngaku Keturunan Prabu Siliwangi dan Punya 7 Anak, Roy Suryo Bongkar Silsilah Petinggi Sunda Empire

Piala Presiden Dihapus, Arema FC Panasi Mesin Lewat Trofeo yang Diramaikan Klub Bertabur Bintang ini

raja King of The King
raja King of The King (Kompas.com)

Sebenarnya siapa kelompok yang menyatakan diri sebagai King of The King ini?

“Sebenarnya yang disebut raja dari segala raja itu adalah uang. Uang itu adalah raja dari semua kerajaan”, ujar Syrus Manggu Nata, Pimpinan Indonesia Mercusuar Dunia kepada Kompas TV.

Tak hanya melunasi hutang-hutang Indonesia, kelompok ini juga mengaku memiliki dana ampera, yaitu dana yang akan diberikan kepada masyarakat.

Syrus mengklaim, setiap warga orang di Indonesia akan mendapatkan uang berkisar antara 1 – 3 Miliar rupiah. 

“Itu sebenarnya ada 1 M sampai 3 Miliar rupiah per orang “

Uang sebanyak 60 ribu Triliun tersebut telah tersimpan di berbagai bank di dunia atas nama Dony Pedro.

Doni Pedro adalah raja dari King of The King.

Saat ini, Dony Pedro tengah berada di Bandung.

Uang tersebut juga dipergunakan untuk membeli alutsista Indonesia

Anggota Forum Silaturahmi Keraton Nusantara sekaligus pemerhati multimedia Roy Suryo menilai keberadaan kerajaan abal-abal yang baru-baru ini muncul hanyalah sekedar ‘wayang’.

“Kondisi ini terjadi sekedar wayang-wayang saja orang-orang itu,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com Selasa (28/10/2020).

Ia mengkhawatirkan adanya ‘dalang’ di balik munculnya fenomena ini yang memiliki tujuan untuk sesuatu hal yang besar.

Menurutnya, isu semacam ini sudah pernah muncul sejak zaman dahulu.

“Kalau dulu sekitar harta karun, dana revolusi, selalu muncul tiap tahun. Itu isu yang selalu menarik untuk diembuskan. Kalau dulu pernah ada juga menteri yang sampai ingin menggali harta karun,” kata dia.

Pengalihan isu

Lebih lanjut ia mengingatkan agar keberadaan kerajaan-kerajaan abal-abal ini tidak sampai mengaburkan konsentrasi publik terkait adanya beberapa kasus seperti ancaman virus corona, kasus besar suap KPU, kasus jiwasraya serta kasus asabri.

“Makanya saya melaporkan ke polda metro supaya lekas tertangani. Kalau ditangani kan masyarakat segera tahu ini sekedar 'wayang-wayang' tapi nggak lucu,” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Roy Suryo sempat melaporkan petinggi Sunda Empire ke Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran berita bohong dan pencemaran nama baik.

Pemberitaan Kompas.com pada (28/01/2020) sendiri menyebutkan polisi telah menetapkan tiga petinggi Sunda Empire sebagai tersangka lantaran dinilai secara sengaja telah menerbitkan keonaran dan menyebarkan berita bohong.

Belajar dari Kasus munculnya kerajaan- kerajaan baru maupun klaim-klaim tentang dana Swiss Roy Suryo mengingatkan, hal ini bisa menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk meningkatkan literasi masyarakat.

“Masyarakat perlu ditingkatkan literasinya soal dana bank Swiss kemudian rekening jelasnya secara apa? Kok sampai mudahnya orang mengatakan bank di Swiss,” kata dia.

Namun di sisi lain, Roy mengingatkan bisa jadi klaim semacam dana di Bank Swiss tersebut adalah sebuah sindiran.

“Ini kan jadi sarkatis orang bisa mencairkan uang sampai ribuan triliun untuk membayar kita,” tuturnya. Menurut Roy, sudah seharusnya masyarakat membantu aparat maupun pemerintah untuk mengusut hal-hal semacam ini. Pihaknya mengapresiasi langkah-langkah kepolisian yang sudah menangani pada kasus Sunda Empire maupun KAS.

“Orang-orang begini harus ditersangkakan karena ujung-ujungnya bisa mengarah ke penipuan,” imbuh dia.

Dongeng lama

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, kemunculan kerajaan baru maupun berbagai dongeng seputar bank Swiss bukanlah hal yang baru.

Sebelum heboh KAS, Sunda Empire hingga King of The King pernah muncul pula beberapa kerajaan lain di antaranya adalah Kerajaan Ubur-Ubur tahun 2018.

Di tahun itu, pernah terdapat pula UN Swissindo yang mana pemimpinnya akhirnya ditangkap. UN Swissindo, bukanlah kerajaan, akan tetapi kelompok dengan pola mirip. Memiliki pemimpin dan pengikut.

Mirip dengan King of The King, UN Swissindo ketika itu mengklaim mampu menghapus utang lantaran mengklaim memiliki harta di Bank Swiss.

Harian Kompas pada (26/08/2002) mengatakan klaim seputar harta di Bank Swiss maupun bank dunia lain sudah ada sejak 1980.

Saat itu, dana revolusi senilai 450 juta dollar AS disebut tersimpan di bank terkemuka di Swiss.

Simpanan tersebut berupa emas lantakan yang konon disimpan atas nama Presiden Soekarno sehingga hanya orang kepercayaan Soekarno yang bisa mencairkan.

Isu soal simpanan hingga senilai Rp 3,9 triliun itu akhirnya hilang sendiri.

Tahun 2002 juga sempat heboh kasus Ny Lilik Sudarti yang mengaku sebagai Ketua Pelaksana Program Pencairan dana nusantara.

Ia sempat menyebut bangsa Indonesia memiliki simpanan di 21 bank terkemuka di dunia sebesar 250 miliar dollar AS yang ia sebut sebagai sumbangan 127 kerajaan senusantara. (SuryaMalang/Frida Anjani)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved