Buku Harian Gadis Gambarkan Perjuangan Keluarganya Idap Virus Corona, Tak Punya Waktu untuk Berduka
Kisah perjuangan sebuah keluarga melawan virus corona di Wuhan, China, ditulis dalam sebuah buku harian.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
"Jauh dari kesedihan, aku merasa tersesat dan marah," ratap putus asa gadis 25 tahun ini.
Beberapa hari sebelum meninggal, sang kakek mengalami demam sepanjang malam bahkan hingga jatuh dari tempat tidurnya.
Bukan hanya pejuangan melawan virus corona saja.
Sulitnya mendapatkan bantuan juga semakin membuat situasi keluarga ini tak karuan.
Saat akan memanggil ambulans untuk sang kakek, ratapan putus asa keluar dari mulut kerabatnya.
"Jika dia benar-benar menderita virus corona, tidak ada yang bisa dilakukan,
"Pergi ke rumah sakit di mana tidak ada yang akan merawatnya bahkan mungkin akan lebih sulit," kata Liu menceritakan nasihat kerabatnya.
Benar saja, ketika menghubungi komite lingkungan setempat yang ditugasi untuk menangani virus corona, keluarga Liu tak kunjung mendapat bantuan.
Mau tak mau gadis ini harus mencari cara lain.
Akhirnya memposting cerita keluarganya di media sosial Weibo menjadi langkah yang dipilihnya.
Di sana dia memohon bantuan.
Selain itu, Liu juga menghubungi media lokal yang memberitakan akunnya.
Barulah setelah 'kehebohan' yang dibuatnya di media sosial, rumah keluarganya didatangi petugas kesehatan.
Namun sayangnya sang kakek tak bisa bertahan dari serangan virus mematikan ini.
"Kakek benar-benar kuat. Kami tahu ia pasti sangat kesakitan, tetapi ia masih bersikers dan berpura-pura baik-baik saja,"