Berita Gresik
Tarif Kencan PSK Prostitusi Tersembunyi di Warung Hutan Panceng Gresik Rp 100 Ribu
Tarif Kencan PSK Prostitusi Tersembunyi di Warung Hutan Panceng Gresik Rp 100 Ribu
Penulis: Willy Abraham | Editor: Elma Gloria Stevani
Tarif Kencan PSK Prostitusi Tersembunyi di Warung Hutan Panceng Gresik Rp 100 Ribu
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Polsek Panceng menutup sejumlah warung kopi yang menyediakan jasa prostitusi tersembunyi di wilayah Gresik.
Tindakan ini sebagai respons Polsek Panceng atas keresahan masyarakat terkait adanya dugaan paktek prostitusi di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.
Kapolsek Panceng mengatakan, pihaknya menggandeng pihak Puskesma dan Kecamatan serta Kepala Desa.
• BREAKING NEWS: Selebgram Sarah Alana Gibson Akan Diperiksa Polisi Soal Kasus Pembobolan Kartu Kredit
• TERPOPULER BOLA: Aji Santoso Optimistis Bajul Ijo Juara hingga Arema FC Waspadai PSIS Semarang
• Sinopsis Film Get the Gringo, Tayang di Bioskop Trans TV Nanti Malam Pukul 23.00 WIB
Ada pula dugaan praktek prostitusi di Panceng banyak berdiri di kawasan sekitar hutan Panceng, Desa Wontasari dan Jalan Raya Deandels di Kecamatan Panceng.
"Langsung kita tutup ada enam warung, lima wanita kita amankan," ujarnya, Jum'at (13/3/2020).
Dari lima wanita Pekerja Seks Komersial (PSK), dua di antaranya berasal dari wilayah Gresik.
Sedangkan lainnya ada yang berasal dari Blora, Jawa Tengah dan Lamongan.
Paling tua berumur 48 tahun sedangkan yang paling muda berusia 17 tahun.
Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunMadura.com, tarif yang dipatok untuk sekali kencan Pekerja Seks Komersial (PSK) di wilayah Panceng sebesar Rp 100 ribu.
"Hasil pemeriksaan laboratorium dari Puskesmas belum keluar. Nanti kalau ada yang terindikasi terinfeksi penyakit. Akan ditindak lanjuti perawatan lebih lanjut," tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Kecamatan Panceng, Yono mengaku sangat mendukung pelaksanaan ini.
Karena di samping sebagai upaya menanggapi permasalahan terkait adanya dugaan praktek prostitusi di wilayah Panceng.
"Selain itu juga untuk menertibkan warung kopi serta pendataan kelengkapan administrasi kependudukan seperti KTP atau KK karena disinyalir kebanyakan dari mereka merupakan warga pendatang," papar dia.
Dokter spesialis Kulit dan Kelamin (SpKK) Puskemas Panceng, dr Nur Faidah ikut dalam razia ini, mengatakan ada warga Panceng yang menderita penyakit kelamin hingga HIV dan sebagian dari mereka telah meninggal dunia, bahkan penyakit tersebut ditularkan kepada anggota keluarga yang lain, terutama istri penderita.