Kisah Penimbun Masker dan Hand Sanitizer, Borong Sebelum Pandemi, Berharap Untung Malah Buntung

Mereka menimbun masker dan hand sanitizer untuk dijual kembali saat kebutuhan tinggi. Tapi, kisah mereka yang berharap untung, malah justru buntung.

Editor: Aqwamit Torik
Kolase TribunMadura.com (Sumber: The New York Times dan Shutterstock)
Kisah penimbun masker dan hand sanitizer, berharap untung malah buntung 

Keesokan harinya, Amazon menarik barang-barangnya dan ribuan daftar lainnya semisal untuk pembersih, tisu dan masker wajah.

Amazon juga menangguhkan beberapa penjual dan memperingatkan banyak orang lain bahwa jika mereka terus menaikkan harga, mereka akan kehilangan akun mereka.

EBay segera mengikuti langkah-langkah yang lebih ketat, melarang penjualan masker atau pembersih di AS.

Kini, Colvin memiliki 17.700 botol hand sanitizer yang menumpuk di rumahnya dan tanpa tahu ke mana mereka harus menjualnya.

Sejak kisahnya tersebar, Matt dan Noah Colvin menjadi sasaran kemarahan publik.

Bahkan mereka mendaptkan ancaman pembunuhan.

Jaksa Agung Tennessee pun telah mengirimkan mereka surat bahwa mereka akan menghadapi tindakan hukum jika mereka tetap memborong peralatan medis.

Menanggapi serangan-serangan yang mereka terima, Matt dan Noah Colvin berjanji akan menyumbangkan barang-barang yang tak terjual itu untuk lembaga kesehatan atau gereja.

Colvin mungkin merupakan satu di antara ribuan penjual lainnya yang telah dengan sengaja menimbun barang kebutuhan pokok untuk penanganan penyebaran Virus Corona.

Ini dibuktikan dengan informasi yang dirilis Amazon bahwa mereka baru-baru ini telah menghapus ratusan ribu daftar dan menangguhkan ribuan akun penjual yang sengaja menaikkan harga berkaitan dengan coronavirus.

Selain Amazon, eBay, Walmart dan platform perdagangan online lainnya juga telah berusaha untuk menghentikan penjual nakal di tengah krisis masyarakat.

Mikeala Kozlowski, seorang perawat di Dudley, Massachusetts memberikan kesaksiannya.

Ia tak berhasil menemukan pembersih tangan sejak tanggal 5 Maret kemarin.

Di toko-toko yang ia kunjungi tidak tersedia.

Tapi ia menemukannya di Amazon hanya saja tidak ada satu pun yang harganya di bawah USD 50.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved