Antisipasi Virus Corona di Madura

Apakah Virus Corona China Berasal dari Kelelawar? Begini Penjelasan Dokter Andre, Spesialis Paru

Apakah Virus Corona China Berasal dari Kelelawar? Begini Penjelasan Dokter Andre, Spesialis Paru

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Elma Gloria Stevani
Dok. Shutterstock
Ilustrasi kelelawar buah. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Virus corona yang tersebar di China dan wabah SARS di tahun 2003 memiliki dua kesamaan.

Keduanya berasal dari keluarga virus corona dan ditularkan melalui hewan ke manusia.

Virus corona merupakan penyakit zoonosis.

Artinya, mereka disebarkan ke manusia dari hewan.

Pasar-pasar yang menempatkan manusia dengan hewan mati atau hidup di tempat yang sama, dapat menjadi kondisi di mana virus mudah tersebar.

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep, dr. Andre Dwi Wahyudi berbagi ilmu dan informasi penting terkait virus corona.

Menurutnya, virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia yang umumnya berasal dari hewan, termasuk kelelawar.

BREAKING NEWS: 6 Spesimen Pasien Positif Virus Corona dari Rumah Sakit di Surabaya

BREAKING NEWS - Atasi Virus Corona, Pemkab Sumenep Anggarkan Dana Rp 2,5 Miliar

Jelang Pilkada Sumenep 2020, Bacabup Fattah Jasin Silaturahmi dengan Pengurus DPD PAN

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Andre Dwi Wahyudi saat memberikan keterangan pada Hari Selasa (17/
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. Andre Dwi Wahyudi saat memberikan keterangan pada Hari Selasa (17/ (TRIBUNMADURA.COM/ALI HAFIDZ SYAHBANA)

"Corona virus itu sebenarnya virusnya tidak ada di manusia, akan tetapi normalnya ada di hewan," kata dr. Andre Dwi Wahyudi dalam press conference di Aula RSUD RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep pada hari Selasa (17/3/2020).

Corona atau Covid-19 itu umumnya kata dr. Andre Dwi Wahyudi, yakni ada di kelelawar atau mamalia.

"Karena dia ini bermutasi, makanya dia bisa menginveksi manusia. Pada yang sekarang ini berbeda, dia bisa hidup di manusia dan bisa menularkan dari manusia ke manusia. Jadi awalnya dari hewan ke manusia," jelasnya.

Dari semua inu katanya, untuk menyamakan persepsi dalam menyebut virus tersebut. Spesialis paru ini menceritakan jika di 2019 lalu virus ini disebut nCoV.

"Dan sekarang ini tidak dipakai, kita memakainya SARS-CoV 2. Jadi biar kita sama - sama update, kita memakainya SARS-CoV 2," katanya.

Untuk yang virusnya pada 2019 lalu, disebut nCoV Diease dan yang sekarang Covid-19.

"Kita bilangnya Covid-19, kita sudah sepakat se dunia. Bahwa istilah itu harus satu kata dalam artian menyebut penderita," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved