Virus Corona di Jember
Unggah Video Bernarasi Virus Corona dan Disebar di WhatsApp, Warga Jember Diperiksa Polisi
Akibat mengunggah video dan memberikan narasi virus corona, seorang warga diperiksa oleh polisi.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Aqwamit Torik
Unggah Video Bernarasi Virus Corona dan Disebar di WhatsApp, Warga Jember Diperiksa Polisi
TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Akibat mengunggah video dan memberikan narasi virus corona, seorang warga diperiksa oleh polisi.
Ia mengunggah video tersebut via story WhatsApp.
Dalam unggahannya, ia merekam seseorang yang tengah dijemput oleh ambulans karena sakit.
Namun, meski belum diketahui kebenarannya, warga tersebut tetap mengunggah menggunakan narasi virus corona.
Polisi memeriksa seorang warga Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates, berinisial FA (24), setelah mengunggah sebuah video WhatsApp, yang kemudian viral di media sosial.
• Download Drama Korea Crash Landing on You Eps 1 - 16 (End) Sub Indonesia, Lengkap dengan Sinopsisnya
• Peneliti ITB: Virus Corona di Indonesia Akan Berakhir di Bulan April Jika Warga Terapkan 1 Syarat
Video itu juga tersebar berantai melalu WhatsApp.
Video itu membuat resah karena ada penyebutan 'positif Corona' yang terekam di video tersebut.
Video berdurasi 29 detik itu menunjukkan situasi petugas Puskesmas Mangli menjemput seorang pasien di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates.
Petugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap standar penanganan pasien infeksius.
Mulai di detik ke-3, ada narasi dari perekam yakni “Mangli Krajan Jember positif Corona Boss, abuh awak dewe aabuhh Palang (payah)”.
Tak pelak video yang beredar berantai itu membuat resah sejumlah orang.
Polisi pun turun tangan.
Dari penelusuran polisi, akhirnya polisi mengamankan FA pada Sabtu (28/3/2020) dini hari.
FA diketahui sebagai orang yang merekam video tersebut.
Dia kemudian mengunggahnya di 'WhatsApp story' nomor WA-nya.
Dia juga memberikan video itu ke sejumlah orang temannya yang meminta video tersebut.
Wakapolres Jember Kompol Windy Safutra membenarkan pihaknya mengamankan warga tersebut.
"Saat ini sedang masih dalam pemeriksaan di Satuan Reserse dan Kriminal Polres Jember.
Kami meminta keterangan dari saksi antara lain sopir ambulans Puskesmas tersebut.
Video itu membuat resah karena tersebar," ujar Windy.
Windy membantah pasien tersebut positif virus corona atau Covid-19.
Petugas kesehatan menjemput warga itu karena mengeluh sakit pada Jumat (27/3/2020) sore.
"Jadi tidak benar itu positif Covid-19," tegas Windy.
Dari informasi yang dihimpun Surya ( TribunMadura.com network ), pasien berusia 70 tahun itu baru pulang dari Bali.
Lelaki yang bekerja sebagai pemulung itu punya riwayat sakit asma.
Selama 10 hari terakhir, dia berada di Bali.
Tiga hari terakhir sakit, sehingga dibawa pulang ke Jember, Jumat (28/3/2020).
Petugas Puskesmas setempat yang mendengar informasi itu lantas mendatangi rumah warga itu.
Petugas melakukan pemeriksaan, sampai akhirnya membawa pasien dan istrinya.
Selanjutnya, pasien itu dirawat di RS Bina Sehat, Jember.
Karena baru pulang dari daerah terdampak virus corona, dan mengalami sakit, warga tersebut masuk dalam pemantauan petugas kesehatan.
Video tersebut menjadi viral, dan membuat resah warga, karena pada Jumat (28/3/2020) sore juga bersamaan dengan pengumuman pasien positif virus corona di Kabupaten Jember.
Berdasarkan peta sebaran yang disampaikan Tim Satgas Penanganan Covid-19 Jember, warga yang positif virus corona itu adalah warga Kecamatan Kaliwates.
"Saya mengimbau kepada warga untuk tetap tenang, jangan panik.
Jangan juga membuat kabar tidak benar.
Jangan menyebarkan informasi hoaks.
Kalau ragu akan informasi tersebut, silahkan bertanya kepada kami, pihak kepolisian.
Jangan langsung sebarkan," pungkas Windy.
Gejala virus corona
Sejak diumumkan pertama kali pada awal Maret 2020 lalu, kasus virus corona di Indonesia semakin bertambah.
Hingga Sabtu (21/3/2020) sore ini, ada sebanyak 450 kasus pasien Covid-19 atau positif virus corona.
Penyebaran virus corona di Indonesia kian meluas seiring waktu.
Seseorang yang terinfeksi virus corona umumnya akan mengeluarkan sejumlah gejala.
Gejala yang paling umum dirasakan penderita virus corona di antaranya demam, batuk, hingga sesak napas.
Namun, ada juga sejumlah penderita yang tidak menunjukan gejala penularan virus corona.
Gejala seorang terinfeksi virus corona akan terlihat dari hari pertama hingga beberapa hari setelah tertular.
Apa saja ya gejala seorang yang terinfeksi virus corona?

Edukasi terkait ciri-ciri, gejala, hingga pencegahan virus corona, yang sebaiknya diketahui lebih dini oleh masyarakat.
Agar setiap individu dapat membatasi diri atau melakukan social distancing measure demi mencegah persebaran virus corona.
Dikutip dari World Health Organization (WHO), ciri-ciri seseorang terinfeksi virus corona mulai dari, batuk, sesak napas, hingga kesulitan bernapas.
Pada gejala yang lebih parah bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, hingga gagal ginjal.
Mengutip dari Business Insider, dalam sebuah studi dilakukan terhadap 10 pasien di rumah sakit Zhongnan, Universitas Wuhan.
• Peneliti ITB: Virus Corona di Indonesia Akan Berakhir di Bulan April Jika Warga Terapkan 1 Syarat
Dalam studi tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi pola khas dari gejala virus corona pada setiap individu.
Gejala yang sama dialami oleh pasien adalah demam dengan suhu yang tinggi mencapai 99 persen.
Sementara itu, lebih dari setengahnya mengalami batuk kering.
Sepertiga dari jumlah tersebut juga ada yang mengalami nyeri otot dan kesulitan bernapas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China yang menunjukkan, sekitar 80 persen kasus virus corona ringan.
Sementara, 15 persen pasien menderita kasus yang parah, dan 5 persen menjadi sakit kritis.
Untuk lebih mudah dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona, simak ciri-ciri yang ditimbulkan dari hari ke hari.
Kenali ciri-ciri virus corona yang dapat dirasakan dari hari ke hari, simak berikut ini.
Hari Pertama
Seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami demam.
Tubuh juga mulai merasakan kelelahan, nyeri otot, hingga batuk kering.
Beberapa di antaranya ada yang mengalami diare dan mual.
Beberapa pasien terkadang mengalami mual dan diare pada hari kedua setelah terinfeksi.
Hari Kelima
Di hari kelima, seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami kesulitan bernapas.
Kondisi tersebut biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut.
Atau beberapa di antaranya memiliki riwayat penyakit lainnya.
Hari Ketujuh
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Wuhan, pada hari ketujuh biasanya pasien mulai dirujuk ke rumah sakit.
Hari Kedelapan
Di hari kedelapan para pasien dengan kondisi parah, 15 persennya akan mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.
Ada cairan yang telah memenuhi paru-paru.
Sering kali sindrom ini akan berakibat fatal.
Hari Kesepuluh
Pada hari kesepuluh, beberapa pasien mengalami gejala yang semakin memburuk.
Jika semakin memburuk pasien akan dibawa ke ICU.
Beberapa pasien mulai mengeluh gangguan di bagian perut.
Sementara itu, pasien juga mengalami kehilagan napsu makan.
Hari Ketujuh Belas
Pasien akan mengalami kondisi yang membaik setelah menjalani perawatan kurang lebih 2,5 minggu.
Biasanya pasien akan merasa sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Cara Cegah Corona dengan Social Distancing
Dikutip Tribunnews dari Forbes, social distancing adalah strategi kesehatan publik untuk mencegah atau memperlambat penyebaran virus.
Seperti halnya dengan mengisolasi diri dan mengkarantina orang yang terinfeksi, Social Distancing menjadi metode yang pas untuk dilakukan dalam pencegahan corona.
Mulai dari tidak melakukan kontak dengan orang secara dekat.
Dikutip dari Kompas.com, ahli epidemiologi UC San Francisco Jeff Martin, MD, MPH, dan George Rutherford, III, MD, menjelaskan, social distancing adalah kunci hidup untuk beberapa waktu ke depan.
Dia menganjurkan untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain untuk menghindari penangkapan virus sendiri dan untuk menghindari menularkannya.
Social distancing juga dapat secara efektif meluas ke tindakan pencegahan lingkungan.
Seperti mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh yang mungkin menularkan virus, kata Martin.
Termasuk juga dengan menghindari pertemuan besar, naik transportasi umum, dan pergi ke retoran atau gym.
