Wabah Virus Corona
APD Menipis, IDI Minta ke Pemerintah Pusat untuk Sediakan APD: Kalau Tak ada APD Kami Mati
Meningkatnya wabah virus corona mempengaruhi tenaga medis meningkatkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
TRIBUNMADURA.COM - Tenaga medis kini sedang berjuang untuk menanggulangi virus corona atau Covid-19.
Namun, di tengah perjuangan itu, alat 'tempur' mereka yakni APD kini stoknya semakin menipis.
Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi para tenaga medis.
Mereka juga meminta beberapa hal agar penanganan virus corona di Indonesia segera teratasi.
Kini Pemerintah Pusat masih dipusingkan dengan wabah virus corona yang tak kunjung hilang di Indonesia.
Meningkatnya wabah virus corona mempengaruhi tenaga medis meningkatkan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
• Daftar Harga Terbaru Vivo pada Akhir Maret 2020, Ada Satu Seri yang Naik Saat Lainnya Banyak Turun
• Netflix Bongkar Alasan Mengapa Crash Landing on You Bisa Jadi Drama Korea Fenomenal pada Awal 2020
Di beberapa wilayah, mulai terjadi kelangakaan APD meski pasien terus meningkat.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Aceh Utara, dr Harry Laksmana mengatakan, sejawat dokter yang bernaung di bawah organisasi profesi itu berkali-kali meminta agar pemerintah pusat menyiapkan APD.
Para dokter yang bekerja di puskesmas sempat ketakutan karena tidak tersedianya APD di puskesmas.
Kondisi itu mengancam keselamatan dokter.
Apalagi, dokter di puskesmas bertugas untuk mendeteksi Orang Dalam Pemantauan (OPD) dan Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Teman-teman sejawat itu bilang, ketakutan juga mendeteksi OTG dan ODP.
Ini garda depan.
Kalau PDP sudah pasti di rumah sakit rujukan,” kata Harry saat dihubungi, Minggu (29/3/2020).
Harry sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin untuk menyediakan APD khusus di puskesmas.
“Saya dengar sudah ada sekarang APD di puskesmas dalam jumlah terbatas, ini kabar baik.
Kami siap bertempur garda depan.
Namun, juga lindungi juga peralatan tempur kami.
Kalau tidak ada APD, kami mati,” ucap Harry.
• Akibat Virus Corona, Maia Estianty Pusing Mikir Bayar Gaji dan THR Karyawannya: Kita Semua Pusing
Harry menyarankan agar ODP dijaga oleh militer seperti TNI/Polri.
Sehingga tertib menjalani masa karantina di rumah selama 14 hari.
Untuk itu, Harry terus berkomunikasi soal strategi penanganan virus dengan sejumlah pihak di kabupaten itu.
Termasuk ruang isolasi khusus untuk dokter yang menangani pasien.
“Tadi saya sudah komunikasi ke Direktur Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Bu Ida.
Beliau siap memfasilitasi ruangan khusus untuk dokter.
Jadi, nanti setelah bekerja, mereka di ruang isolasi, tidak langsung pulang ke rumah.
Agar keluarganya juga aman,” ujar Harry.
Harry menyampaikan, ruangan khusus untuk dokter itu penting untuk memastikan dokter sehat dan tidak terjangkit virus.
“Maka kita bilang ini perlu terus disiapkan ruangan isolasi.
Sekarang kita bersyukur tidak ada PDP yang dirawat di sini.
Kalau nanti ada bagaimana? Kan perlu persiapan.
Saya di Rumah Sakit Cut Meutia dan direktur bersama kawan-kawan sejawat berbenah dari hari ke hari,” katanya.
Selain itu, asupan makanan untuk para dokter juga menjadi perhatian serius IDI.
Ini agar mereka dalam keadaan bugar bertugas.
Apalagi, para dokter bekerja delapan jam per hari.
“Untuk itu, saya tegaskan kami siap bertempur di garda depan.
Namun, tolong bantu juga peralatan tempurnya,” ujar Harry. (*)
Cara membedakan antara gejala flu dan virus corona
Dikutip dari Medical News Today, Kamis(19/3/2020), batuk yang terjadi pada penderita Covid-19 dan flu/batuk biasa sama-sama terjadi di waktu yang cukup sering, sepanjang mereka sakit.
Tingkatannya, mulai dari batuk ringan hingga sedang.
Flu atau batuk biasa
Batuk yang terjadi pada orang yang menderita influenza, menutur Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sering kali terjadi secara tiba-tiba.
Penderita akan sembuh dalam waktu relatif singkat, kurang dari 2 minggu.
Selain itu, batuk yang terjadi pada orang yang menderita flu akan disertai dengan pilek dan bersin-bersin, sebagaimana dituliskan dalam artikel Business Insider, 12 Maret 2020.
Sementara, penderita Covid-19 tidak mengalami itu.
Jadi, jika seseorang menunjukkan batuk yang disertai dengan pilek dan sebelum batuk dimulai dengan fase bersin, dimungkinkan ia terkena flu biasa.
Indikasi virus corona
Dilansir dari The Sun, Senin(23/3/2020), Direktur Klinis dari Patientaccess.com, dr Sarah Jarvis menjelaskan, batuk merupakan ciri dari gejala terinfeksi virus corona jenis baru yang sudah bisa diketahui.
Batuk yang menandakan mengindikasikan seseorang menderita Covid-19 adalah:
Batuk kering yang terjadi terus menerus
- Batuk kering terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari.
- Batuk ini tidak terjadi sesekali hanya karena Anda berdehem atau ada sesuatu yang menyangkut di tenggorokan.
- Batuk ini adalah sesuatu yang baru dirasakan oleh penderitanya. Artinya, bukan batuk seperti yang biasa dirasakan, misalnya karena seseorang terbiasa merokok kemudian sering batuk, dan sebagainya.
Batuk kering tidak berdahak
- Meskipun penderita batuk kering tidak bisa disebut 100 persen adalah penderita Covid-19, namun jenis batuk ini lebih berpotensi menjadi gejala Covid-19 daripada batuk basah yang menghasilkan dahak.
Disebutkan, 67,7 persen pasien yang terkonfirmasi sebagai penderita Covid-19 menunjukkan gejala batuk kering ini, sehingga tak jarang disebut sebagai gejala kunci.
Oleh karena itu, Anda yang mengalami batuk kering seperti ini disarankan untuk melakukan isolasi diri secara mandiri sebagai langkah preventif menularkan virus ke orang lain.
Gejala virus corona
Pahami pula gejala terinfeksi virus corona dari hari ke hari.
Melansir Business Insider, berikut gejalanya:
Hari ke-1
Pasien mengalami demam.
Tubuhnya mungkin juga mengalami semacam kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering.
Ada pula pasien yang mengalami diare atau mual satu atau dua hari sebelumnya.
Hari ke-5
Ada pasien yang mengalami kesulitan bernapas.
Kondisi ini biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.
Hari ke-7
Pada hari ke-7, menurut penelitian Universitas Wuhan, ini merupakan waktu rata-rata pasien masuk ke rumah sakit.
Hari ke-8
Pada pasien yang mengalami kondisi parah, sekitar 15 persen mengalami sindrom gangguan pernapasan akut.
Saat ini terjadi, cairan telah memenuhi paru-paru, dan sering kali berakibat fatal.
Hari ke-10
Ketika gejala memburuk, pasien akan dibawa ke ICU.
Biasanya, mereka mengalami gangguan pada bagian perut, dan kehilangan nafsu makan.
Pada rentang waktu ini, sebagian kecil meninggal, yakni 2 persen.
Hari ke-17
Setelah menjalani perawatan selama lebih kurang 2,5 minggu, pasien yang kondisinya membaik biasanya sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Selain itu, ketahui langkah-langkah yang harus dilakukan jika Anda merasakan gejala mirip virus corona.
Ikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Selengkapnya soal protokol kesehatan Covid-19 bisa disimak dalam berita berikut ini:

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Ajukan Berkali-kali ke Pemerintah Pusat, IDI: Kalau Tidak Ada APD Kami Mati!