Wabah Virus Corona
Negaranya Lockdown, Sungai Terkotor di Dunia Seketika Menjadi Jernih, Viral dan Jadi Perbincangan
Diketahui, sungai itu menjadi jernih karena negaranya sedang lockdown akibat virus corona. Negara itu adalah negara India, tepatnya di sungai Gangga
Tidak heran jika setiap hari ribuan peziarah menyemuti bantaran sungai ini untuk mandi dan berdoa.
Bantaran sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah.
Tradisi itu dipercaya akan membebaskan manusia dari lingkaran hidup dan mati itu setiap tahun menghasilkan upacara pembakaran 32.000 jenazah.
Hasilnya, ada ratusan ton potongan tubuh manusia di sungai itu.
Kesucian sungai Gangga turut mengundang jutaan peziarah setiap tahunnya.
Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang.
Selama 10 tahun terakhir, fotografer Giulio Di Sturco telah memotret sungai Gangga melalui seri Death of a River-nya.
Tujuh tahun lalu, ia melakukan perjalanan ke Kanpur, India.
Kanpur merupakan rumah bagi ribuan penyamak yang menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan bahan kimia setelah dipakai untuk membersihkan kulit.
• Ramalan Zodiak 30 April 2020, Leo yang Dihadapkan Dua Pilihan dan Sagitarius Ingin Merubah Karir
• Jadwal Acara TV Trans TV RCTI SCTV GTV Indosiar ANTV MNC TV Kamis 30 April 2020, Ada Film Twilight
Padahal, tidak jauh dari situ, Di Sturco melihat orang-orang mandi dan berenang di sungai yang sama.
Ketika ia bertanya mengapa mereka mau mandi di air tercemar, Di Sturco mendapatkan jawaban mengejutkan.
Para warga yakin, air yang tercemar itu sudah murni kembali setelah pewarna tenggelam ke dasar sungai.
“Air di sungai Gangga seperti minyak. Namun, mereka masih percaya kalau Gangga memiliki kekuatan untuk membersihkan dirinya,” cerita Di Sturco.
Li Yutong, yang turut berpartisipasi dalam Rally for Rivers bersama rombongan Sadhguru, memiliki pengalaman yang sama seperti Di Sturco, sepuluh tahun yang lalu di sungai Hugli, Kolkata.
“sungai itu seperti septic tank dengan berbagai sampah yang mengambang. Namun, orang-orang tetap berendam dan berdoa di sana dan tidak menganggapnya tercemar,” kata Li Yutong.