Eksploitasi ABK Indonesia di Kapal China, Jenazah Dibuang ke Laut, Diungkap Youtuber Korea Selatan
Kisah ABK asal Indonesia yang dieksploitasi di luar negeri viral di media sosial Youtube. ABK asal Indonesia itu dipekerjakan 18 jam dalam sehari.
TRIBUNMADURA.COM - Kisah ABK asal Indonesia yang dieksploitasi di luar negeri viral di media sosial Youtube.
ABK asal Indonesia itu dipekerjakan 18 jam dalam sehari.
Sedangkan jika ABK itu meninggal, jasadnya akan dilempar ke laut.
Berita ini diungkapkan oleh Youtuber asal Korea Selatan yang juga mengartikan dalam bahasa Indonesia berita yang dikutip dari MBC itu.
Sebuah video dari seorang Youtuber asal Korea Selatan sontak mengejutkan warganet Indonesia.
Sebab video yang dipublikasikan oleh media Korea Selatan memperlihatkan bagaimana jenazah Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di kapal China dilempar ke tengah laut.
• Ramalan Zodiak Asmara 7 Mei 2020, Taurus yang Butuh Bertindak Hingga Cancer Harus Realistis
• Daftar Harga iPhone dan Spesifikasi pada Mei 2020, Mulai dari iPhone 7, iPhone 11 Hingga iPhone SE
• Download Lagu Aisyah Istri Rasulullah, Cover dari Syakir Daulay, Lengkap Lirik dan Chord Gitar
Awalnya video yang dirilis oleh stasiun MBC itu diulas oleh Youtuber Jang Hansol di kanalnya, Korea Reomit, pada Rabu waktu setempat (6/5/2020).
Dalam video itu, kanal MBC memberikan tajuk "Eksklusif, 18 jam sehari kerja.
Jika jatuh sakit dan meninggal, lempar ke laut".
"Video yang akan kita lihat habis ini adalah kenyataan pelanggaran HAM orang Indonesia yang bekerja di kapal China," ujar Hansol menirukan penyiar tersebut.
Dalam video itu, disebutkan MBC mendapatkan rekaman itu setelah kapal tersebut kebetulan tengah bersandar di Pelabuhan Busan.
Berdasarkan terjemahan yang disampaikan oleh Hansol, orang-orang Indonesia itu meminta bantuan kepada pemerintah Korea Selatan dan media setempat.
Pada awalnya, pihak televisi tidak bisa memercayai rekaman tersebut.
Apalagi ketika hendak dilakukan pemeriksaan, kapal itu disebutkan sudah kembali berlayar.
Dalam terjemahan yang dipaparkan Hansol, pihak televisi menyatakan dibutuhkan adanya penyelidikan internasional untuk memastikan kabar itu.