Hancur Hati Ibu ABK ini Saat Diminta Nomor Rekening, Terima Kenyataan Pahit Anaknya Dilarung di Laut
Ibu dari satu ABK merasa hancur hatinya saat mengetahui jenazah anaknya dilarung di laut. Ibu tersebut mengetahui ketika bos dari anaknya menghubungi
Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, NA (20) salah satu ABK bercerita perlakuan tak pantas kapal China soal makan.
Pemuda asal Makassar, Sulsel ini menyebut adanya perlakuan diskriminasi soal makan dan minum.
Bagi ABK non-Indonesia akan mendapatkan makanan yang lebih bergizi.
"Kita dibedain dengan orang dia," kata NA.
Ia menyebut sekitar 20 ABK berasal dari Indonesia, sementara 6 lainnya dari China.
"Air minumnya, kalau dia minum air mineral, kalau kami minum air sulingan dari air laut," ungkap NA.
"Kalau makanan, mereka makan yang segar-segar," kata NA.
KR (19), asal Manado, menambahkan, "Mereka makan enak-enak, kalau kami sering kali makan ikan yang biasanya buat umpan itu."
Kenangan Pahit Melarung Jenazah
Tak hanya kenangan soal makanan yang getir, mereka pun ingat betul bagaimana detik-detik pelarungan jenazah kawan senasib mereka.
Pengalaman pahit yang sulit mereka lupakan adalah ketika harus melarung empat jenazah rekannya ke lautan lepas.
Upaya mereka agar jenazah "disimpan" di ruang berpendingin, dan kelak dikubur "secara layak" di daratan, ditolak kapten kapal.
Mereka berulang-ulang meminta kepada kapten kapal agar jenazah rekannya itu dikubur saat kapal berlabuh.
"Kami sudah ngotot, tapi kami tidak bisa memaksa, wewenang dari dia [kapten kapal] semua," kata NA.
"Mereka beralasan, kalau mayat dibawa ke daratan, semua negara akan menolaknya," ujar NA menirukan jawaban kapten kapal.