Virus Corona di Surabaya

Jawa Timur Catat Tambahan Kasus Corona Terbanyak Nasional, Begini Penjelasan Pakar Kesehatan Unair

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, tambahan kasus tertinggi paling banyak berasal dari Jawa Timur.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
juru bicara pemerintah dalam penanganan virus Corona, Achmad Yurianto 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia bertambah 973 orang pada Kamis (21/5/2020).

Penambahan kasus positif Covid-19 tersebut merupakan yang tertinggi sejak diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, tambahan kasus tertinggi paling banyak berasal dari Jawa Timur.

Klarifikasi Rumah Sakit Mojokerto Terkait Biaya Pemulasaran Jenazah PDP Rp 3 Juta, Ada Salah Paham

Santri Klaster Ponpes Temboro Magetan Asal Kecamatan Montong Tuban Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Perketat Pengawasan Check Point Padangandi di Perbatasan Jatim-Jateng, Pemudik Melintas Putar Balik

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ada tambahan 502 orang yang terinfeksi virus corona di provinsi tersebut.

"Peningkatan yang tertinggi terjadi di Jawa Timur khususnya," kata Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (21/5/2020). 

Dengan demikian, total kasus positif Covid-19 di Jawa Timur hingga hari ini mencapai 2.998 orang.

Secara akumulatif, jumlah kasus positif virus corona di Jawa Timur menempati posisi terbanyak kedua di Indonesia setelah Jakarta.

Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo tak sepakat dengan ungkapan Achmad Yurianto.

Menurut Windhu Purnomo, angka yang disampaikan Achmad Yurianto, bukanlah hitungan kasus yang benar-benar dilaporkan pada hari itu.

"Itu tidak lengkap sebagai kasus peningkatan dan penurunan secara real time. Karena kasus yang diumumkan bisa saja sudah terjadi di beberapa hari lalu, karena ada keterlambatan," kata Windhu Purnomosaat dihubungi, Sabtu (23/5/2020).

Windhu Purnomo mencotohkan seperti di hasil pemeriksaan di satu laboratorium di Surabaya.

Yaitu di Institue Of Tropical Disease (ITD) Unair.

Windhu Purnomo menjelaskan, di ITD, selama 3 hari sempat tidak melaporkan hasil pemeriksaan.

Padahal selama itu, sebenarnya sudah ada kasus penambahan.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved