PSBB Surabaya Raya Ditiadakan
PSBB Surabaya Raya Berakhir, Pangdam V Brawijaya: Atasi Covid-19 Tidak Perlu Pakai Drama
Pangdam V Brawijaya menegaskan pada tiga kepala daerah di kawasan Surabaya Raya untuk serius dan tak setengah-setengah mengatasi pendemi Covid-19.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iryansyah menegaskan pada tiga kepala daerah di kawasan Surabaya Raya untuk serius dan tak setengah-setengah dalam mengatasi pendemi Covid-19.
Bahkan ia menyebut bahwa dalam mengatasi pandemi Covid-19 harus didasari dengan fakta yang ada di lapangan, dan tidak perlu diatasi dengan drama.
Meski PSBB sudah dihentikan dan Surabaya Raya yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo sudah memasuki masa transisi new normal, namun harus diimbangi dengan pengetatan protokol kesehatan dengan serius.
"Kita semua ingin penyebaran Covid-19 segera tuntas dan selesai. Kalau tidak diperpanjang atau apalah namanya nanti itu tidak ada artinya kalau tidak ada keinginan yang baik untuk menyelesaikan masalah ini," kata Mayjend TNI Widodo Iryansyah.
• PSBB Surabaya Raya Tak Diperpanjang, Surabaya Terapkan Masa Transisi 14 Hari Menuju New Normal
• Jadwal Acara TV Trans TV RCTI SCTV GTV Indosiar ANTV TRANS 7 Selasa 9 Juni 2020, Ada Film Entourage
• Beredar Kabar Pasien Covid-19 Perempuan di Kabupaten Malang Keluyuran, Kapolsek Lawang: Tidak Benar
Menurutnya semua sadar sebenarnya apa yang menjadi alasan mengapa penyebaran Covid-19 di Surabaya Raya tidak kunjung selesai.
Dan menurutnya upaya yang sudah dilakukan TNI dan Polri tidak akan ada artinya jima tidak ada dukungan dari pemda setempat.
Ia mencontohkan upaya TNI Polri dalam merealisasikan RS Darurat di Jalan Indrapura. Ia meminta bantuan Panglima untuk membantu sebanyak 30 tenaga kesehatan dan hal itu terealisasikan dalam waktu tiga hari.
"Kita sepenuhnya mendukung apa yang dibutuhkan Pemda. Tapi kalau yang didukung setengah-setengah ya susah, sama saja," tegasnya.
Jika kondisi pandemi ini berkelanjutan yang menjadi korban adalah masyarakat.
Jika masyarakatnya menengah ke atas maka mereka masih bisa tenang karena masih ada tabungan.
Sedangkan untuk masyarakat yang menengah ke bawah dan bekerja di sektor informal maka kasihan mereka tidak bisa bekerja dan tidak bisa mencari makan.
"Kalau memungkinkan Perwali dan Perbup dipertajam lagi. Kita bantulah. Bahkan panglima TNI sudah menginstruksikan lewat telegram untuk kita melakukan operasi pengetatan protokol kesehatan selama dua minggu di tempat tempat keramaian, dan ini sudah kami lakukan," ucapnya.
Operasi dilakukan di bandara, stasiun, dan juga tempat layanan publik demi keselamatan bersama.
Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri sendiri, melainkan masyarakat harus berkomitmen.
• Terlihat Lugu dan Menangis saat Video YouTube Bermasalah, Sifat Asli Kekeyi Dibongkar Pakar Ekspresi
• Dimaki Raul Lemos, Azriel Ancam Bongkar Rekaman Percakapan Melalui Telepon: Biar Semua Orang Tahu
• UPDATE Virus Corona di Situbondo: Tambah 2, Pasien Positif Covid-19 Meninggal Dunia Jadi Lima Orang
Salah satunya bisa diwujudkan dengan pembentukan kampung tangguh yang manfaatnya sangat besar dalam pencegahan penyebaran Covid-19.
Bahkan peoyeksinya kampung tangguh tidak hanya untuk pencegahan Covid-19. Ke depan kampung tangguh digadang untuk bisa menjadi tangguh dalam pencegahan kriminalitas.
"Jadi saya minta untuk menyelesaikan masalah Covid-19, janganlah kita pakai data fakta atau drama dan sebagainya lah. Maka mari kita riil di lapangan. TNI Polri mendukung sepenuhnya," katanya