PKS dan PA 212 Kompak Enggan Majukan Prabowo Pada Pilpres 2024, PA 212: ada yang Susah Dilupakan

PKS dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 kompak untuk tidak mengusung Prabowo Subianto kembali dalam Pilpres 2024 nanti.

Editor: Aqwamit Torik
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto memberikan penjelasan saat debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). 

TRIBUNMADURA.COM - PKS dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 kompak untuk tidak mengusung Prabowo Subianto kembali dalam Pilpres 2024 nanti.

Ada alasan tersendiri di antara kedua partai tersebut mengapa enggan mengajukan kembali Prabowo sebagai calonnya.

Bahkan, PKS akan mengusung kadernya sendiri pada Pilpres 2024 nanti.

Sedangkan PA 212 menyebut jika mereka punya catatan untuk Prabowo yang sulit dilupakan.

Partai Gerindra kembali membuka kemungkinan mengusung Ketua Umum mereka, Prabowo Subianto, sebagai capres di pemilu 2024.

Syaratnya, jika kader dan rakyat menghendaki.

Baca Manga One Piece Chapter 982, Kisah Aliansi Luffy yang Sudah Berada di Onigashima

Daftar Harga & Spesifikasi iPhone Juni 2020, iPhone 7 Plus 6,7 Juta, iPhone 11 256GB Rp 17,5 Jutaan

Peluang Prabowo kembali maju menjadi capres disampaikan Sekjen Partai Gerindra,
Ahmad Muzani.

Namun, dia menyebut pihaknya tak akan mengambil keputusan dengan terburu-buru.

"Jika beliau (Prabowo) sehat, jika kader meminta, jika rakyat mengharapkan, tentu saja ini akan menjadi cara berpikir beliau, untuk mengambil keputusan pada waktu yang tepat," imbuhnya.Pada Pilpres 2019 Gerindra bersama PKS, PAN, Partai Demokrat, Partai Berkarya, dan Partai Idaman mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menghadapi Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Pasangan itu kemudian kalah dan memperoleh sekitar 44,5 persen.

Berbeda dengan Pilpres tahun lalu, Prabowo sepertinya tidak akan lagi didukung oleh partai lain jika maju kembali sebagai Capres 2024.

PKS yang pada 2014 dan 2019 selalu berada di front terdepan mendukung Prabowo, kini enggan mendukung kembali mantan Panglima Kostrad itu.

Alih-alih mendukung Prabowo, PKS memilih mengajukan kadernya sendiri sebagai capres.

Daftar Harga HP Realme di Bulan Juni, ada Rekomendasi Mulai Realme C3, Realme 5 Pro Hingga Realme 6

Terbaru Harga Emas Jumat 12 Juni 2020, Harga Emas Antam Terpantau Turun, Simak Juga Daftar Harganya

Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mengatakan, partainya tak mempermasalahkan rencana Prabowo untuk maju lagi dalam kontestasi pemilihan presiden.

Menurut dia, selama Prabowo masih memenuhi persyaratan sebagai capres, tak ada salahnya maju kembali.

Apalagi, kata dia, setiap orang memiliki hak untuk membangun bangsa.

"Selama memenuhi syarat monggo. Haknya Pak Prabowo dan semua tokoh terbaik negeri untuk maju. Selama niatnya membangun negeri kita dorong dan apresiasi," kata Mardani saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).

Meski demikian, Mardani mengatakan pihaknya akan berupaya untuk mencalonkan capres yang berasal dari kader sendiri.

Meski saat ini, PKS masih akan membahas siapa kader yang layak maju dalam pilpres 2024.

"PKS akan membuat keputusan melalui Majelis Syuro. Tiap partai selalu berusaha memajukan kadernya," ucapnya.

"Tahun 2024 PKS akan berusaha mengusung kadernya sendiri. Tapi PKS belum akan memutuskan dalam waktu dekat."

Tak hanya PKS yang enggan mendukung kembali Prabowo. Persaudaraan Alumni (PA) 212, kelompok-kelompok yang awalnya bergabung dalam Aksi 212 dan kemudoan lantas ikut mendukung Prabowo pada Pilpres 2019, kini juga tak mau lagi mendukung mantan menantu Presiden Soeharto itu.

Menurut Ketua Umum PA 212, Slamet Maarif, Prabowo sudah selesai atau finis.

Daftar Harga HP Oppo Rekomendasi di Awal Juni 2020, Mulai dari Oppo A5s Hingga Oppo Reno Series

Cara Mudah Mengecek Data Penerima Bansos Covid-19, Bisa Diakses Melalui Aplikasi atau Online

"Pilpres 2019 pengalaman sendiri bagi kami dan untuk perjuangan kami ke depan bahwa Prabowo sudah finis. Biarkan saat ini Prabowo menikmati dan menyelesaikan tugasnya sebagai Menhan," ujar Slamet, ketika dihubungi Tribunnews.com ( TribunMadura.com network ) , Kamis
(11/6/2020).

Ketimbang maju lagi sebagai capres, Slamet menilai Prabowo lebih baik menjadi seorang negarawan dan membiarkan adanya calon presiden baru dan muda untuk memimpin Indonesia.

"Cukuplah Prabowo di 2024 menjadi negarawan dengan memunculkan capres baru yang muda, karena kami yakin 2024 saatnya yang muda yang pimpin negeri. Apalagi umat punya catatan sendiri kepada Prabowo yang susah untuk dilupakan di 2019," kata dia.

Sulit Menang

Mengenai peluang Prabowo dalam Pilpres 2024, pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, memprediksi akan sulit bagi Prabowo menang dalam kontestasi tersebut.

"Ya mengagetkan juga kalau beliau (Prabowo) 2024 mau maju lagi. Tapi kalau prediksi saya sih akan sulit menang. Sulit ya, bukan nggak mungkin," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (11/6/2020).

Hendri kemudian membeberkan analisisnya mengapa Prabowo sulit menang.

Salah satu alasannya, karena keputusan Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah dengan menjadi menteri pertahanan. Hendri menilai Prabowo akan kehilangan banyak suara akibat keputusannya tersebut.

Meski demikian, ia juga menilai Prabowo akan menjadi orang yang paling berpengalaman jika turut serta dalam kontestasi politik 2024.

"Pastinya akan berpengaruh besar, karena sekarang kan dia ini meninggalkan ranah oposisi menjadi koalisi. Nah itu otomatis kan mengecilkan suara pemilihnya," kata dia.

"Prabowo akan jadi orang paling berpengalaman kalau maju di kontestasi Pilpres, apapun hasilnya (kemarin-kemarin) dia itu orang paling berpengalaman," imbuhnya.(tribun network/dit/dod)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ketika PA 212 dan PKS Kompak Menolak Prabowo Maju Lagi di Pilpres 2024

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved