Berita Viral

Puluhan Murid Rela Belajar di Sekitar Pemakaman, Akibat Tak Bisa Belajar Online, Simak Kisahnya

Kondisi anak-anak itu menggugah hati seorang anggota Polsekta Mamajang, Aiptu Paleweri yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.

Editor: Aqwamit Torik
Shutterstock.com
Ilustrasi belajar 

TRIBUNMADURA.COM - Wabah pandemi membuat kegiatan sekolah diganti menjadi belajar online di rumah.

Namun, beberapa murid yang kurang mampu terkendala, karena tak memiliki fasilitas untuk belajar secara online.

Karena mereka tak mempunyai ponsel pintar dan mampu mengisi kuota internet.

Hal tersebut dialami oleh murid yang berada di kota Makassar.

Misalnya yang dialami anak-anak yang bermukim di pinggir tempat pemakaman umum (TPU) Dadi, Makassar.

Update, Harga Oppo di Awal Juli 2020, Rekomendasi Apik Mulai Oppo A31, Oppo Reno Hingga Oppo A92

Hukuman Denda Diberikan Pada Emak-Emak yang Viral Bermain TikTok di Suramadu, ini Pesannya

Update, Harga Vivo di Awal Juli 2020, Mulai dari Seri Vivo Y12, Vivo S1 Hingga Vivo V15, Spek Apik

Kondisi anak-anak itu menggugah hati seorang anggota Polsekta Mamajang, Aiptu Paleweri yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.

Paleweri kemudian menginisasi penyediaan fasilitas internet di kompleks TPU Dadi hingga mendirikan tempat belajar bersama. 

Kompleks TPU Dadi dipilih menjadi lokasi belajar karena daerah sekitar penuh dengan rumah penduduk.

Tak ada lagi lokasi untuk bisa mendirikan bimbel.

Paleweri juga tidak segan mengeluarkan dana pribadi membangun tempat tersebut.

Misalnya untuk tenda, kursi, meja, serta fasilitas intenet.

“Saya lihat banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu, tidak bisa sekolah online.

Orangtua mereka kesulitan membeli kuota internet sehingga saya memasukkan jaringan internet.

Setelah ada internet, banyak anak-anak dari tingkat SD, SMP, dan SMA terpaksa duduk di atas kuburan sambil belajar.

Aiptu Paleweri mendidikan posko belajar bersama di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi selama belajar online.
Aiptu Paleweri mendidikan posko belajar bersama di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi selama belajar online. (KOMPAS.COM/HENDRA CIPTO)

Jadi saya bersama warga sekitar kemudian mendirikan tenda dan membuat kursi serta meja,” ujar Paleweri saat dihubungi Kompas.com ( TribunMadura.com network ) , Sabtu (4/7/2020).

Anak-anak yang mengikuti pendidikan berasal dari Kampung Tumpang, Kelurahan Maricaya Selatan.

Jumlahnya untuk murid SD 26 orang, 24 orang siswa SMP, 7 orang siswa SMA, dan 4 orang anak putus sekolah.

“Mereka itu berbeda-beda sekolah. Jadi selain bisa menikmati WiFi gratis, mereka juga ada yang bimbing dari senior-seniornya.

Jadi murid SD diajar kakak-kakaknya yang sudah SMP dan SMA.

Jadi mereka saling belajar dan mengajar.

Saya dan beberapa masyarakat mengawasi dan ikut juga memberi pelajaran,” ucap Paleweri.

Update, Harga Vivo di Awal Juli 2020, Mulai dari Seri Vivo Y12, Vivo S1 Hingga Vivo V15, Spek Apik

Wali Kota Surabaya Risma Minta Ibu Hamil agar Check Up di Rumah Sakit, Bukan di Puskesmas

Harga Emas Hari ini Sabtu 4 Juli 2020, Harga Emas Terpantau Naik, Simak Daftar Emas Selengkapnya

Seiring berjalannya waktu, ada banyak anak-anak dari Kelurahan Mamajang Luar yang ikut belajar.

Sehingga total anak-anak yang belajar di TPU Dadi mencapai 80-an orang.

“Jadi waktu belajar online mereka ada, sama seperti jam sekolah mulai dari pagi sampai sore.

Jadi ada anak yang masuk shift pagi dan ada yang shift sekolah sore.

Habis magrib, belajar mengaji dilanjutkan.

Ada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar yang membantu mengajar,” jelasnya.  

Paleweri mengungkapkan, anak-anak tersebut tidak risih atau pun takut dengan situasi belajar di sekitar kuburan.

Mereka sudah terbiasa dengan situasi itu.

Anak-anak tersebut bahkan siang dan malam lewat di TPU tersebut.

Ini karena jalan menuju rumah mereka harus melewati kuburan.

Lokasi pendidikan yang dia bangun juga membuat anak-anak saling peduli.

Misalnya ada anak yang tidak mempunyai ponsel pintar, anak yang memiliki akan meminjamkan.

Paleweri tetap berupaya untuk membeli ponsel pintar agar bisa digunakan bersama.  

Jika sekolah online berakhir, dia akan tetap melanjutkan tempat belajar bersama itu.

“Saya sebagai anggota institusi Polri, wajib membantu masyarakat. Apalagi dengan membantu orang lain, nilai pahalanya yang sangat besar,” tuturnya.

(Kompas)

Artikel ini telah tayang di Kompas dengan judul Puluhan Anak Miskin Belajar di Kuburan karena Tak Bisa Sekolah Online, Ini Ceritanya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved