Berita Bondowoso
Tragedi Maut di Gunung Piramid, Pendaki Tewas setelah Sepekan Hilang, Awalnya Mendaki untuk Berfoto
Jenazah pendaki Gunung Piramid bernama Arik Multazam (18) ditemukan setelah sepekan dinyatakan hilang.
TRIBUNMADURA.COM - Pendaki Gunung Piramid di Kabupaten Bondowoso, Arik Multazam (18) ditemukan tewas.
Pendaki Multazam dilaporkan tewas setelah sepekan dinyatakan hilang di Gunung Piramid.
Sebelumnya, Multazam yang merupakan pelajar itu, dilaporkan hilang dan diduga jatuh di Gunung Piramid.
• Rahasia Terdalam Sugeng 3 Tahun Dikuak Teman, Berawal dari Sakit Hati Karena Kulkas Disita Tetangga
• BREAKING NEWS - Ledakan Gas Elpiji Terjadi Dekat Area Gedung DPRD Jember
• Sinopsis Film Deepwater Horizon, Kisah Pekerja Bertahan Hidup setelah Bencana di Tambang Minyak
Remaja itu diketahui hilang setelah turun dari puncak Gunung Piramid.
Seperti yang diketahui, sekitar satu tahun yang lalu, pendaki Thoriq juga hilang di Gunung Piramid.
Gunung Piramid berada di kawasan Pegunungan Hyang Argopuro itu.
Setahun lalu ramai diberitakan, seorang pelajar SMP bernama Thoriq Rizky Maulidan, siswa SMP hilang di Gunung Piramid.
Pelajar SMAN 1 Tenggarang Bondowoso terpeleset ketika hendak turun dari Puncak Gunung Piramid usai berfoto bersama rekannya.
Bermula mengambil foto
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (9/8/2020) pagi.
Sekretaris BPBD Bondowoso Adi Sunaryadi mengemukakan, awalnya tiga orang anak naik ke Puncak Gunung Piramid.
Salah satu di antaranya adalah korban.
Mereka mendaki ke puncak untuk mengambil foto.
Seusai berfoto, ketiganya berniat turun.
Namun sekitar pukul 08.00 WIB, korban terpeleset dan jatuh ke tebing sebelah utara.
Adapun, rombongan itu awalnya mendaki berlima sejak Sabtu (8/8/2020) sore.
Tetapi hanya tiga orang yang berfoto di puncak.
Sebelum berfoto di puncak, mereka mendirikan tenda di belakang Punggung Naga dan bermalam di sana.
Minta tolong warga
Jatuhnya satu orang pendaki membuat dua rekannya panik.
Mereka pun meminta pertolongan.
"Kedua saksi minta pertolongan ke bawah atau ke warga," kata dia.
Tim TRC Bondowoso kemudian bergerak untuk menemukan keberadaan Multazam. "Saat ini kami masih mencari lokasi korban jatuh," tutur dia.
Ditemukan Meninggal Dunia
Titik lokasi keberadaan pendaki bernama Arik Multazam (18) siswa SMA 1 Tenggarang yang jatuh terpeleset di Gunung Piramid, Bondowoso, sudah diketahui.
Arik Multazam ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban ditemukan dengan posisi tertelungkup dan masih mengenakan pakaian lengkap.
Dari informasi sementara posisi Arik berada di jurang dengan kedalaman sekitar 500 meter.
Arik terpeleset kemudian terjatuh di sisi kanan jurang usai mendaki puncak Gunung Piramid untuk berfoto, Minggu (9/8/2020) sekira pukul 08.00 WIB.
Dansru Basarnas Jembee, Irwan Feri membenarkan bila titik keberadaan Arik sudah diketahui.
Namun, lima orang tim evakuasi Basarnas beserta unsur relawan, TNI, dan Polri akan melakukan evaluasi ulang posisi korban.
"Kami akan melakukan survei dulu terhadap survivor (korban) posisinya di mana. kalau memungkinkan kita evakuasi hari ini juga. Kalau tidak memungkinkan kami akan dirikan tenda," katanya ketika ditemui di Punggung Naga, Gunung Piramid, Minggu (9/8/2020).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, mekanisme evakuasi bisa memalui dua jalur dari atas ataupun bawah.
Pihaknya dan sejumlah tim, akan melakukan berupaya semaksimal mungkin untuk segera melakukan evakuasi.
"Kalau dari bawah kita susur sungai, sedangkan dari atas lebih sulit karena kekurangan alat penarik atau anchor," tandasnya.
Kisah Pendaki Thoriq Rizky Maulidan
Thoriq, pendaki yang diduga hilang di Gunung Piramid pada Senin (24/6/2019) (Instagram @pendakilawas)
Sebelumnya pendaki bernama Thoriq Rizky Maulidan, siswa SMP hilang usai mendaki Gunung Piramid di Bondowoso, Jawa Timur.
Keinginan Thoriq melihat sunset di Gunung Piramid tak kesampaian.
Setelah hilang lebih dari sepekan, Thoriq ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Menurut cerita rekannya, jejak Thoriq tak terlacak setelah kabut tebal datang saat mereka melakukan pendakian.
Jalur Membuat Terkesan dan Menantang
Seorang pendaki asal Desa Kembang, Dusun Salak, Tlogosari, Bondowoso, Jawa Timur, Rachmawati berbagi cerita tentang pengalamannya mendaki Gunung Piramid.
Ia mengatakan, Piramid terkenal dengan trek yang menantang, meski tak terlalu tinggi.
Rachmawati, yang biasa disapa Rara, mengatakan, ia mendaki Gunung Piramid bersama teman-temannya pada 9 September 2018.
Rara mengisahkan, pemandangan di Gunung Piramid sangat indah, dan membuat siapa saja yang menyambanginya ingin berlama-lama di sana.
“Bagus banget. Rasanya saya ingin berlama-lama dan kembali lagi dan lagi ke Gunung Piramid,” kata Rara, yang pernah mendaki sejumlah gunung, saat dihubungi KompasTravel, Sabtu (6/7/2019).
Namun, lanjut Rara, trek yang di Gunung Piramid memang menantang.
Rara mengaku sempat tak menyangka ketika melihat trek dan kondisi medan Gunung Piramid.
“Ketika itu kami berlima kaget dengan trek yang disuguhkan karena di pikiran kami saat itu Gunung Piramid tidak begitu tinggi hanya sekitar 1.521 meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata dia.
"Ternyata kanan kiri jurang, yang jika salah melangkah bisa-bisa kami hanya kembali nama,” cerita dia.
Lokasi Diapit 3 Gunung

Lokasi Gunung Piramid berada di tengah, diapit Gunung Salak, Gunung Kerincing, dan Gunung Saeng.
Dari gunung ini, pemandangan pegunungan lain di sekitarnya terlihat elok.
Sebelum mencapai puncak Gunung Piramid, pendaki harus melalui "punggung naga", lokasi yang dianggap berbahaya lantaran kemiringannya yang ekstrem dan jalur sempit.
Menuju "punggungan" ini, terdapat sebuah campground yang hanya bisa memuat satu tenda.
Menurut Rara, dari campground ini pemandangan sudah terlihat sangat indah. Akan tetapi, terlihat lebih indah jika disaksikan dari "punggung naga".
“Dari campground pemandangan udah lumayan bagus, cuma lebih bagus lagi kalau sudah memasuki jalur punggung naga. Benar-benar surga tersembunyi,” papar dia.
Dari pengalamannya itu, Rara mengingatkan agar para pendaki yang ingin mendaki Gunung Piramid agar selalu waspada dan membawa alat-alat yang memadai.
“Keep safety dan bawa alat-alat memadai, serta ajak teman yang berpengalaman sekaligus bertanggung jawab atas satu sama lain,” kata Rara.
Senada dengan Rara, admin @bondowosoexplorer saat dihubungi secara terpisah, juga menyarankan agar menggunakan jasa guide jika ingin mendaki Gunung Piramid.
Pendaki juga diingatkan memastikan memiliki kapasitas pendakian yang baik dan membawa peralatan lengkap mengingat medan yang berbahaya. (*)
Kronologi pendaki Thoriq ditemukan
Hilangnya seorang pendaki bernama Thoriq Rizky Maulidan (14) di Gunung Piramid menarik perhatian banyak orang.
Korban diketahui hilang 12 hari lamanya sejak Minggu (23/6/2019) hingga akhirnya ditemukan Jumat (5/7/2019) lalu.
Jenazah korban Thoriq ditemukan oleh tim Wanadri yang melakukan pencarian lanjutan setelah Tim SAR menghentikan pencarian korban Minggu (30/6/2019).
Dikutip dari channel Youtube AMIRENESIA Selasa (9/7/2019), ketua Tim Wanadri, Eko Wahyu Prasetyo mengungkapkan kesaksiannya.
• Sempat Diduga Bukan Terpeleset, Polisi Temukan Sebab Baru Kematian Pendaki Thoriq di Gunung Piramid
• Demi Sensasi, ASA Suami Jual Istri Sering Layani Hubungan Badan Tak Wajar, Tarif Jutaan Laris Manis
• Bukan Terpeleset, Terkuak Sebab Kematian Pendaki Thoriq yang Jasadnya Ditemukan di Gunung Piramid
Eko adalah orang pertama yang menemukan Thoriq dalam keadaan tak bernyawa tersangkut pada sebuah pohon.
Eko mengungkapkan bahwa timnya pertama kali bergabung dengan SAR pada hari ketiga pencarian resmi.
"Awal mula proses pencarian Thoriq itu kita baru bergabung dalam operasi SAR itu hari ketiga. Kita baru datang ke Bondowoso itu hari kedua itu pencarian yang dikoordinatori oleh Basarnas," jelas Eko.
"Nah di hari ketiga itu saya sendiri selaku ketua itu langsung menganalisa data untuk mencari titik-titik yang kemungkinan itu Thoriq terjatuh," ungkapnya.
Setelah mengantongi izin untuk turun melakukan pencarian, ia bersama dengan tim kemudian menuju lokasi 'search area' yang merupakan titik analisis dugaan korban terjatuh.
"Dari analisis tersebut kamu kerucutkan menjadi wilayah search area."
"Search area itu berdasarkan keterangan saksi dan bukti-bukti lapangan yang telah dikembangkan oleh basarnas begitu," ungkap Eko.
Beberapa hari melakukan analisis dan pencarian, jasad korban belum juga ditemukan.
Sampai akhirnya, Jumat (5/7/2019) timnya kembali melakukan pencarian untuk menemukan Thoriq.
Nah di situ saat kami mencoba menuruni di hari pertama operasional itu hari Jumat rencana kami tiga hari, hari jumat pagi kami tetap menuruni lokasi yang sudah kami plotting."
"Di sebelah utara punggungan sesuai dengan keterangan saksi," jelasnya.
Tim Wanadri saat itu melakukan pencarian di sisi sebelah utara 'punggung naga'.
"Di situ kami selesai menuruni wilayah Utara itu sekitar 14.40 WIB kami selesai menyisir wilayah Utara," jelas Eko.

Tak berhenti pada sekitar 'search area' , tim Wanadri juga melakukan pencarian pada sisi sebelah selatan.
Eko mengaku menaruh curiga pada sisi sebelah selatan lantaran ada patahan pohon kering yang aneh.
"Kami kemudian rencana mencoba menyisir wilayah Selatan, karena kami sedikit curiga dengan beberapa pohon yang ada di atas kami," jelas Eko.
"Ada beberapa pohon kering yang patah itu kami curigai sebagai jalur survivor Thoriq ini terjatuh begitu," katanya.
"Karena patahannya itu sedikit aneh seperti pegangan orang sebelum jatuh gitu. Di situ saya cobalah turun."
Kecurigaan Eko ternyata benar, baru sekitar 40 meter berjalan, ia mencium bau jenazah.
"Saya turun di situ radius punggungan itu mulai 40 meter saya mulai mencium bau-bau jenazah begitu," katanya.
"Karena saya juga sudah beberapa kali mencium bau jenazah gitu jadi sedikit tahu, saya turun ke bawah lagi baunya semakin menyengat," jelas Eko.
• Perut Bayi 4 Bulan Membesar Akibat Orang Tuanya Memberi Makan Nasi, Bisa Jadi Pelajaran Orang Tua
• Pria Bertopeng yang Buat Ibu Muda Merintih dan Mertuanya Kaget Terkuak, Ternyata Masih di Bawah Umur
• Rumah Megah Tanpa Penghuni di Sumenep Madura Terbakar, 2 Unit Mobil PMK Dikerahkan ke Lokasi

Penasaran dengan sumber bau menyengat, ia kemudian kembali turun dan benar-benar menemukan jenazah Thoriq.
"Akhirnya saya putuskan untuk ke bawah lagi akhirnya saya mulai melihat ke bawah, saya melihat kaki, saya turun lagi saya langsung memastikan bahwa itu survivor," kata Eko.
"Ketika saya sudah memastikan itu survivor saya langsung intruksi ke teman-teman yang di atas itu peluit tiga kali," jelasnya.
Setelah Eko membunyikan peluit dan berkomunikasi dengan tim Wanadri, ia langsung diminta untuk azan.
"Langsunglah mas Wang senior saya menyuruh saya azan."
"Di situ saya langsung azan, azan berkumandang, setelah azan berkumandang saya turun," ungkap Eko.
Ia yang saat itu masih seorang diri, kemudian turun dan duduk di sebelah jenazah Thoriq.
Ia duduk di lokasi penemuan jenazah setidaknya 1,5 jam sampai tim Wanadri lain menyusulnya.
"Saya turun dan duduk di sebelah jenazah survivor, saya duduk di situ, selama kurang lebih 1 jam setengah," katanya,
"Mengorientasi jenazah dan menelusuri jejak-jejak yang diakibatkan jalur terpelesetnya itu, kemudian disususullah dengan senior saya satu lagi bang Andre."
• Masih Ingat Pria Pengancam Penggal Kepala Jokowi, Kini Ia Sudah Menikah di Dalam Rumah Tahanan
• Kisah Kopassus Turunkan 3 Pendekar Sakti Asal Banten Untuk Tangkal Ilmu Gaib Musuh & Menangkan Misi
• UPDATE Terbaru Kasus MUTILASI di Pasar Besar Malang, Sugeng si Jagal Terancam Hukuman Seumur Hidup

Setelah memastikan bahwa jenazah yang ditemukan benar Thoriq, keduanya lansung naik ke atas.
Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 16.20 WIB dan tidak memungkinkan untuk melakukan evakuasi.
"Karena waktu sudah sekitar pukul 16.20 WIB, jadi sudah hampir gelap," katanya.
Lantaran keterbatasan tenaga tim Wanadri dan juga tidak memungkinkannya medan dilalui malam hari, evakuasi korban akhirnya dilakukan keesokan harinya.
"Pertama karena tenaganya habis kedua karena memang tidak bisa untuk dilakukan evakuasi malam, karena sangat tipis sekali medannya dan medannya yang curam," katanya.
"Akhirnya saya putuskan untuk tarik mundur ke POS 2 dan evakuasinya besok pagi," pungkas Eko.
Lihat videonya yang diembed dari Youtube oleh TribunMadura.com di sini: (menit 05:00)
Pengakuan Rekan Mendaki Korban
Saat mendaki Gunung Piramid, Thoriq diketahui pergi mendaki bersama tiga rekannya yakni Pungky, Syafril dan juga Rizky.
Dikutip dari Kompas.com, Pungky rekan Thoriq mengungkapkan bahwa mereka berangkat mendaki Minggu (23/6/2019) sekitar pukul 07.00 WIB.
"Kami berangkat jam 07.00 dan tiba di tempat parkir motor sekitar jam 07.30," terang Pungky Sabtu (6/7/2019).
Setelah itu, mereka langsung memulai pendakian dan tiba di Punggung Naga sekitar pukul 15.30 WIB.
"Kami tiba di Punggung Naga, jalur pendakian sekitar pukul 15.30 WIB. Lalu istirahat," kata dia.
Saat di Punggung Naga, Syafril mengaku kelelahan dan tidak ikut melanjutkan pendakian sampai puncak.
"Akhirnya saya, Rizky, dan Thoriq, melanjutkan perjalanan ke puncak Bukit Piramid, dan tiba di sana (puncak) pukul 16.00 WIB," kata Pungky.

Saat sampai di puncak, kondisi cuaca tidak bersahabat sehingga ketiganya memutuskan untuk turun.
Rencana awal, ketiganya akan menikmati sunset di puncak Gunung Piramid.
Paling sekitar 10 menitan berada di atas, dan akhirnya kami bertiga turun. Tadinya mau lihat sunset di atas puncak," kata dia.
Saat turun itulah, Thoriq berada di depan, sementara Pungky di tengah dan Rizky ada di paling belakang.
Tak disangka, saat sudah sampai di lokasi Syafril beristirahat, Thoriq rupanya belum juga sampai.
"Saya kira Thoriq sudah tiba dulu karena dia di depan saya. Begitu saya tanya Syafril, katanya Thoriq belum tiba," ungkap Pungky, dengan tatapan sedih.
"Saya tiba di Punggung Naga sekitar pukul 16.30. Saya dan teman-teman lalu mencari dan terus manggil Thoriq, namun tidak ada jawaban," tegas Pungky.
Lantaran tidak menemukan titik temu keberadaan Thoriq, ia akhirnya memutuskan untuk turun sekitar pukul 17.30 WIB.
"Saya akhirnya turun dan tiba di parkiran itu jam 19.00 WIB," ujar dia.
(TribunWow.com)