Meski Kerap Dianggap Stres, Penjual Cilok Berpakaian Jas ini Akui Omzetnya Naik, Begini Alasannya
Seorang penjual cilok di Jember bernama Agus Mujianto (50) mengaku sudah tiga bulan ini mengenakan setelan jas, dasi dan sepatu pantofel
TRIBUNMADURA.COM - Melakukan pekerjaan apapun asalkan pekerjaannya halal, akan menghasilkan rejeki yang berkah.
Tentu saja, usaha dan strategi marketing juga harus diterapkan.
Seperti yang penjual cilok ini lakukan dalam strategi marketingnya.
Ia berpakaian rapi dan mengenakan jas demi bisa menarik pelanggan.
• BLT Rp 600 Ribu dengan Rekening Bank Swasta Seperti BCA Akan Cair, Tapi Terima Lebih Lambat
• Terbangun dari Tidur, Warga Malang ini Terkaget-Kaget saat Lihat Halaman Rumah, Pagar Jadi Petunjuk
• Ramalan Zodiak Selasa 1 September 2020, Leo Penuh Semangat, Capricorn Tertekan, Libra Sangat Sibuk
Berpenampilan beda dari orang lain memang kerap mengundang perhatian.
Terkadang malah menimbulkan komentar yang tak enak didengar.
Seorang penjual cilok di Jember bernama Agus Mujianto (50) mengaku sudah tiga bulan ini mengenakan setelan jas, lengkap dengan dasi dan sepatu pantofel, saat berjualan.
Menurut Muji, sapaan akrabnya, dilakukan untuk menarik perhatian para pembeli.
"Tujuan mengunakan pakai ini untuk memikat pembeli,” kata pria warga Desa Wonojati tersebut, Senin (31/8/2020).
Biasanya, Muji berjualan cilok dan bakso di Pasar Jenggawah, Kecamatan Jenggawah, sejak pagi hingga tengah hari.
Jas bekas
Muji menceritakan, sebelum berjualan cilok dan bakso, dulunya dia adalah penjual baju bekas.
Namun, usahanya itu tak berjalan lancar, dan akhirnya beralih menjadi pemulung.
Setelah itu dia merantau ke Sumatera.
Sepulang dari Sumatera, Muji pun memutuskan untuk kembali berjualan cilok hingga sekarang.