Berita Internasional
Oknum Polisi Tembak Bocah Pengidap Autis, Bermula Diminta Tolong Orang Tua Tapi Berujung Petaka
Polisi Salt Lake City telah merilis rekaman kamera yang dikenakan petugas dalam insiden yang terjadi pada 4 September tersebut.
TRIBUNMADURA.COM - Nasib nahas seorang bocah laki-laki yang dilumpuhkan oleh oknum polisi.
Bocah laki-laki itu mengidap autisme.
Mulanya, polisi hanya diminta untuk menenangkan anaknya.
Tapi, insiden nahas itu malah terjadi.
Nasib malang dialami oleh seorang bocah laki-laki penyandang autisme bernama Linden Cameron.
• Resmi, Emil Dardak Ditugaskan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Pimpin Demokrat Jatim
• Mujur, Beli Pakaian Bekas di Pasar Loak, Pria ini Tak Menyangka Temukan Uang Rp 71 Juta di Saku Jas
• Promo Superindo 22 September 2020: Deterjen Rinso 1.8 Kg Rp 32.900 - Shampoo Lifebuoy Cuma Rp 23.500
Cameron dilaporkan mengamuk sebelum akhirnya dilumpuhkan polisi dengan tembakan.
Padahal, sang ibu menelepon polisi hanya untuk meminta agar putranya tersebut ditenangkan.
Bocah berusia 13 tahun dengan autisme ini berasal dari Salt Lake City, Utah, Amerika Serikat ( AS).
Polisi Salt Lake City telah merilis rekaman kamera yang dikenakan petugas dalam insiden yang terjadi pada 4 September tersebut.
Dilansir dari Fox13, Senin (21/9/2020), kejadian bermula ketika ibu korban menelepon 911 untuk memberi tahu bahwa putranya di luar kendali.
Dia meminta bantuan untuk membawa putranya ke rumah sakit.
Polisi merepons dan menuju ke rumah Cameron.
Sesampainya di sana, ibu Cameron mengatakan kepada polisi jika dia mungkin membawa senjata api replika.
Dia juga memberi tahu mereka bahwa putranya sebelumnya mengancam akan menembak salah satu rekan kerjanya.
"Saya tidak percaya itu senjata sungguhan," kata ibu Cameron kepada petugas.
Namun petugas polisi mengatakan mereka harus memperlakukan Cameron seolah-olah membawa senjata api sungguhan.
Setelah itu, polisi mengejar Cameron dan memerintahkannya untuk menunjukkan tangannya lau bertiarap.
Terdengar setidaknya 10 kali letusan senjata api milik polisi tersebut.
Penembakan itu terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Tidak jelas dari rekaman itu jika Cameron mengacungkan senjata.
"Aku merasa tidak enak badan. Katakan pada ibuku aku mencintainya,” terdengar suara Cameron setelah ditembak.
Cameron lalu dibawa ke rumah sakit dengan banyak luka.
Pada hari penembakan tersebut, saudara laki-laki bocah itu menulis di Twitter bahwa Cameron dalam kondisi stabil.
"Sebagai anggota komunitas ini, dan sebagai ibu dari seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, saya sangat sedih dan frustrasi," kata Wali Kota Salt Lake City Erin Mendenhall dalam pernyataan yang dibuat sebelum video itu dirilis.
"Penembakan ini adalah tragedi lain. Ini adalah tragedi bagi anak laki-laki ini, ibunya, keluarga, dan individu yang memiliki masalah kesehatan mental akut,” lanjut Mendenhall.
Polisi mengumumkan penyelidikan akan dilakukan segera dan merilis video bodycam 10 hari kerja setelah kejadian, sesuai kebijakan kepolisian.
Mendenhall mengumumkan langkah-langkah baru dalam transparansi untuk memungkinkan publik merasa percaya pada para pejabatnya.
Langkah tersebut termasuk merilis video bodycam kepada publik secara online tanpa memerlukan permintaan catatan pemerintah.
"Kami berada di awal evolusi dalam cara kota kami menangani keselamatan publik. Dan melalui pekerjaan ini, kami akan tinggal di Salt Lake City yang berbeda yang lebih aman untuk penduduknya dan untuk petugas yang melayani dan melindungi mereka," kata Mendenhall.
• Download Lagu MP3 Ipank - Terlalu Sadis, Lengkap Lirik, Chord Gitar dan Cara Downloadnya
Insiden Tembak Salah Sasaran
Anjas (23) warga Jalan Barukang 3 yang diduga mengalami luka tembak di bagian kepala meninggal dunia usai sebelumnya dinyatakan kritis di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Kabar kematian Anjas dibenarkan Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Kadarislam.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak rumah sakit.
"Iye meninggal. Kami sementara ke sana koordinasi dengan rumah sakit untuk dibawa ke rumah korban," kata Kadarislam, saat dihubungi via telepon, Minggu (30/8/2020) sore.
Kadarislam mengungkapkan, keluarga korban saat ini keberatan atas peristiwa yang menimpa anaknya.
Dirinya akan kembali menemui keluarga korban.
Mantan Kapolres Bone ini mengatakan, bisa saja jumlah anggota polisi yang diperiksa di Propam atas peristiwa penembakam ini bertambah.
Dia belum bisa memastikan ada unsur kesengajaan dalam insiden penembakan tersebut.
Namun, dia menyebut, anggota polisi yang melakukan tembakan peringatan menggunakan peluru tajam.
"Dugaan sementara salah tembak. Iya (pakai) peluru tajam," kata Kadarislam.
Sebelumnya diberitakan, tiga pemuda di Jalan Barukang, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, dilarikan ke rumah sakit usai menjadi korban penembakan polisi, Minggu (30/8/2020) dini hari.
Tiga pemuda yang mengalami luka tembakan tersebut ialah Anjas (23), Iqbal (22), dan Amal (18) (sebelumnya ditulis Amar).
Anjas kini masih kritis setelah mengalami luka tembak di kepala.
Sementara Iqbal dan Amal mengalami luka tembak di bagian betis.
Ketiganya kini masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Bocah 11 Tahun Terkena Peluru Nyasar Saat Bermain di Pinggir Sungai
Seorang anak bernama IA (11) jadi korban peluru nyasar di Pademangan, Jakarta Utara, pada Selasa (16/6/2020).
Kakek korban, Gatot mengatakan, kejadian itu bermula saat IA sedang bermain bersama teman-temannya di pinggir sungai Ciliwung.
"Tiba-tiba si cucu saya itu merasa ada benda yang menabrak bagian punggung.
Setelah itu teman-temannya bilang, jangan-jangan ditepuk setan," kata Gatot saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/6/2020).
Saat dicek, di punggung IA sebelah kanan terlihat berlubang dan mengeluarkan luka.
Oleh orangtua korban, punggungnya diberi perawatan luka tapi tetap mengeluarkan darah.
Keesokan harinya, luka IA semakin menjadi, alhasil orangtuanya membawa ke RSUD Koja untuk diobati.
Setelah di-rontgen, pihak rumah sakit melihat ada proyektil menyerupai peluru bersarang di punggung IA.
Pihak RSUD kemudian langsung merujuk IA ke RS Polri Kramatjati.
"Menjelang malam itu dioperasi, setelah dioperasi bener itu ada pelurunya.
Tapi anak saya tidak boleh lihat langsung, jadi sebatas dikasih tahu oleh dokter lewat gambar difoto," ucap Gatot.
IA juga terpaksa dirawat inap di RS Polri Kramatjati beberapa hari untuk memulihkan bekas luka yang ada di tubuhnya.
Adapun peristiwa tersebut telah dilaporkan keluarga Iqbal ke Polsek Pademangan dengan nomor LP STBL/354/K/VI/2020/Spdm tertanggal 17 Juni 2020.
(Kompas.com/ Danur Lambang Pristiandaru/Kontributor Makassar, Himawan/ Robertus Belarminus)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bocah Autis 13 Tahun Ditembak Polisi, Terdengar 10 Kali Tembakan" dan "Satu Warga Makassar yang Kena Tembak Polisi Meninggal Dunia", "Sedang Bermain, Bocah 11 Tahun di Pademangan Tiba-tiba Terkena Peluru Nyasar" dan "Ditembak Tujuh Kali, Bripka RE Tewas di Polsek Cimanggis ".