Berita Tulungagung
Dikenal Sering Buat Onar, Pria ini Tewas usai Dikeroyok Massa, Kini Jenazahnya Ditolak Warga Desa
Warga Desa Nyawangan Kabupaten Tulungagung menyatakan menolak jenazah Yatno untuk dimakamkan di desanya.
Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Suasana Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, kian memanas, Kamis (24/9/2020).
Hal itu dipicu aksi penolakan masyarakat terhadap jenazah Suyatno (55) alias Yatno, warga setempat.
Warga Desa Nyawangan menyatakan menolak jenazah Yatno untuk dimakamkan di desanya.
• Dua Hari Dilaporkan Hilang, Siswi SD di Mojokerto Tewas di Tambang Pasir, Tersisa Sepeda dan Sandal
• Kejutan Suami untuk Istri Berujung Tragedi, Anak Tiba-Tiba Menghilang di Tempat Les, CCTV Jadi Saksi
• VIRAL Laki-Laki Minta Ampun Gagal Cabuli Gadis Yatim Piatu, Paksa Korbannya Minum Miras di Warung
Sikap warga ini diduga karena Yatno dikenal sebagai sosok yang sering membuat onar di desa itu.
Kepala Desa Nyawangan, Sabar, mengakui penolakan jenazah Yanto.
Seluruh warga desanya menolak cawe-cawe (ambil bagian) dalam seluruh prosesi pemakaman.
“Warga menilai, anggap saja yang mati sapi, bukan orang,” ujar Sabar lewat sambungan telepon.
Dengan demikian warga menolak takziah ke rumah Yatno.
Mereka juga menolak memandikan, mengafani, menyolatkan dan menguburkannya.
Namun pihaknya juga menjamin jika ada warga yang mau membantu proses pemakaman.
• Anak Mencuri Motor, Bapak di Tulungagung Tewas setelah Dikeroyok Warga, Dicegat saat Cari Sinyal
• VIRAL Penjual Bubur Kacang Hijau Fasih Bahasa Jepang dan Inggris, Hanya Lulusan SD hingga Guide Bule
“Kami mempersilakan jika ada warga yang mau membantu,” ucap sabar.
Sebelumnya, Yatno meninggal dunia karena dikeroyok massa, Rabu (23/9/2020).
Jenazah Yatno masih berada di Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak Tulungagung.
Jenazah pria malang ini menjalani autopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.
Kapolsek Sendang, AKP Sugiharjo mengakui ada penolakan di antara warga.
Pihak keluarga sebenarnya ingin memakamkan Yatno pada Rabu malam.
Namun permintaanini ditolak karena Kapolsek menilai situasi Desa Nyawangan belum memungkinkan.

• Dua Tenaga Kesehatan Rumah Sakit di Kota Madiun Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Rekan Kerja
“Mayoritas warga tidak menghendaki dimakamkan di Nyawangan. Kami menunggu perkembangan dari kepala desa dan warga,” ujar Sugiharjo.
Rabu malam puluhan aparat kepolisian diturunkan ke Polsek Sendang.
Namun rencana penangkapan para pelaku pengeroyokan diurungkan, karena warga sudah bersiaga.
Amuk massa ini bermula dari penangkapan pelaku pencurian kendaraan bermotor, K (17) dan B (16).
Dua pelaku yang di bawah umur ini adalah anak kandung Yatno.
Polisi juga menangkap pelaku lain, J (26) tetangga Yatno.
Isu pun perkembang aksi K dan B mendapat dukungan Yatno.
Kondisi diperburuk karena Yatno dikenal sebagai sosok yang antagonis.
Dia dituding berada di balik kematian sapi-sapi di Desa Nyawangan dan sekitarnya, beberapa bulan lalu.
Aksi massa ini terjadi di dekat ladang tebu di Dusun Pathuk, Rabu (23/9/2020) siang.
Saat itu Yatno sedang keluar rumah mencari sinyal telepon seluler.
Polisi sempat mengevakuasi Yatno dari lokasi kejadian.
Namun dia meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD dr Iskak. (David Yohanes/day)0