Pilkada Serentak 2020

Gubernur Ganjar Pranowo Pesimis Warga Terapkan Protokol Kesehatan Saat Pilkada, Ungkap Bukti

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang digelar di tengah pandemi.

Editor: Aqwamit Torik
Tribunnews/Irwan Rismawan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). 

TRIBUNMADURA.COM - Polemik Pilkada di tengah pandemi memunculkan bahasan antara tetap menggelar Pilkada atau menunda gelaran Pilkada.

Permasalahannya ada di upaya pencegahan penularan Covid-19.

Pemerintah menginginkan agar Pilkada tetap digelar sesuai yang dijadwalkan.

Terkait polemik ini, Ganjar Pranowo juga ikut memberikan pendapatnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 yang digelar di tengah pandemi.

Keluarga Curiga Pintu Rumah Tertutup, Saat Diintip ada Ibu dan Anak Tewas, Darah Sudah Mengering

Dua Polisi di Lumajang Dipecat secara Tak Hormat, Sering Mangkir Tugas Meski Diingatkan Berkali-Kali

VIRAL Laki-Laki Minta Ampun Gagal Cabuli Gadis Yatim Piatu, Paksa Korbannya Minum Miras di Warung

Ganjar tak yakin, pelaksanaan Pilkada yang akan mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Sebab, menurutnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan.

Hal itu diungkapkan Ganjar dalam acara Mata Najwa Trans7 yang diunggah di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/9/2020).

"Sampai hari ini saya nggak yakin sama sekali (patuh protokol kesehatan), lha wong semua masih ngeyel aja kok."

"Tidak hanya soal cerita Pilkada sama nggak, semuanya tingkat kengeyelannya masih tinggi," kata Ganjar.

Karena hal itu, pihaknya sampai saat ini masih melakukan operasi gabungan untuk menertibkan masyarakat.

"Nah kenapa sih kita harus ada operasi gabungan untuk menegakkan prokotol kesehatan itu karena tingkat kengeyelannya yang masih tinggi," terangnya.

Ganjar juga mengatakan, lebih baik Pilkada ditunda apabila tahapan kampanye dilakukan secara terbua.

Sebab, lanjut Ganjar, hal itu bisa meningkatkan penyebaran Covid-19 dan membahayakan masyarakat.

"Kalau nanti pilkadanya dengan kampanye terbuka, udah deh nggak usah saja kalau gitu, itu bahaya banget," tegasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020).
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berpose usai wawancara khusus dengan Tribun Network di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2020). (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Namun, jika Pilkada memang tetap diselenggarakan, Ganjar menyarankan agar semua dilakukan secara virtual.

Mulai dari kampanye hingga tahapan yang kemarin sempat ditunda untuk diteruskan secara virtual.

"Jadi betul-betul diberikan saja akses kepada media elektronik, media sosial agar itu betul-betul nantinya bisa dipakai oleh para kandidat sehingga tidak bertemu fisik," jelasnya.

Alasan Pemerintah Tetap Gelar Pilkada di Tengah Pandemi

Komisi II DPR dan pemerintah yang diwakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berpendapat, pandemi Covid-19 di Indonesia masih terkendali.

Hal itu menjadi salah satu alasan DPR dan pemerintah sepakat untuk tetap melaksanakan Pilkada 2020 pada 9 Desember mendatang.

"Mencermati seluruh tahapan yang sudah ada dan sedang berlangsung masih sesuai sebagaimana yang telah direncanakan dan situasi yang masih terkendali."

"Maka Komisi II DPR RI bersama Mendagri, Ketua KPU, Ketua Bawaslu, dan Ketua DKPP menyepakati, pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tetap dilangsungkan pada 9 Desember 2020," kata Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia membacakan simpulan rapat, Senin (21/9/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.

Namun, Komisi II meminta agar penerapan protokol kesehatan Covid-19 dilaksanakan secara konsisten dan pelanggarannya harus mendapatkan sanksi tegas.

Oleh karena itu, Komisi II pun meminta KPU merevisi Peraturan KPU (PKPU) Nomor 10 Tahun 2020 yang mengatur tentang pelaksanaan Pilkada 2020 di masa pandemi Covid-19.

Doli mengatakan, revisi PKPU diharapkan di antaranya mengatur secara spesifik soal larangan pertemuan yang melibatkan massa dan mendorong kampanye secara daring.

Selain itu, juga mewajibkan penggunaan masker, hand sanitizer, sabun, dan alat pelindung diri (APD) lain sebagai media kampanye.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Tsarina Maharani)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ganjar Tak Yakin Protokol Kesehatan Bisa Diterapkan saat Pilkada: Semua Masih Ngeyel Aja Kok

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved