Berita Lumajang
Jalur Pendakian Kembali Dibuka, Gunung Semeru Ditargetkan Jadi Wisata Percontohan Nasional
Sistem wisata di Gunung Semeru akan diatur sedemikian rupa untuk memudahkan para pengunjung.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Ini menjadi pembukaan pertama jalur pendakian Gunung Semeru setelah sebelumnya ditutup selama setahun akibat kebakaran dan pandemi Covid-19.
Pembukaan kembali jalur pendakian ini diawali dengan upacara adat yang dipimpin oleh dukun adat setempat di pelataran Danau Ranupani.
"Pendakian sudah dibuka kembali tentu semua pendaki harus tetap melalui protokol kesehatan yang sudah kami persiapkan," kata Thoriqul Haq.
"Harapannya ini bisa membangkitkan sektor pariwisata Lumajang tapi tetap berpegang protokol kesehatan," sambung dia.
John Kennedy mengatakan, meski pendakian Gunung Semeru kini sudah kembali dibuka, para pendaki harus tetap mematuhi sejumlah persyaratan yang telah ditetapkan.
Kata dia, pendaki wajib terlebih dahulu mendaftar secara online melalui bookingsemeru bromotenggersemeru.org.
• BB TNBTS Pastikan Kebakaran Hutan di Gunung Semeru Berakhir setelah Dua Hari Diguyur Hujan
• Bibir Pantai Pulau Sapeken Sumenep Dipenuhi Sampah Plastik, Warga Takut Wisatawan Enggan Datang
Pembatasan kuota pendaki Gunung Semeru akan ditetapkan setiap harinya, yaitu 120 orang.
"Tetap acuannya usia pendaki 10-60 tahun. Setelah wajib menyertakan surat keterangan sehat," jelas dia.
"Dan sebelum pendakian tetap akan dicek lagi tensinya, detak jantung, termasuk suhu badan," ucapnya.
Selain itu, kata John, pihaknya juga membatasi waktu pendakian.
Pendaki hanya bisa menikmati keindahan lereng Gunung Semeru selama 2 hari 1 malam.
"Sementara hanya dibatasi 2 hari 1 malam maksimal hanya sampai Kalimati," ungkap dia.
"Mudah-mudahan semua bisa mematuhi protokol kesehatan karena kalau ada klaster kami sepakat menutup kembali," lanjutnya.
"Tapi kalau ini baik bertahap jumlah pendaki akan kami tingkatkan sampai 50 persen," pungkasnya.
Perlu diketahui, Sebelumnya, Gunung Semeru ditutup sejak Minggu (22/9/2019) akibat kebakaran hutan.